Si kecil kesayangan Hyun-Jae lagi asik ngunyah roti isinya di teras depan ditemenin omanya. Udah rapi pakai seragam sekolah, rambut kuncir satu dan tas gemblok biru di kursi sebelahnya.
"Nana pergi ke sekolah sama Uncle Sang-Yeon, ya," kata omanya.
"Papa ke mana, Oma? Mama juga tadi ga bangunin aku."
Omanya yang masih keliatan muda itu ngusap kepalanya. "Masih tidur. Capek kuliah kayaknya mereka."
Obrolan kecil tadi terus berlanjut, sampai sepuluh menit kemudian satu mobil hitam masuk pekarangan dan berhenti di depan mereka.
Sang-Yeon keluar dari mobil. Dandanannya rapi banget, tapi rambutnya cuma disisir biasa, ga klimis.
"Bunda," sapa Sang-Yeon sambil senyum. Dia noleh ke Nana juga, "Hai, Sayang."
"Halo, Uncle."
Sang-Yeon duduk sebentar, nunggu Nana selesai sarapan.
"Sang-Yeon kenapa jarang main ke rumah," kata Bunda Chan-Hee.
"Banyak kerjaan, Bun. Sang-Yeon juga lagi mau buka usaha bareng Kak Ji-Ae, jadi sibuk liat-liat tempat sama atur planning."
Mereka berdua sepakat mau cicil rencana bikin brand make up berdua dari sekarang. Seenggaknya kuliah mereka berdua ga sia-sia. Ga lucu empat tahun belajar Kimia malah ujung-ujungnya ngurusin bisnis lain.
Beliau ngelapin mulut Nana yang banyak sisa saus di bibirnya.
"Emang Chan-Hee ke mana, Bun?"
Diliat dari senyumnya si bunda, Sang-Yeon agak curiga.
"Lagi jemput adeknya Nana," jawabnya, terus ketawa kecil.
Sang-Yeon kaget dong. "Hiichan udah ga takut lagi, Bun?"
"Kemarin sih Chan-Hee cerita ke Bunda waktu mereka ke New York mereka berdua ngobrol. Mungkin Chan-Hee punya cara sendiri untuk bikin Hiichan nyaman."
Kabar bagus ya ini, bisa dibuat bahan gibahan di grup, batin Sang-Yeon.
"Syukurlah. Nanti cucu Bunda nambah deh."
"Iya, biar rumah rame. Bunda kangen gendong anak kecil. Makanya Bunda seneng waktu Nana dateng."
Nana cium pipi omanya terus lari ke arah mobil Sang-Yeon. Omanya masuk rumah duluan, mau liat anaknya itu kok masih belum bangun.
"Sini Uncle bukain, bisa ga naik sendiri?"
"Bisa, dong. Sama Daddy Ju-Yeon kan naik sendiri."
Baru aja Nana mau masuk, Sama Sang-Yeon digendong, makanya Nana teriak. Mereka berdua ketawa-tawa selama siap-siap di mobil.
"Kapan-kapan minta gendong Daddy Ju-Yeon ya, Na. Siapa tau nanti dia sembuh."
Nana yang lagi dipasangin sabuk pengaman sama Sang-Yeon nyengir aja.
"Uncle jangan bilang Daddy Ju-Yeon, ya. Waktu aku nginep di sana, kan aku tidurnya sama Daddy Jae. Kita berdua iseng dateng ke kamar Daddy Ju-Yeon. Terus aku cium pipinya. Lucu deh tidurnya waktu itu."
Nana ga ada bedanya menurut Sang-Yeon, masih tetep seneng cerita ini-itu. Apalagi tinggalnya bareng Chan-Hee, kan jadi ngerumpi mulu kerjaan mereka kalau jadi jalan-jalan berdua.
Balik ke rumah Chan-Hee. Si bunda lagi bikin sarapan karena tadi cuma bikin roti untuk Nana.
Hitomi dateng ke dapur, senyum ke bundanya. Mukanya masih yang kayak ngantuk gitu. Dia juga masih pakai gaun tidur selutut. "Bunda maaf aku kesiangan bangunnya."
"Iya, Sayang. Ga apa-apa. Chan-Hee mana?"
"Kak Chan-Hee ga enak badan kayaknya. Dari beberapa hari lalu muntah terus. Ini mau aku buatin teh."
Hitomi mulai sibuk nyari teh sama cangkir sementara si bunda diem sebentar.
"Hiichan, Bunda liat Chan-Hee dulu ya ke atas. Boleh titip masakannya? Kalau udah mateng langsung wadahin ke piring aja."
Menantunya ngangguk lalu bunda jalan ke kamar anaknya di lantai dua.
"Chan-Hee?"
Di kamarnya ga ada orang, tapi bisa kedengeran suara keran air dari arah kamar mandi.
Bundanya baru aja duduk di pinggir kasur begitu Chan-Hee keluar dari kamar mandi. Dia baru pakai jeans hitam aja sembari ngeringin rambut.
"Astaga Bunda, ngagetin aja."
Chan-Hee ketawa-tawa karena ngarasa konyol sendiri. Dia tadi sampai agak loncat saking kagetnya.
"Kamu sakit? Udah minum obat?"
Beliau nyamperin Chan-Hee yang lagi nyari-nyari baju di lemari. Akhirnya Chan-Hee ngambil satu kemeja putih yang bakal dipaduin sama sweater cokelat susu.
Mereka sekarang hadap-hadapan. "Ga tau, Bun. Udah dua hari kayak gini. Lemes, terus muntah. Padahal aku kayaknya ga ada sakit lambung gitu-gitu kan ya."
Bundanya ngangguk. Beliau nyuruh Chan-Hee diem aja biar beliau yang ngancingin kemejanya.
Tapi matanya salah fokus ke dada kanan Chan-Hee. "Kamu dari kapan punya tato di sini? Kayaknya cuma di kelingking aja deh yang waktu masuk SMA. Jangan bikin tato terus, Sayang, Bunda ga suka ah. Kasian kulit kamu."
Chan-Hee ketawa kecil, ngerasa abis kepergok ngapain aja sama Bundanya. "Dari sebelum nikah, Bun. Samaan loh aku bikinnya bareng Hiichan. Beda tulisannya aja."
Perasaan tadi mereka berdua ngomongin sakitnya Chan-Hee. Kok sekarang jadi bahas tato.
Kemejanya udah rapi dan sekarang Chan-Hee pakai sweater-nya sendiri.
"Chan-Hee, coba kamu periksain istrimu ke dokter."
Chan-Hee ngelirik Bundanya dari cermin. "Lah, yang sakit kan aku kok Hiichan yang diperiksa?"
Sekarang bundanya yang ketawa. "Engga, siapa tau kan gitu.
"Belum pernah Bunda ceritain, ya? Bunda dulu tiap hamil ga pernah muntah, yang kebagian sakitnya di tiga bulan pertama ya ayah kalian.
"Nih, kayak kamu gini." Bundanya cium pipi Chan-Hee, gemes liat anaknya itu malah bengong. "Coba periksain ya nanti pulang kuliah. Kamu ada bimbingan juga, kan?"
Belum sempet Chan-Hee jawab, pintu kamarnya kebuka. Hitomi jalan ke arah mereka berdua sambil bawa secangkir teh.
"Eh? Kak Chan-Hee udah rapi," katanya yang lagi naruh cangkir tadi di atas nakas. "Bunda, udah aku atur meja makannya, ya."
"Makasih, Sayang." Bunda mereka senyum terus jalan keluar kamar. "Chan-Hee, jangan lupa yang tadi Bunda bilang, ya."
Sekarang tinggal ada mereka berdua. Chan-Hee kentara banget lagi ngelamun. Masih mikirin omongan bundanya tadi.
"Ya udah aku mandi dulu ya, Kak. Tehnya cepetan diminum mumpung anget."
Hitomi masuk kamar mandi, ninggalin Chan-Hee sendirian dengan segala pikiran di kepalanya.
"Ah masa sih? Tapi bisa jadi, sih. Kalau dihitung dari yang waktu di New York berarti udah seminggu lebih ...."
Nanti Chan-Hee coba ajak Hitomi ke dokter kandungan pulang kuliah.
.
.Btw jenisnya kayak gini. Punya Chanhee tulisannya 'crescent' kalau Hitomi 'fullmoon'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Not Only Yours (Book 2) || The Boyz
ФанфикLiving as a normal people isn't important anymore. You should only live your life well, full of love and happiness. The Boyz with other idols. BxB September 5 -