17.

1.6K 197 25
                                    

Hello!!
.
Selamat datang dan selamat membaca:)
Peringatan untuk chapter ini, berisi adegan dewasa.
Jadi dibaca sebijaknya yaa, yg merasa belum ckup umur, bisa diskip aja demi kemanan ehe:)
.
Buat yg udah ckup umur ya silahkan.....
GASKAN EUY/smirk.
.

Tak ada yang berubah selama dua minggu ini. Luhan yang akan datang kesana untuk mengobati Sehun dan akan kembali pulang saat jam kerjanya selesai. Hanya saja, Baekhyun akan ikut setiap kali dirinya memiliki kesempatan seperti waktu kosong diluar jam kerjanya untuk bertemu Chanyeol disana.

Sehun mulai membaik dari hari kehari dengan pola hidup sehat yang diterapkannya berkat Luhan. Hingga, Luhan menyadari dengan jelas bagaimana sikap Sehun terhadapnya yang berubah menjadi lebih terbuka dan bersedia menceritakan apa saja untuknya. Setidaknya lebih baik dari sebelumnya, pikir Luhan kala itu.

"Ada yang ingin kau bicarakan?" Suara Luhan terdengar, membuat Sehun lekas-lekas menoleh dan tersenyum kecil lalu menepuk tempat duduk kosong disampingnya.

Luhan menurut dan duduk disana, menatap wajah Sehun lekat.

"Pengobatanku masih berapa lama?" Luhan hanya mengerutkan dahinya.

"Tergantung kemajuanmu. Kau tidak mengalami vertigo lagi kan? Itu bagus, kemungkinan seminggu lagi"

Sehun tak menjawab dan hanya tersenyum culas. "Kenapa tiba-tiba menanyakannya?"

Sehun menggeleng, pertanda tak ada lagi pertanyaan. Luhan menghela nafasnya, mengambil ponselnya lalu melirik Sehun lagi.

Sehun perlahan, mengangkat posisinya lalu mendekat kearah Luhan sampai menghimpit pria itu disudut sofa yang didudukinya. Luhan lantas tersentak kaget, berusaha untuk melihat sekitar kalau-kalau ada orang yang lewat dan kebetulan melihat mereka.

"Tolong aku, Lu" bisik Sehun menatapnya dengan wajah seriusnya, cukup membuat Luhan menelan ludahnya berat.

"A-apa?"

.
.

Luhan meneguk salivanya dengan kesulitan, rasanya sulit bernafas saat Sehun melumat bibirnya dengan seduktif, kedua tangannya hanya mampu meremat perlahan rambut belakang Sehun.

Entah bagaimana mereka sampai dikamar milik Sehun, pintu tertutup dengan bunyi dentuman kuat beserta bunyi gemericing kunci terdengar pertanda pintu dikunci rapat. Luhan terdorong sampai keranjang dengan atasan yang sudah dilepas menampilkan tubuh bagian atasnya.

Sehun bergerak cepat, memberi tanda dileher milik Luhan sembari membuka bajunya satu persatu, dan membantu Luhan membuka bajunya.

Sehun tiba-tiba mengangkat tubuhnya, wajahnya sedikit memerah dengan keringat didahinya. Dirinya memandang Luhan dengan pandangan menelusuri bagaimana ekspresi Luhan saat ini. Dirinya bisa melihat Luhan yang menampilkan tatapan sayu miliknya.

"A-apa yang kau lihat?" Wajah Luhan memerah sampai ketelinga, merasa malu saat itu juga, apalagi pandangan Sehun yang cukup mengganggunya.

Sehun hanya tertawa kecil, menundukan tubuhnya dan menindih Luhan saat itu juga, meski harus menopang beban tubuhnya dengan lengannya.

Saat itu pula, Sehun beralih mengecup kening Luhan, lalu turun ke pelupuk matanya, hidungnya, dan bibirnya setelah itu membawa Luhan pada ciuman panas.

Sebelah tangannya mengelus tonjolan kecil didada milik Luhan, mengusapnya lembut lalu memelintirnya sesekali dan cukup membuat Luhan melenguh dengan pandangan memburam.

🅳🅾🆄🅱🆃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang