Halo, sebelum membaca bab ini, aku hanya ingin kasih tau kalau Handmade Heaven ganti judul menjadi AEGIS.
I know it's kind of weird bc we're in the final nine chapters, tapi arti dari Aegis sendiri jauh lebih menggambarkan keseluruhan storyline daripada Handmade Heaven.
[ ae·gis /ˈējis/ Perlindungan, penyokong, atau dukungan dari individu atau organisasi tertentu. ]
Maaf, ya, kalau kalian udah terbiasa dengan judul sebelumnya, aku udah ga dapet aja feelnya karena udah ga sejalan dengan keinginan. Itu aja, kok, selebihnya masih sama.
Oh ya, aku pake visual Rachelle Lefevre untuk Mother (Rachelle ini udah umur 41 tahun, ya, jangan kira masih muda haha), dan JR Bourne untuk daddy-nya Audrina.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading hooligans!
⋇⋆✦⋆⋇ ⍟ ⋇⋆✦⋆⋇
Di dunia di mana eksistensi karma kerap dipercaya kehadirannya, Kang Yonghwa tidak mengira miliknya akan datang secepat ini. Setumpuk dosa yang menenggelamkan raga, kebiadaban yang menghantui, masa lalu menghakimi, segala tentangnya sungguh menjijikkan hingga Tuhan saja mungkin akan menolak presensinya.
Kapan terakhir kali dia kalah?
Tidak pernah. Yonghwa belum pernah merasakan kekalahan, namun itu terdengar salah. Karena sejatinya, bagaimana seseorang yang sudah mati dapat merasakan sesuatu? Hipokrit, palsu, inkonsisten—ya, apapun kata yang tepat untuknya, tidak akan mampu memperbaiki seluruh blunder dalam riwayat hidupnya.
Semenyesal apapun dirinya, itu tidak akan pernah merubah apa yang sudah menjadi identitasnya. Semua yang telah hilang tidak akan pernah kembali seperti sedia kala.
Diana Kirova menjadikannya kuat, berpengaruh, pilihan yang layak dan seseorang untuk dihormati. Kau tidak sering mendapatkan oportunitas dan kehidupan seperti itu di masa sekarang. Setidaknya, bukan dari tempat asalnya. Negaranya sendiri, bangsanya sendiri, bahkan keluarganya sendiri melihat Kang Yonghwa sebagai hewan pengerat yang pantas mendapatkan proyektil menembus kranium.
Tidak ada yang mengira Yonghwa mampu meraih kesuksesan tanpa tergiur untuk bertindak curang. Mereka mengecam empati dan filantropi yang dia miliki, menjadikannya hinaan, sasaran eksploitasi, sehingga menunjukkan kepada mereka apa yang terjadi ketika kebaikan berubah menjadi buruk, ketika seorang malaikat menentang Tuhannya sendiri, adalah opsi terakhir.
Dan Yonghwa menolak untuk mati sambil berkontemplasi apa yang dia putuskan dulu merupakan suatu kesalahan atau bukan. Dia sudah membantai keji istri dan keluarga besar, meninggalkan putrinya, membuat kesepakatan dengan iblis, dia akan terkutuk jika mortalitas menyentuhnya tanpa arti.
