Starla POV
Hai, namaku starla . tepat nya bulan depan usiaku menginjak 17 tahun , aku duduk di bangku kelas 3 SMA . tidak, aku tidak sebatang kara . aku masih memiliki ibu yang selalu menyayangiku sepenuh hati, ibu yang peluknya adalah hangatku dan kata katanya adalah penenang untukku .
Aku bersekolah di IHS (indonesia high school) sekolah paling bergengsi di indonesia, aku masuk dengan beasiswa hingga kelulusanku nanti . Kini, aku dan ibuku menumpang tempat tinggal pada paman dan bibiku . mereka adalah adik dari almarhum ayahku , yah semenjak ayah meninggal aku dan ibu terpaksa tinggal di rumah paman dan bibi .
Sekiranya begitulah pesan terakhir almarhum ayah, ia menyuruh aku dan ibu untuk tinggal bersama paman brams dan bibi monika serta anak mereka karin .
Sedikit bercerita, ayah bukanlah seperti seorang ayah pada umumnya . ia selalu menyakiti ibu, dengan bermabuk mabukan, bermain wanita, berjudi hingga berhutang sana sini . tak jarang ayah juga kasar pada ibu dan aku, ibu banting tulang bekerja hingga tak mengenal waktu untuk mencukupi kehidupan kami dirumah dan untuk melunasi hutang hutang ayah yang tak ada habisnya .
Hingga kepergian ayah harus menyisakan hutang yang benar benar berjumlah besar, ibu terpaksa menjual rumah dan barang barang berharga untuk melunasi hutang ayah . waktu itu kami benar benar mengalami krisis moneter, hingga untuk makan pun rasanya sulit sekali . tapi tak sedikit pun aku dengar ibu mengeluh, ibu hanya mengatakan "Tak apa, semua akan baik baik saja . tuhan sedang menguji seberapa kuat kita, dan lihat lah kita masih kuat kan?" . aku bangga pada ibu ku, ia tampak selalu tegar hingga aku malu jika aku sering mengeluh .
Tinggal di rumah paman dan bibi pun, kehidupan kami tidaklah baik . kami tidur di kamar yang lebih mirip seperti gudang, beralaskan tikar dan satu bantal . aku dan ibu juga tak jarang di perlakukan seperti pembantu, harus membereskan rumah sebesar itu berdua saja . jika kami melakukan kesalahan sedikit, mereka akan marah marah dan mengungkit kebaikan mereka yang telah menampung kami disana .
Aku juga sering mengatakan pada ibu untuk kami tinggal di tempat lain saja, biarlah sederhana asal aku tak melihat ibu di caci dan di maki . ibu hanya tersenyum dan mengatakan "Tak apa kita disini, ibu memikirkan sekolah mu nak . ibu bekerja untuk sekolah mu, setidaknya kita tak kesusahan makan dan kebutuhan lain lainmu terpenuhi disini " .
Aku hanya diam, menangis dalam hati . begitu banyak keperihan yang ibu tanggung, tapi ibu selalu tampak tegar . ia selalu memberikan senyum nya padaku, senyum hangat yang selalu membuatku merasa tenang . aku begitu menyayangi ibu, hanya ia yang ku punya saat ini . disaat orang diluaran sana begitu jahat pada kami, ibu selalu mengajarkan aku untuk jangan pernah membalasnya . aku bangga memiliki ibu seperti ibuku . bersabar lah bu, suatu hari nanti aku akan membahagiakan ibu dan membuat ibu tak lagi di rendahkan oleh orang lain .
Terlebih perlakuan paman dan bibiku, mereka sudah memperlakukan ibuku dengan tidak baik . menyuruh ibu bekerja seharian untuk membersihkan rumah mereka yang begitu besar tanpa upah apapun, mereka menyuruh ini itu dengan ucapan yang tidak sopan malah terbilang kasar .
Ya tuhan, aku tak apa jika aku harus menanggung sakit yang sesakit sakitnya . asal jangan kau berikan sakit pada ibuku, sungguh ia telah banyak melewati hal yang begitu menyiksa jangan terus kau berikan cobaan yang berat padanya . hanya beliau yang aku punya saat ini . :')
KAMU SEDANG MEMBACA
StarLa
Teen FictionKetika pahit nya hidup membuat hatimu yang sebelumnya sehangat senja kini berubah menjadi sebeku es . Masalalu, kehilangan, kenyataan . mau tidak mau, siap tidak siap ketika kau berada dalam situasi itu semua akan kau terima . Pahitnya kehilangan...