Hope you like this story ...
.
.Taehyung meletakka surat perceraiannya di atas meja tepat di hadapan Jungkook, Taehyung yakin jika diteruskan pun semuanya tidak akan baik-baik saja.
"Cukup tanda tangani ini, dan semuanya akan selesai. Kau tidak akan terbebani lagi. Soal orangtua, aku yang akan mengurusnya" lalu Taehyung beranjak ke atas menuju kamarnya.
Sedang Jungkook sendiri hanya memandang nanar surat itu. Membawa pada genggaman tangannya, lalu melangkahkan dirinya ke dapur. Menyalakan kompor dan menaruh kertas itu, hingga berubah warna menjadi abu abu.
Menyusul Taehyung dengan langkah lebarnya.
"Tae-?" Ujarnya, namun Taehyung tidak menggubrisnya. Tetap menyibukkan diri memasukkan semua baju dan perabotannya ke dalam koper.
Jungkook melihat, netra itu mengeluarkan liquid jernihnya, Jungkook yakin Taehyung menangis.
"Kau sudah mendatangani nya? Selamat bertemu di pengadilan nanti"
"Aku membakarnya, aku rasa aku tidak membutuhkan surat itu"
Mendadak Taehyung diam, menghentikan semua aktifitas yang di lakukannya. Memandang tajam ke arah Jungkook dengan mata memerah.
"Kau tidak boleh seperti ini, jangan kekanakan" Jungkook kembali mengeluarkan semua pakaian yang sudah Taehyung susun.
"Kau yang kekanakan, kau pikir aku mau hidup seperti ini? Kau pikir aku sudi menikah dengan orang asing yang tidak kuketahui identitasnya, kau pikir aku mau menikah dengan orang yang tidak ku cintai, kau pikir aku mau--"
"Berhenti mengatkan aku orang asing, sekarang aku suamimu Taehyung. Aku suami sah mu. Aku bukan orang asing lagi"
Jungkook memegang kedua pundak Taehyung, sedang Taeyung sendiri hanya menunduk menahan air matanya untuk tidak berjatuhan.
"Aku tidak suka dengan semua ini, cinta sebelah pihak aku sangat tidak suka Jungkook. Kalau saja aku bisa memilih mungkin aku akan memilih untuk jatuh cinta pada Hyunsik hyung yang tulus mencintaiku ketimbang padamu, tapi nyata aku tidak bisa"
Taehyung mengatakan isi hatinya, tetserah saja Jungkook akan menertawainya atau meledeknya yang pasti Taehyung sedang dalam masa yang begitu kacau malam ini.
Jungkook tersenyum mendengar penuturan Taehyung, hatinya menghangat. Entah ada dorongan dari mana. Tiba tiba radiasi kebahagiaan menjalar begitu saja dalam dirinya.
Lalu Jungkook membawa Taehyung kedalam pelukannya, seolah memastikan bahwa dengan dirinya lah Taehyung memang harus jatuh. Ini kali keduanya Jungkook memeluk Taehyung setelah insiden mati lampu tempo lalu, detak jantung yang sama berdentum dengan cepat tak beraturan.
"Aku tidak tahu kapan tepatnya, tapi saat aku melihat kau berjalan hanya berdua deng Hyunsik, mendadak hatiku panas tak tertolong. Amarahku seakan di ubun-ubun. Apakah ini yang namanya cinta sebelah pihak?"
"Jungkook--"
"Ya hyung, aku juga mencintaimu. Jadi aku memohon dari hatiku yang paling dalam berhenti mengatakan kau ingin berpisah denganku. Aku tidak suka itu, mulai detik ini ayo kita perbaiki semuanya. Hanya kau dan aku, tidak boleh ada dia ku atau dia mu. Hanya kita. Hm?"
"Aku tidak mau di bagi Jungkook"
"Aku juga tidak berniat membagi"
"Aku serius"
"Aku lebih serius"
"Tapi kau sudah menidurinya, dan itu satu fakta yang membuatku enggan untuk percaya padamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us (KookV) ✔
FanfictionAndai saja, pada saat itu Taehyung tidak ikut melibatkan perasaannya hingga sejauh ini, mungkin yang akan terjadi sekarang tidaklah separah ini. pun, begitupun dengan Jungkook, andai saja dirinya bisa mengotrol emosi dan tindakannya mungkin Taehyung...