pt. 27

1K 133 12
                                    

"Kau sudah baikan?" Tanya Beomgyu yang sekarang sudah ada dikamar Bella.

Bella mengangguk kecil, "Sudah,"

Beomgyu tersenyum kecil mendengarnya. Meskipun raut wajahnya murung masih terlihat, tapi setidaknya Bella sudah mau berbicara. Tidak seperti 3 hari kemarin yang diam saja didalam kamar.

Sampai tidak makan seharian selama 3 hari.

Tapi beruntung, berkat Hyunjin Bella jadi mau makan. Entah apa yang dikatakannya pada Bella, tapi Beomgyu sangat berterima kasih pada laki-laki itu.

Tangan Beomgyu bergerak mengelus kepala Bella, "Yasudah, sekarang kau tidur saja. Sudah malam, besok sekolah."

Bella mengangguk, lalu dia membenarkan posisi tidurnya.

"Jangan selalu memikirkan Yeonjun. Dia sudah tenang disana, tidak ada lagi beban dalam hidupnya." Ucap Beomgyu

Bella menipiskan bibirnya, "Kak,"

"Hm."

Bella menghela napas dulu, "Aku jadi mau cepat-cepat ke London saja. Ikut paman mengurus restaurant kecilnya."

Beomgyu tersenyum, "Aku juga inginnya seperti itu. Tapi masalahnya, sekolahmu kan sebentar lagi. Jadi, tunggulah sebentar."

Bella diam. Sebenarnya hatinya benar-benar ingin kalau ia cepat-cepat pergi ke London. Ikut bersama pamannya dan juga Lira disana.

"Bersabarlah. Kami akan selalu menjagamu. Setelah kau lulus, kami akan ikut pergi bersamamu." Kata Beomgyu.

"Iya."

Beomgyu tersenyum lagi lalu mengucapkan selamat tidur pada Bella. Kini bukan Yeonjun mengucapkan itu padanya.

Setelah Bella memejamkan matanya, Beomgyu keluar dari kamar adiknya. Menutup pintu dan langsung berhadapan dengan Soobin membuatnya terkejut.

"Kakak?"

Soobin memberikan tatapan datar.

"Beom, aku ingin bicara sebentar dengan wanita itu. Ikut aku!" Soobin langsung berjalan duluan. Beomgyu terpaksa mengikuti Kakaknya itu.

Mereka berjalan melewati koridor rumah mereka. Lalu memasuki sebuah ruangan rahasia dari balik lemari buku-bukuan (perpustakaan kecil) setelah mereka menekan tombol berwarna merah.

Soobin dan Beomgyu masuk dan menghampiri seorang wanita yang sudah selama bertahun-tahun mereka kurung diruang rahasia ini.

Wanita itu seketika mendongakan kepalanya takut.

"Ke-keluarkan aku d-dari sini," Lirihnya pada Soobin dan Beomgyu.

Tapi mereka berdua hanya menatap wanita itu datar.

"Keluar? Tidak semudah itu," Kata Soobin.

Soobin lalu jongkok, mensejajarkan wanita itu yang sedang duduk dilantai dengan kedua tangan yang diborgol.

"Kemarin dia telah membuat kita semua semakin marah. Dia telah membunuh Kakak kami, Yeonjun. Dia juga telah membuat adik kami tersakiti." Ucap Soobin.

Kini amarah menyelimutinya. Wajah memerah karna marah. Napasnya naik turun. Tangannya mengepal.

Beomgyu ikutan jongkok disamping Soobin.

"Selama bertahun-bertahun kau dikurung disini. Tapi kami juga tidak pernah sekalipun mengabaikanmu. Kami selalu memberimu makan. Kami juga tidak memberikan tempat yang terlalu buruk. Tapi apa balasannya?" Ucap Beomgyu.

"Nihil," Lanjutnya.

Wanita itu menangis, "Ka-kami ti-tidak bersalah."

"Sudah jelas bahwa kalian adalah penghianat." Sela Soobin.

"Kami--bukan penghianat," Wanita itu membela diri.

"Penghianat! Kalian adalah penghianat!" Soobin marah.

Wanita itu semakin menangis lalu berteriak dihadapan mereka berdua.

"KAMI BUKAN PENGHIANAT!"

"KAU ADALAH PENGHIANAT, BODOH"

Plakk!!!

Wanita itu mengerang kesakitan ketika pipinya ditampar oleh Soobin. Dia sangat terkejut mendapat perlakuan kejam seperti ini. Bahkan Beomgyu juga terkejut.

Soobin, sang laki-laki penyabar ternyata jika marah bisa menyeramkan. Dia tidak peduli dengan siapa dia marah.

"Kak, tahan amarahmu. Tidak baik kita gegabah seperti ini." Ucap Beomgyu menenangkan Soobin.

Napas Soobin memburu. Matanya memerah.

Tapi wanita itu malah tertawa, "D-dia sudah membunuh Yeonjun."

Tawanya makin keras. Membuat telinga Soobin panas. Ingin rasanya dia membunuh wanita itu.

"HAHAHA! YEONJUN SUDAH MATI..."

Soobin mengeraskan rahangnya. Dia merasa marah saat ini. Tangannya mengepal kuat.

"DIAM KAU!" Soobin mencekik leher wanita itu membuat wanita itu kehabisan napas.

"Kkkhhhh---!"

Sedangkan Beomgyu mencoba menjauhkan Soobin dari wanita itu. Bisa bahaya jika Soobin benar-benar membunuhnya disini.

"Kak! Lepaskan dia! Jangan gegabah!" Beomgyu menarik paksa tangan Soobin yang masih bertahan kuat dileher wanita itu.

Tapi Soobin tidak mendengarkan.

"KAK! KUBILANG LEPAS!" Akhirnya Beomgyu bisa melepaskan tangan Soobin dari wanita itu.

Soobin menatap wanita itu dengan tatapan mematikan. Sementara wanita itu masih berusaha mengatur napasnya. Dia hampir saja mati kehabisan napas.

"Sudahlah. Akan semakin memperburuk keadaan jika kita saling bunuh-bunuhan." Ucap Beomgyu.

Soobin hanya diam.

"Ayo, kita keluar dari sini. Tidak baik jika Bella mendengar teriakan kita disini." Ucap Beomgyu lagi.

Soobin menghela napas lalu memejamkan matanya sebentar. Memendam amarahnya yang meluap. Lalu dia berdiri diikuti dengan Beomgyu.

Soobin menatap datar wanita itu berbalik badan dan pergi bersama Beomgyu yang mengikutinya.

Namun, ketika mereka akan keluar, mereka mendengar jelas ucapan wanita itu yang membuat Soobin semakin marah.

"Tuhan tidak akan pernah memisahkan orang yang saling jatuh cinta. Sejauh apapun kalian pergi, kalian tetap tidak akan bisa memisahkan mereka."

Soobin mengepalkan tangannya lagi. Mungkin ia sudah akan berbalik badan jika Beomgyu tidak menenangkannya.

"Jangan hiraukan dia, ayo kita pergi saja." Bisik Beomgyu pada Soobin.

Soobin pun menuruti perkataan adiknya. Mereka keluar setelah menutup kembali pintu rahasianya.

"Bella, sudah tidur?" Tanya Soobin ke Beomgyu. Mengingat tadi mereka berteriak sangat keras takut membuat Bella terbangun.

"Sudah." Jawab Beomgyu.

"Aku mau periksa ke kamarnya dulu," Ucap Soobin. Beomgyu mengangguk.

Lalu laki-laki bertubuh tinggi itu berjalan menuju kamar Bella. Meninggalkan Beomgyu sendirian.

Beomgyu berjalan ke ruang tengah. Dia duduk disofa. Merenungkan semua kejadian akhir-akhir ini.

Baru juga beberapa menit dia duduk, namun teriakan dari Soobin membuatnya terkejut.

"BEOMGYU, BELLA TIDAK ADA DIKAMARNYA."

************************************

HAYULU~

Bella dibawa ama siapa?

Salam manis,
AFR★

S(He) is Psycopath - Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang