"Berenti ngikutin gue!" Andre berbalik. Kali ini dengan kesal. Mata coklatnya menyipit penuh peringatan. "Berapa kali udah gue bilang stop following me! Lu nggak bosen apa? Gue aja bosen, Vi!"Vian menunduk takut. Mencoba mengintip wajah tampan Andre yang terlihat memerah melalui celah bulu matanya.
"Jangan ngikutin gue lagi! Paham lu?!"
Vian menghembuskan napas melalui mulut sebelum menengadah menatap Andre yang memang lebih tinggi darinya. Gadis berambut brown itu tersenyum manis. Membuat Andre mendengus semakin kesal. Entah harus dengan apa lagi dia mengusir gadis berdarah Indonesia-Italia itu. Rasanya sudah semuanya ditempuhnya, tapi Vian tetap menempelinya. Meskipun sudah dikasari berkali-kali tetap saja Vian membuntutinya kemanapun dia pergi, dengan senyum manis yang selalu tersungging di bibirnya yang berwarna pink alami. Seperti sekarang, senyum Vian merekah walaupun dia sudah mengancamnya.
"Kan kata mommy aku nggak boleh jauh-jauh dari kamu, Ndre."
Kentara sekali suara itu bergetar. Vian ingin sekali menangis tapi ditahannya. Dia harus selalu tersenyum dan menunjukkan pada Andre kalau dia itu kuat. Sungguh rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini. Tapi untuk tidak berdekatan Andre pun rasanya tak bisa. Hatinya yang rapuh selalu ingin bersama dengan pemuda itu.
Vian tahu, tak pernah sedikitpun terbersit rasa suka dalam diri Andre untuknya. Walaupun mereka sudah bertunangan selagi mereka masih sama-sama duduk di bangku sekolah dasar. Bagaimanapun keadaannya, Andre sekalipun tak pernah meliriknya. Meskipun Vian selalu menuruti segala keinginan pemuda itu, tetap saja Andre tak melihatnya.
"Lu itu nerd, Vi." Andre mengusap rambut coklatnya frustasi. "Jadi please, jangan dekat-dekat gue lagi!"
Vian menggigit bibir. Andre benar, dia seorang nerd. Tapi bukankah Andre yang memintanya berdandan seperti ini tiap ke sekolah? Demi Andre, Vian rela berdandan seperti sekarang. Memakai kacamata segi empat tebal, seragam kebesaran dan rambut dikepang. Juga kawat gigi yang membuat dirinya jauh dari kata cantik. Bahkan dia juga merelakan dirinya yang kerap kali menjadi bahan bullyan teman-teman sekolahnya yang merasa cantik.
"Lu cantik aja gue ogah, apalagi jelek kek sekarang!"
Vian meneliti penampilannya yang sungguh sangat berbeda pada saat dia di rumah. Kadang dia merasa jijik berpenampilan seperti sekarang. Tapi dia tak ingin mengecewakan Andre. Dia tak ingin Andre menilainya gadis yang tidak kompeten. Yang hanya karena intimidasi sesaat langsung menyerah. Yeah, dia tidak akan menyerah. Begitu juga untuk Andre, dia akan terus berjuang untuk mendapatkan hati pemuda itu. Karena hatinya menginginkan.
Holla, it's new story.
Masih seputar kehidupan remaja 😊😁 -
*nyari aman ae lu, thor 😏😂 Nggak donk, teenfiction kan zona aman author 😌🤗😋 yang berbau² dewasa author kurang dapet feel 😩
*tapi tetep aja lu bikin 😑Namanya juga coba² 😁😁😁
So, story yang ini temanya pure kehidupan remaja. Nggak ada embel² scene dewasa yang bikin kalian sport jantung 😁😁 paling nyempil cipokan dikit 😂😁
Ini baru prolog ya, buat cast next part. Seperti biasa kalo kalian suka kasih vote and komen ya, biar author lanjutin. Kalo nggak author unpublish seperti story author yg sudah²
*yg mana tuh, perasaan blom baca 😏😑Yg mana aja, pokoknya ada 😢☹️
Last, wish you guys enjoy it 🤗😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd VIAN - END
Teen FictionBertunangan dengan Andre yang dicintainya tidak membuat Vian bahagia. Andre yang super dingin tak pernah mau melihatnya, walaupun Vian selalu menuruti apa yang Andre inginkan. Bahkan menjadi nerd sekalipun. https://my.w.tt/6JaEB9FkG7