A UNICORN SQUISHY

2.1K 168 29
                                    

CHAPTER 8
A UNICORN SQUISHY


Delilah baru saja keluar dari kelasnya. Jadwal kuliahnya untuk hari ini sudah selesai. Gadis itu menatap jarum yang berada pada jam tangannya, kemudian menggegaskan langkah untuk menuju halte bus agar dia bisa segera berangkat menuju Magnolia.

Sembari menunggu bus, Delilah mengeluarkan ponsel dari tas selempangnya. Pada layar, terdapat notifikasi pesan yang masuk ke akun Line-nya. Dan begitu membaca isi pesan itu, Delilah mendadak ingin kabur ke Narnia saja.

👤 Gillian Benjamin

Just wanna remind you about our date tonight. 12:14 P.M.

Don't try to bail on me. Or else, I'll sell your secrets out to Kara. 12.15 P.M.

Delilah tidak tahu dari mana Ben bisa mendapatkan kontak Line-nya. Seingatnya, dia tidak pernah memberikan kontak pribadinya pada desainer muda itu. Tapi kemudian, dia ingat bahwa laki-laki itu berteman baik dan tinggal bersama Kara. Jadi Delilah menyimpulkan kalau Ben pasti mengetahui akun Line-nya dari Kara. Ya, hanya itu kemungkinan terbesarnya.

Gadis itu baru teringat akan janji kencan yang dia buat beberapa hari lalu dengan Ben di acara pesta yang laki-laki itu selenggarakan. Kalau saja Ben nggak mengirimkan pesan padanya, dia pasti sudah benar-benar lupa.

'Kenapa Kak Ben nggak ikut lupa juga sih?' gerutu Delilah dalam hati.

Sejujurnya, gadis itu tidak ingin pergi berkencan dengan Ben. Tapi jika dia membatalkan janji yang sudah dibuatnya, dia takut kalau Ben akan benar-benar membocorkan isi hati yang Delilah simpan untuk Kara.

Delilah memang sudah mendengar pengakuan Kara bahwa perempuan itu tidak akan pernah bisa menyukai laki-laki manapun. Namun tetap saja dia nggak siap untuk menghadapi respons Kara jika perempuan itu tahu kalau Delilah menyukainya.

Kara mungkin nggak akan merasa jijik atau menghakimi saat dia tahu bahwa ada seorang gadis yang menyukainya. Tapi Delilah tahu diri akan posisinya. Dia hanyalah seorang karyawan yang bekerja di toko roti milik Kara. Delilah takut Kara akan menganggapnya lancang karena gadis itu sudah berani menyukai bosnya sendiri.

Keengganannya untuk berkencan dengan Ben dan kecemasannya akan hal yang mungkin laki-laki itu lakukan jika dia membatalkan janji begitu saja membuat Delilah seketika menghela napas panjang.

Dia harus memilih di antara memenuhi atau membatalkan janji kencan dengan Ben. Keduanya sama-sama tidak menyenangkan. Tapi gadis itu harus membulatkan tekad untuk memilih salah satu pilihan yang tidak akan membuatnya menyesal.

Dalam hati, gadis itu berharap semoga hari ini bisa cepat berlalu saja.

***

"Apa ini?" tanya Kara.

Kara yang sedang sibuk melihat laporan keuangan Magnolia seketika mengalihkan perhatiannya dari layar laptop saat Ben menepuk meja kerjanya seraya meletakkan dua lembar tiket.

"Tiket. Buat nonton film. Di bioskop. Never seen it before?" sahut Ben dengan nada menyebalkan.

"Gue tau. Tapi buat siapa?" tanya Kara lagi.

"Lo sama Lila."

Kedua alis Kara seketika bertaut saat mendengar jawaban Ben.

Laki-laki di hadapannya ini memang sering melakukan hal yang membuatnya mengernyit keheranan. Seperti siang ini misalnya. Ben tiba-tiba datang ke Magnolia tanpa memberi tahu Kara terlebih dahulu, kemudian mengangsurkan dua lembar tiket bioskop untuk dirinya dan Delilah.

WRAPPED AROUND YOUR FINGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang