Like 😻 And 🐶

715 45 3
                                    

*PADA SUATU HARI*

"Heh.. Minggir dong lo!!"

Terdengar suara nyaring seorang gadis manis yang sedang berdebat dengan seorang pemuda tampan di depannya

"Lah.. Kok harus gw yang minggir? Lo aja!!" balas pemuda itu tak ingin mengalah.

"Enak aja lo!! Gw duluan yang lewat sini jadi lo yang harus minggir!!"

"Kenapa harus gw yang minggir? Kan koridor bukan punya lo. Lagian juga jalanannya gede, DaRa.."

"Dara-Dara!!! Nama gw Sarah bukan Dara!!!"

"Gw gak lagi manggil nama lo, tapi julukan lo."

"Julukan? Maksud lo??" gadis manis itu mengernyit bingung.

"Iya.. Julukan lo DaRa.. Alias DADA RATA!!hahahhah!!" pemuda tampan itu membalas dan setelahnya tertawa diiringi tawa teman-teman pemuda itu yang berdiri di belakang si pemuda.

"Br*ngsek lo!! Dasar KECOAK BUNTUNG!! CICAK TERBANG!! KUPU-KUPU TAK BERSAYAP!! TANDUK BANTENG!!! BUAYA JADI-JADIAN!! MONYE.."

"STOOOPPP!!! Oh my God!! Sarah Almaira!! Lo lagi ngabsen kebun binatang?? Dan lo juga Reza Fabian, tolong lo ngalah hari iniii...aja. Masa cuma gara-gara lewatin koridor yang gedenya selapangan bola kalian selalu berantem?? Sarah, lo lewat kirinya Reza dan Reza, lo lewat kanannya Sarah jadi kalian gak harus terpaku satu titik!" tiba-tiba sahabat si gadis yang berdiri di samping gadis itu menyela dengan suara yang tak kalah menggelegar untuk menghentikan perdebatan tak masuk akal dua orang berbeda jenis itu.

Si gadis yang berdebat hanya menatap datar si pemuda yang menatapnya dengan cuek.

"Loh, kok malah pada diem??"

"Gw gak mau minggir," ucap datar gadis yang bernama Sarah.

"Gw juga ogah minggir," balas pemuda yang bernama Reza mengedikkan bahunya cuek sambil tersenyum miring kearah Sarah.

"Hhh.. Kalau kayak gini kapan kelarnya? Sarah.. Kita kan mau ke perpus. Udah deh, mending lo ngalah sebelum jam istirahat kelar, " ucap Luna -Sahabat dari Sarah yang tadi menghentikan perdebatan- sambil menghela napas lelah.

Selalu seperti ini jika sahabatnya - si Sarah - bertemu dengan Reza Fabian yang selalu di ikrarkan Sarah sebagai musuh abadinya dari sejak masuk SD sampai sekarang mereka sudah kelas tiga SMA.

Dimana pun mereka bertemu, selalu ada peperangan kata-kata seperti saat ini, tidak ada yang ingin mengalah ketika mereka berpapasan di jalan.

Sarah menghela napas jengkel mendengar ucapan Luna.

"Gw tetep gak mau minggir!" ucap Sarah tajam.

Detik selanjutnya, tanpa aba-aba, Sarah menabrak bahu kokoh Reza kencang dan melangkah menjauh dengan langkah pasti tanpa melihat ke arah Reza yang limbung karena tidak siap dengan serangan Sarah.

Sementara Luna, melebarkan matanya terkejut dan mengikuti langkah Sarah tergesa-gesa yang sudah agak jauh darinya.

Sedangkan teman-teman Reza, melongo tak percaya sambil melihat punggung Sarah.

Reza yang baru tersadar dari keterkejutannya tersenyum kecil dan detik selanjutnya berbalik untuk melihat punggung Sarah.

"GILA YA DISEKOLAH INI TERNYATA ADA BANTENG CEWEK!! DADANYA RATA PULA!!" teriak Reza dengan wajah jahil.

Sarah menghentikan langkahnya mendengar teriakan Reza, dan membalikkan tubuh sambil menatap Reza datar dengan menjulurkan jari tengahnya ke arah Reza yang dibalas cengiran Pemuda itu.

Kumpulan Cerpen  (Short Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang