Jika dipikir-pikir, apa bedanya antara suka dan cinta? Apakah rasa suka berarti nyaman? Atau mungkin rasa nyaman yang menumbuhkan rasa cinta? Seulgi bingung dengan hal itu. Lebih tepatnya ia tidak bisa membedakan. Atau mungkin belum bisa merasakannya?Dia mulai ragu untuk melangkah ketika mulai didesak untuk berpacaran dengan Jongin. Tidak, bukan itu sebenarnya. Ketika Seulgi mulai memfokuskan diri kepada Jongin, Taehyung datang dan menjadi bagian dalam tim proyek bersamanya. Apakah ini yang dinamakan sebuah kebetulan?
Bagaimana nasib Seulgi nanti? Dengan adanya kerja ini, Seulgi tidak bisa memfokuskan diri untuk memantapkan hati. Dia juga adalah ketua tim ahli yang diberikan tanggungjawab besar untuk proyek yang besar. Bersama dengan ketua tim pengarahnya, Kim Taehyung. Pria yang pernah meninggalkan luka lama yang begitu menyakitkan.
Yang dipikirkannya sekarang bagaimana ia harus bersikap kepada orang yang pernah menyakitinya? Profesionalitas akan terasa tidak berguna karena terkesan menguntungkan pihak yang menyakiti. Tetapi apa daya dirinya hanya memiliki status bawahan jika disandingkan dengan Taehyung.
"Beginikah sikap kamu dalam menangani proyek? Melamun?" Pertanyaan itu membuat Seulgi sadar seratus persen. Oh tidak, dia baru sadar bahwa sekarang hanya ada dia dan Taehyung didalam ruangan pria itu. Semenjak memiliki proyek dengan perusahaan tempatnya bekerja, Taehyung juga diberikan ruangan khusus dengan fasilitas ruangan pribadi yang dilengkapi dengan ruangan meeting berkapasitas delapan orang. Disitulah mereka berada sekarang.
"Dasar wanita." Lanjut pria itu lagi. Lalu setelah itu membuka berkas-berkas proyek yang dibawa Seulgi dan mememberikan beberapa catatan disana. "Kenapa kau begitu ketus dengan wanita? Ah, apa mungkin karena aku?" Tanya Seulgi dengan nada yang meninggi, tapi si pria hanya sibuk dengan lembaran yang sedang dibacanya. "Baiklah. Aku akan bicara dengan CEO dan mengundurkan diri dari proyek ini. Biar kau juga nyaman dengan tim-mu yang beranggotakan pria semua."
Seluruh pekerja yang ada di perusahaan itu tahu bahwa anggota yang menangani proyek bersama Taehyung itu hampir semuanya adalah pria. Seulgi anggota satu-satunya wanita yang bergabung. Gadis itu sempat terheran karena yang didengarnya dari staff administrasi bahwa Taehyung sendiri yang meminta agar hanya ada pria dalam anggota tim proyeknya.
Alasan kenapa dirinya masuk ialah tim ahli pria yang memiliki skill sama dengannya sementara menangani proyek lain di provinsi yang berbeda. Seulgi terpaksa masuk karena hanya dia yang tersisa. Dia baru mengetahui itu setelah pertemuan pertama proyek dilaksanakan.
"Tidak perlu. Itu tidak masalah." Balas Taehyung singkat.
"Tapi tidak dengan aku. Kau akan bersikap dingin seperti itu hingga proyek ini selesai."
"Ini membuat tidak adanya kerja tim yang baik. Membuat proyek nanti memiliki resiko tinggi untuk tidak berjalan dengan baik." Jelas Seulgi lagi.
"Kau pikir semudah itu menggantimu? Setelah semua orang sudah mempercayaimu dengan perusahaanmu."
"Bagaimana citra perusahaan ini nanti ketika ada reshuffle anggota tim?" Mata Taehyung menajam melihat Seulgi. "Kau juga tidak memikirkan dirimu. Dengan mengundurkan diri di proyek besar ini itu berarti kau tidak mampu. Orang akan berpikir seperti itu, Seulgi."
"Dan reputasimu setelah itu akan menurun." Taehyung benar. Apa yang dikatakan pria itu sangat tepat. Bahkan sama sekali tak terpikirkan oleh Seulgi. Dia pun mulai teringat bagaimana dulu dia yang selalu menasehati Taehyung seperti Taehyung menasehatinya sekarang. Seulgi sadar, Taehyung banyak berubah setelah mereka berpisah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antropologi Rasa | vseul
FanfictionApa yang dirasakan manusia itu berbeda-beda. Mulai dari persepsi, pandangan, serta perasaan. Apa yang dirasakan seseorang terhadap suatu hal belum tentu sama dengan pribadi yang lainnya. Semuanya memiliki perbedaan persepsi, pandangan, dan perasaan...