Ry-chan
---
"Hei kau! AWAASS!"
Ayane hanya menoleh santai saat ada bola kasti yang akan segera menghantam dirinya.
Seperti gerakan slow-motion, Ayane menggeserkan badannya sedikit kesamping dan memiringkan kepala beberapa derajat, kepala Ayane pun gagal menjadi sasaran bola. Yang ada benda bulat putih berjahitan merah tersebut menghilang dibalik semak-semak.
"Kau oke-ssu?"
Tepat saat Ayane menoleh, otaknya langsung mengingat siapa orang yang saat ini tengah bertanya keadaanya
"Eh? Kau... kau yang waktu itu kan!" Pemuda cantik dengan iris madu dan pakaian kastinya itu tersentak menunjuk Ayane.
Ayane merespon dengan anggukan dan tanpa berkata apa-apa ia melangkah pergi kalau saja tangannya tidak ditahan oleh orang yang semalam ia kembalikan dompetnya.
Ayane menatap Kise tajam, "Jangan sentuh."
"A-ah, sumimasen-ssu," Kise melepas pengangannya dengan gelagapan, biasanya 'kan perempuan yang ia sentuh atau ia tolong akan berteriak histeris (baca:alay).
"Ano, etto... Ayane-cc"
"Memanggil nama depan seseorang tanpa ijin pemiliknya itu tidak sopan. Meskipun aku tau kau menghargaiku dengan menambahkan akhiran kata -cchi, aku tetap tidak suka."
"E-eh? Bagaimana kau bisa-- ah itu nanti saja! Intinya aku ingin berterima kasih kepadamu-ssu! Kalau tidak sudah pasti aku dimarahi. Dakara, aku ingin berbincang sesuatu denganmu nanti. Boleh ya-ssu!" pinta pemuda rambut kuning itu tersenyum cerah.
Ayane mengedarkan mata ke kumpulan gadis yang tengah memperhatikan mereka---lebih tepatnya memperhatikan Kise.
"Kembali latihan dan buat diam para fansmu ..." sesudah mengatakan kalimat itu, Ayane balik kanan dan menjauh dari model remaja tersebut yang langsung membuat si empunya menundukkan wajah murung.
"... baru ucapan terima kasihmu, kuterima."
Di kalimat selanjutnya, Kise tersadar dan memandang cepat Ayane yang tengah berjalan tanpa menghiraukannya lagi.
Tanpa sadar kedua sudut bibir Kise tertarik ke atas. Dengan semangat ia kembali ke lapangan kasti.
Diluar perkiraan, Ayane malah berhenti berjalan dan menyempatkan diri menengok kearah Kise yang sudah mgayunkan kaki ke arah lapangan.
Puas memerhatikan Kise, Ayane menatap semak-semak, tempat dimana bola yang Kise pukul nyaris mengenai dirinya. Dapat Ayane lihat semak-semak tersebut sedikit berantakan akibat pukulan Kise tadi.
'Kise Ryouta. Tenaganya besar, cepat tanggap, refleks lumayan, matanya rinci, tinggi dan dia... berbakat.'
Mata biru Ayane mengamati Kise yang sedang menenangkan fansnya. "Hee, mungkin dia bisa jadi salah satu white-listku. Tapi dia berisik."
Ayane melanjutkan kembali langkahnya dengan senyuman yang sarat akan rasa penasaran.
"Eh!? Lalu bagaimana dengan berbincangnya!" seru Kise dengan memegang dahi. "Ah! Yang penting aku latihan dulu-ssu! Aku sudah tau kalau ia murid disini. Akan mudah untuk menemuinya."
Kise memutuskan untuk memikirkan hal itu nanti dan kembali ke kegiatan klub kastinya.
---
Ayane makan dengan tenang di loteng gymnasium tanpa ketahuan oleh mereka yang ada di bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story Graphia (KnB Fan-fiction)
FanfictionApa basket bisa membuatku merasakan pertemanan? Tidak! Semua sama saja! Pada akhirnya mereka akan terpecah belah dan mengabaikan kata 'teman'. --- #Up kemungkinan besar sebulan sekali. #Cerita ini orisinil dari ide-ide saya, cuma bagian plot sama se...