5. Eksekusi Pertama

3.7K 194 5
                                    

Sudah hari ke 3 menggila dengan tantangan dari Tijay. Otak gue terasa akan meledak tertimbun tantangan itu.

Mana si Al? Dia udah janji ngajak gue ke club malam ini. Bola mata ini mengincar luar jendela kamar. Begitu saja gue terima ajakan sahabat satu ini secara tubuh dan otak gue emang membutuhkan pencerahan.

Titdd... Titdddd....

Ponsel yang jelas hak miliknya, segera gue ambil bersamaan dengan dompet di atas meja kamar. Gue yakin itu Althop dengan mobil barunya berwarna hitam pekat yang seminggu lalu dia dapatkan sebagai reward dari bokapnya.

Rumah memang lagi sepi-sepinya. Bokap sama nyokap sibuk ngurusin bisnis diluar kota sementara adik sableng gue masih sibuk dengan les pianonya, secara ini masih pukul 7 malam.

Walaupun adik sableng, semua kegilaan ini, gue lakukan demi orang itu. Percayalah gue masih sayang sama adik cewek satu-satunya ini.

"Gow...."

Gue duduk tepat di samping sang empunya mobil, dengan sigap dia segera menekan gas tanpa memperhatikan kiri-kanannya.

*****
Irama musik khas club-club anak muda sudah menusuk telinga gue dari tadi. Entah kenapa setiap kali kesini, gue selalu menikmatinya bahkan semua beban hidup seakan-akan lenyap seketika.

Pakaian minim cewek-cewek itu sudah menjadi hal biasa. Apalagi dengan pria-pria hidung belang yang tengah asik mesum dengan cewek bayarannya sudah tidak diragukan lagi disini.

Seolah gue merasa lumrah dengan semua ini. Tidak lupa juga dengan alkohol yang sedari tadi berhasil gue teguk bersamaan dengan tubuh dan tangan yang asik bergoyang mengikuti iringan musik terasa melayang.

"Na!!! Gue ke toilet bentar!!!"

Ringtone nya tinggi namun seperti berbisik ditelinga gue. Anggukan yang bisa gue kasih sebagai jawaban. Jujur, dari tadi udah banyak cewek-cewek bayaran yang deketin gue, but kali ini gue gak akan terpengaruh. Gue hanya ingin melepas penat gue saja.

"Hey...." kata gue terputus menyadari seseorang menabrak dari arah depan "Bangun Broh" seraya gue tanggahkan mukanya menghadap gue tapi.....

Hah!!! Ini kan? Dia. Ya,Orang yang menjadi buah tantangan gue dari Tijay. Ngapain dia disini? Sial, bahkan penampilannya kini berubah lagi, menjadi lebih arogan seperti khas anak-anak club.

Wajahnnya merah matanya tertutup, gue yakin dia mabuk. Bicaranya melantur gak jelas. Gue coba buat bantu dia berdiri tapi tubuh pendeknya itu tak kuat menahan alam bawah sadarnya.

Gue juga minum, tapi gak sampai mabuk kaya gini. Hah, dasar si boncel pecundang mabuk. So, so an pake minum segala. Otak gue terus berkoar.

"Eh, tunggu---"

Terpikir akan sesuatu yang sudah menghantui gue akhir-akhir ini, entah kenapa otak bejad gue mulai hadir.

Apa mungkin gue harus melakukannya sekarang? Gue ingin cepat terbebas dari kutukan si bajingan Tijay. Dia benar-benar berada dalam posisi mabuk berat. Gue yakin dia gak bakalan sadar kalo gue perkosa dia saat dia sadar nanti mungkin akan sedikit terasa sakit dilubangnya, hahaahaaa...

Gue terus berusaha membuatnya berdiri dengan sisa kesadaran yang gue punya, tapi--- tunggu! Kenapa dia merangkul leher gue sekarang? Cengakramannya semakin menguat bahkan gue gak bisa menghindar dalam posisi ini sekarang.

Muka gue benar-benar tertonggah menatapnya dengan jarak yang begitu dekat. Matanya masih tertutup dan pipinya memerah layaknya orang mabuk. Tapi itu terlihat indah jika dari dekat, wajahnya benar-benar mengangarah ke kata cantik dibanding cakep. Gila nih cowok!

"Hufttt--"

Tahan gue melebarkan mata dan detak jantung ini menjadi lebih cepat kinerjanya seketika.

Sial! Dia benar-benar mencium gue sekarang. Terasa benda kenyal nan kecil itu saling bersentuhan dengan bibir gue. Tubuh ini memaku tanpa menghindar sedikitpun.

Tapi, kenapa gue gak bisa mengenyahkannya? What's that, sekarang apa? Lidah ini malah membalasnya dengan penuh hasrat. Hawa liar ini begitu saja timbul setelah menikmati aroma mint dan manis dari benda kenyal itu saat bersentuhan.

Gila, sumpah ini datang dengan nalurinya sendiri, bahkan tangan yang tak memiliki akalpun mulai meremas-remas benda bulat bagian belakang cowok ini. God, apa yang sebenarnya terjadi dalam diri gue?.

"Lo suka?"

Detik berikutnya gue akhiri kenikmatan ini. Hanya kata itulah yang bisa gue lontarkan, sialnya si empunya mabuk hanya mengganggukan kepalanya seakan menikmati permainan gue.

Ya, ini waktu yang tepat buat melakukan eksekusi tantangan gila si Tijay. Kapan lagi gue bisa dapat moment menguntungkan seperti ini. Dengan dirinya dibawah pengaruh alkohol, pasti tidak akan mengingat apapun yang telah terladi setelahnya, maybe.

Tubuhnya yang lunglay sengaja gue rangkul di bahu yang lebih lebar darinya. Setau gue, tempat malam seperti ini memiliki satu ruangan khusus untuk orang-orang yang sudah tidak bisa menahan lagi birahinya.

Langkah demi langkah berhasil gue susuri, tapi....

"Na---" Tepukan itu mengejutkan "Lo mau kemana? Siapa dia?" Lanjutnya penuh tanda tanya.

Dari baritone yang menggema itu, jelas gue kenal, itu Althop sahabat gue. Dia telah kelar dengan urusannya di toilet. Tapi, kenapa gue jadi gugup kaya gini? Althop bahkan gak pernah tau tentang tantangan yang gue lakukan.

"Itukan Kennan si junior baru Fakultas MiFa--" keningnya berkerut heran.

"Hmm, gue gak se-ngaja nabrak dia lagi mabuk berat. Gue cuma mau bantuin nih orang aja!"

Alih-alih gue coba membuat Althop tidak menanyakan hal lainnya. Untungnya dia hanya mengangkat dagu seraya berkata oh iya.

"Lebih baik kita serahin aja nih anak ke pegawai club-- takutnya lu di tuduh yang nggak-nggak nantinya...."

Sial, sudah tau dengan apa yang di pikirkan oleh sabahat gue ini. Jelas saja dia akan mengatakan itu. Secara orang seperti Althop ini memang tipikal orang yang tidak mau ribet.

"h--mmm, oke..."

Nafas gue putus asa layaknya mission kali ini Failed begitu saja. Sial!.

Media : Suppapong Udomkaewkanjana (Saint) as Althop Pamungkas

Btw, kenapa para uke Tailand pada kumpul disini, mau reunian yeeee.

Jangan lupa Happy reading...

P O S S I B L E  (MPREG & Supranatural BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang