Daveeka membuka kedua matanya dengan perlahan, dan mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Tapi ia begitu terkejut, saat mendapati dirinya, yang bukan berada di dalam kamarnya. Ia pun segera bangkit, dan duduk di atas ranjang.
"Aku ada di mana?" batinnya, sambil mencoba untuk mengingat-ingat.
Lalu ia menepuk keningnya, saat ia berhasil mengingat sesuatu.
"Aku hampir saja lupa, kalau sekarang aku tinggal di rumahnya Hyung Seok" gumamnya. Ya, kemarin adalah hari pernikahannya Daveeka, dengan Hyung Seok. Dan seharusnya, kemarin menjadi hari yang paling bahagia bagi mereka berdua, tapi tidak bagi Daveeka. Karena ia tidak mencintai Hyung Seok sama sekali, dan ia tak menginginkan pernikahan itu. Tapi ia pernah mengatakan pada Hyung Seok, kalau ia akan belajar untuk mencintai pria itu, dan menerimanya sebagai suaminya, meski sampai saat ini, ia belum bisa melakukannya.
Ia pun menghela nafasnya, dan bangkit dari tempat tidur. Lalu ia berjalan keluar dari kamarnya, dan menuruni anak tangga. Tapi tiba-tiba, hidungnya menghirup aroma masakan, yang berasal dari dapur. Segera ia mempercepat langkahnya, dan berjalan menuju dapur.
Tapi saat sampai di dapur, ia langsung menghentikan langkahnya, saat melihat Hyung Seok, yang sedang memasak, untuk sarapan. Lalu ia menghela nafasnya dengan kasar, dan kembali berjalan untuk menghampiri suaminya itu.
"Selamat pagi~" sapanya, sambil berdiri di sebelahnya Hyung Seok.
Pria itu pun langsung menoleh ke arahnya, dan menyunggingkan sebuah senyuman di wajahnya, "Selamat pagi juga istriku, rupanya kau sudah bangun" jawabnya, yang membalas sapaannya Daveeka.
"Iya" ucap Daveeka, yang kemudian mengulum senyumnya, dan menundukkan kepalanya, "Maaf ya, aku telat bangunnya, jadi tak bisa membuatkan sarapan untuk pagi ini" sambungnya.
Tapi Hyung Seok malah tersenyum, dan mengacak rambutnya Daveeka, "Tidak apa-apa sayang, aku dapat memakluminya. Dan lagipula, kau tidak boleh kelelahan, karena kandunganmu masih begitu muda" ujarnya, yang kemudian melanjutkan, acara memasaknya.
"Terima kasih, H-Hyung Seok" jawabnya yang sedikit terbata-bata. Namun pria itu hanya menggangguk, dan tersenyum saja, karena ia sedang sibuk memasak.
"Biar aku bantu ya?" ujar Daveeka, sambil menatap suaminya dari samping.
"Tidak usah sayang, kau mandi saja, dan setelah itu kita sarapan bersama" jawab Hyung Seok, sambil menoleh ke arah istrinya itu, dan menyunggingkan sebuah senyuman.
Karena tak ingin berdebat, Daveeka pun mengganggukkan kepalanya, dan menghela nafasnya dengan kasar, "Baiklah, aku mandi dulu" ucapnya, yang kemudian segera beranjak pergi.
Namun Hyung Seok tak menjawabnya, dan hanya tersenyum saja, sambil terus memasak.
1 jam kemudian. . .
Kini Daveeka sedang duduk di ruang keluarga, sambil menonton sebuah acara di televisi. Sedangkan Hyung Seok, sedang sibuk membersihkan rumahnya, seorang diri. Karena ia tak menginzinkan Daveeka, untuk membantunya.
Lalu Daveeka menghela nafasnya, dan beralih menatap perutnya, yang belum terlihat membuncit, karena usia kandungannya baru memasuki 3 minggu. Tapi meskipun begitu, indra penciumannya menjadi lebih sensitif, terhadap bau, sehingga membuatnya jadi mudah sekali merasa mual.
Perlahan, ia mengusap perutnya dengan lembut, dan terus menatapnya.
"Aku tak pernah menginginkanmu" gumamnya, sambil terus mengusap perutnya. Ya, ia memang tak menginginkan bayi itu. Apalagi jika mengingat, bayi itu adalah anaknya Dae Won, seorang pria yang sangat ia cintainya, yang sudah membuatnya kecewa. Padahal, ia sempat berpikir untuk menikah dengan Dae Won, dan hidup bersama dengannya. Apalagi jika mengingat, pria itu yang begitu mengerti dirinya, dan paham cara memuaskannya saat bercinta. Tapi sayang, semua itu lenyap begitu saja, saat ia melihat pria yang dicintainya itu, tengah asyik menghisap payudara, dari seorang model.
Meskipun Dae Won sudah meminta maaf padanya, dan menyesali perbuatannya itu, tapi tetap saja Veeka tidak bisa memaafkannya, dan langsung memutuskan hubungan mereka, saat itu juga. Tapi ia tak bisa melupakan kejadian itu, begitu saja. Bahkan sampai detik ini pun, ia masih saja teringat, dengan kejadian menjijikkan itu, yang membuat hubungannya dengan Dae Won, menjadi kandas.
Tapi untungnya, ia sudah memblokir nomor, dan semua akun media sosialnya Dae Won, agar pria itu tidak bisa menghubunginya lagi. Bahkan, ia juga tak mengundang mantan kekasihnya itu, di acara pernikahannya. Karena ia tahu, pria itu akan marah besar, dan bisa-bisa ia malah mengacaukan acara tersebut.
"Hey, sedang apa?"
Ia langsung menoleh ke arah sumber suara, saat mendengar suara seseorang, yang tak asing baginya. Dan itu adalah Hyung Seok.
"Sedang menonton televisi saja" jawabnya, sambil tersenyum kecut, dan memalingkan pandangannya ke layar televisi.
Tapi dahinya Hyung Seok malah mengerut. Lalu ia berjalan, dan mendudukkan tubuhnya di sebelah kirinya Veeka, "Sedang menonton televisi, tapi kok pandangannya kosong seperti itu?" ujarnya, sambil menatap istrinya dari samping.
Veeka pun langsung mengulum bibirnya, dan menghela nafasnya dengan kasar, "Aku teringat dengan Dae Won" ucapnya.
Mendengar nama pria itu, membuat raut wajahnya Hyung Seok, langsung berubah dalam seketika. Lalu ia juga menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya ke depan, "Aku tahu, memang tak mudah untuk melupakan seseorang yang kita cintai, meskipun orang itu sudah membuat kita kecewa, atau sakit hati" tuturnya.
Segera Veeka menoleh ke arah suaminya itu, dan menatapnya dari samping, "Maaf, tapi aku belum bisa untuk melupakannya. Bahkan sampai saat ini, ia masih saja berada di dalam hatiku" ucapnya.
Namun Hyung Seok malah menyunggingkan sebuah senyuman, dan menoleh ke arah Veeka, "Tidak apa-apa, aku mengerti. Dan jangan memaksakan dirimu, untuk melupakannya" jawabnya, sambil mengusap-usap bahunya Veeka.
"Dan maaf juga, karena sampai detik ini, aku belum bisa mencintaimu" katanya, tanpa melepaskan pandangannya dari Hyung Seok.
Tapi Hyung Seok malah tersenyum kembali, "Tidak apa-apa sayang, cinta itu tidak bisa dipaksakan. Jadi jangan pernah memaksa dirimu, untuk mencintaiku. Biarkan saja semuanya mengalir apa adanya, tanpa ada paksaan. Karena aku tak mau, kau mencintaiku karena terpaksa" tuturnya.
Bibirnya Veeka pun terangkat, setelah mendengar penuturannya Hyung Seok, dan kini ia merasa sedikit lega, "Aku akan terus berusaha, untuk belajar mencintaimu" ucapnya.
Dengan senyuman yang masih mengembang di wajahnya, Hyung Seok mengganggukkan kepalanya, "Iya sayang, kau juga harus belajar satu hal" katanya, sehingga membuat dahinya Veeka jadi mengerut.
"Satu hal? Apa?" tanyanya, yang terlihat bingung.
"Kau harus belajar menerima, dan menyayangi bayi, yang kini berada di dalam perutmu" jawabnya, sambil mengusap kepalanya Veeka, dan menyunggingkan senyuman.
Tapi Veeka malah menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya ke depan. Bahkan raut wajahnya pun, langsung berubah dalam seketika.
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Marriage [COMPLETE]
RomanceWarning : Adult Content!!! 🔞 ~ Sequel of "Partner in Bed" ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Partner in Bed" ) "Tapi anak yang kukandung ini, bukan lah anak mu, Hyung Seok!" "Aku tak peduli, Veeka. Aku akan tetap mer...