Lo kenapa?

7 1 0
                                    

"Nura!!" jerit seorang wanita di ambang pintu kamar gadis itu

"Lo udah gila?!!" teriaknya panik melihat Tatunura yang mengerikan.

Jari yang sedari tadi asyik mengukir  luka di lengan dalamnya itu sontak menghentikan aktivitasnya.

Sepersekian detik kemudian terdengar banyak langkah kaki menuju kamar itu. Kemudian muncul lah Hardian disusul oleh istri barunya.

Hardian berjalan mengintimidasi Tatunura. Kemudian Bugh!!! Pukulan keras mendarat di wajah mulus si gadis. Tubuhnya terpental menghantam lantai kamar yang banyak terdapat noda darah.

Arfania Tatunura Hardian nama lengkapnya. Dunia awalnya baik-baik saja kehidupannya pun semanis cokelat mulanya, namun sekejap saja kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat sejak ia tau jika kehidupannya ternyata terlalu banyak pemanis buatan hingga menyisakan pahit di tenggorokan. Rasa manisnya sudah pudar saat seorang yang berkedok sangat baik padanya, selalu bersikap manis dan memanjakannya itu mulai menunjukan wajah aslinya.

Kala itu Nura baru tiba di rumahnya, cuaca diluar cukup panas jadi dia memutuskan untuk cepat- cepat masuk. Wajahnya selalu terlihat ceria, apalagi hari ini adalah hari ulang tahun ayahnya, sebuah kotak maroon kecil itu dia keluarkan dari tas sekolahnya "pasti ayah suka jam tangannya" gumamnya pelan. Namun seketika wajahnya berubah saat berada di depan kamar orang tuanya

"Aku gamau tau ya, pokoknya sore nanti kita CERAI!! pengacaraku udah urus berkas nya juga"  kata Hardian dengan mata melotot.

"Dan satu lagi, hak asuh Nura kamu yang atur.. Aku gamau ngurusin anakmu itu, dua hari lagi istri dan anakku akan pindah kerumah ini. Kamu kemasi semua barang busukmu itu" sambungnya lagi.

" kamu keterlaluan ya, mas! Hak asuh Nura kamu aja yang pegang. Rumah baruku terlalu sumpek nanti kalo bertiga" tolak Anita- ibunya.

BRAK!! 

Kotak itu terjatuh dari tangannya, matanya membulat ketika melihat orang tuanya bertengkar sampai mengucapkan kata 'cerai' dan saling ogah-ogahan untuk mengurus putri mereka sendiri.

Sejak saat itu Nura pergi meninggalkan rumah dan menyewa kamar kost yang terbilang cukup murah untuk seorang pelajar SMA

Dan disinilah Nura berada sekarang, sebuah kamar bercat putih dengan jendela yang gorden nya hijau tua lengkap juga dengan perabotan khas rumah sakit. Mata gadis itu masih terpejam, tangan kanan yang ditusuk jarum infus dan perban yang melingkar di lengan kirinya, wajahnya yang tampak pucat dengan pipi kiri yang membiru tambah lagi kantung mata yang sedikit menghitam itu membuatnya terlihat sangat memprihatinkan.

Seorang perempuan setengah baya tampak resah melihat kondisi seorang gadis yang masih terlelap di atas kasur rumah sakit. Dokter telah memberikan obat tidur sebelumnya, lantaran Nura sempat mengamuk saat ditangani dan tak ingin lukanya di obati.

Perempuan itu bukan ibu atau kerabatnya, dia adalah pemilik kos tempat Nura tinggal setahun belakangan ini.

Lalu perempuan yang menemukan Nura sedang menyakiti dirinya itu masuk ke ruangan tersebut.

"Mah, mamah pulang aja dulu biar Lia yang jagain Nura" Gadis bernama Lia ini membujuk ibunya untuk pulang.

"Mamah ga tega lihat Nura, nak" Riani melenggang pergi keluar ruangan meninggalkan putrinya untuk menjaga Nura sebelum siuman.

"Bentar lagi Juna dateng, ra. Lo bangun napa sih, gak mungkin kan lo ketemu Juna tapi gak berantem... Itu tuh kayak sayur tanpa garem tau ga? HAMBAR" rajuk Lia yang sebenarnya tahu kalau Nura tak akan mendengar kata-katanya

Note;
Mon maap, nama panggilan beberapa tokoh saya ganti ya, guys:v

     Arfania Tatunura, yang tadinya dipanggil Tatu jadi Nura. Dan
    Amalia Putri, yang tadinya dipanggil Al jadi Lia

518 kata. Sangat kependekan ya:v

prepare |Sebuah Perjalanan Menghapus RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang