Happy New Year
Hari ini adalah malam tahun baru, hanya saja aku dan adik-adikku harus tinggal dirumah sendirian. Kedua orang tuaku harus pergi ke desa untuk mengunjungi nenekku.
Ayah : "Kalian yakin kalian akan baik-baik aja di rumah sendirian?"
Ibu : "Kalian bisa ikut kita ke rumah nenek kok."
Aku : "Tenang aja aku bisa jaga diri dan yang lainnya kok. Kita bakal baik-baik aja kok."
Andrew : "Iya yah, lagian di rumah nenek bosenin."
Micha : "Iya, gak ada sinyal internet. Aku gak bisa hidup tanpa handphone yah."
Aku : "Tuh yang lainnya aja gak keberatan. Ayah sama ibu bisa berangkat sekarang kok. Nanti kita bisa ngadain barbeque night kecil-kecillan di rumah."
Donny : "Ibu sama ayah cuman pergi 3 hari kan? Kita bakal baik-baik aja kok."
Aku : "Micha, Rara mana?"
Micha : "Paling masih tidur, dia kan yang paling kebo."
Aku : "Yaudah kalian semua sarapan aja sana."
Ayah : "Baiklah papah ngijinin kalian semua. Tapi kalau nanti malam saat malam tahun baru, segera tidur sebelum malam pergantian hari. Dan jika ada suara ketukan pintu, sekeras apapun...jangan buka. Kalau bisa kalian telpon polisi untuk mengamankan kalian. Karena papah denger-denger sedang ada banyak penculikan anak di tengah malam. Saksi yang berada di sekitar tempat kejadian bilang mendengar suara ketukan pintu di rumah sebelahnya. Kalian harus hati-hati oke?"
Aku : "Aduh papah masa kemakan sama yang begituan sih? Mana ada yang kayak begitu? Ayah sama ibu tenang aja oke, aku pasti bisa jaga adik-adik aku."
Ibu : "Tapi gak ada salahnya dengerin kata papah. Walaupun yang ayah bilang itu rumor, tapi rumor itu muncul dari kejadian nyata loh. Kan temen sekolah kamu yang menghilang sampai sekarang."
Aku : "Iya ibu. Aku pasti bisa jaga diri."
Ayah : "Kartu kredit, bahan makanan, alat pemadam kebakaran, detektor asap, semuanya bisa kamu pake buat mempertahankan diri. Ayah juga udah isiin pulsa buat kamu supaya kamu bisa telpon papah atau mamah misalnya terjadi sesuatu."
Aku : "Iya papahku yang over protective."
Aku berkata sambil melambaikan tanganku pada mereka berdua. Mereka melaju pergi dengan mobil mereka. Akhirnya setelah sekian lama aku yang memegang kendali penuh atas rumah.
...
Aku tengah duduk dalam kamarku sambil menulis sebuah cerita. Aku memang suka menulis, sampai fokusku terpecah karena teriakan adikku di lantai bawah. Aku segera berlari ke bawah untuk mengecek keadaan adikku.
Aku : "Hey apa yang terjadi?"
Micha yang juga tengah menuruni tangga menuju kebawa mengatakan hal yang sama sepertiku.
Aku dan Micha sampai di lantai bawah dan melihat Rara yang mematung ketakutan dengan sekotak susu yang tumpah ke lantai.
Aku : "Rara ada apa?"
Rara : "Itu...siapa?"
Rara menunjuk ke arah jendela. Jauh di balik pepohonan dan bayang-bayang malam. Sesuatu berdiri di sana, dengan tangan menggenggam palu martil dan pisau dapur di sebelahnya.
Aku segera meraih lengan kedua adikku dan membawanya ke atas. Adik kecilku yang bernama Jeffry menatapku dengan wajah bingung di tangga.
Jeffry : "Ada apa kak?"