25 - Future Management

146 32 7
                                    

Siluet bergerigi dari serpihan ingatan itu mencuat ke permukaan yang bercabang, ada terlalu banyak memori bersama Jung Hoseok yang tak terhitung jumlahnya. Satu fakta tertanam adalah kondisi mental yang tidak pernah membaik dan utuh sepenuhnya, itulah yang Seokjin, Yoongi, dan Taehyung ketahui. Dia terluka, sudah seperti itu sejak Ibu kandungnya meninggalkannya di usia sepuluh, tanpa selembar surat atau sekadar ucapan selamat tinggal. Namun, dia tetap bertahan, kerap mengharapkan musim baik akan datang padanya suatu hari nanti.

Sesekali Hoseok akan berbohong, bersandiwara, bersembunyi di balik prosodi; aku baik-baik saja. Tentu, tak satu pun dari mereka yang mempercayainya meski hanya sesaat. Tetapi, pada poin definit, dia akan mengakui, gelombang depresi menghantam kewarasan dan dia pasti berteriak, menangis, memohon, bahkan melukai diri sendiri. Isi kepala terdistorsi, raut muka mengeruh, tertekan, dia menderita hingga detik terakhir, kendati selalu menyembunyikannya di balik personalitas ceria dan penuh tawa.

Ketika mereka memiliki satu sama lain, Hoseok merasa seperti mampu menaklukkan dunia, tampak sangat gembira untuk memendam eksistensi kegelapan menghuni relung. Tetapi, lain cerita tatkala jam berdentang tengah malam, dia akan menelpon salah satu dari mereka, terisak tak terkendali, bertanya-tanya mengapa pribadinya tidak cukup baik guna membuat Ibu tetap tinggal, apa yang kurang darinya, kesalahan apa yang telah dia perbuat.

Setiap inkuiri tercurah dari mulut tanpa henti, sayangnya, tidak ada yang bisa menjawab. Mereka tidak tahu, mereka tidak tahu bagaimana mengonversikan situasi agar segalanya terasa lebih baik baginya karena mereka tidak pernah melalui apa yang dia lalui. Pada akhirnya, mereka hanya kapabel memastikan bahwa dia tidak akan menempuh agonia sendirian. Jelas, mereka gagal total.

Motif lain seorang Diana Kirova adalah merenggut kebahagiaan yang tidak didapatkannya secara integral pada periode masa kecil. Antipati mulai membiak liar, bertumbuh sadistis—rasa sakit benar-benar mampu mengubah seseorang menjadi monster. Diana hanya ingin semua orang merasakan sakit, dan memutuskan untuk menaburkan benih tersebut kepada anak-anak maupun remaja polos, rentan, namun masih memiliki abilitas mendominasi dunia.

Menurut analisis, Gwen mengartikulasikan bahwa Audrina juga memiliki personalitas yang serupa dengan Hoseok, sisihkan bagian depresi, dia seterang mentari, penuh dengan pikiran positif dan kebahagiaan. Itulah penyebab mutlak mengapa mereka didapuk menjadi representasi OLA dan HOA.

Seokjin seharusnya berjuang lebih keras lagi dalam memahami bahwa empat tahun lalu, segalanya hanyalah skema, tipuan dua organisasi sinting tersebut. Dan lagi, penyesalan bersikulasi pelik di dalam tubuh, pening menjalar tajam sementara satu skenario nostalgia mengemuka, mengambil alih fokus isi kepala.

"MDream?" gumam Seokjin. "Aku belum pernah mendengar nama panti asuhan ini."

Hoseok melipat bibirnya sebelum terkekeh. "Memang baru selesai dibangun dan dibuka, hyung. Itu sebabnya, aku memutuskan pulang dan merayakan hari ulang tahunku dengan menyumbang beberapa kebutuhan mereka."

Sedari tadi pandangan Taehyung tercerai-berai ke seluruh penjuru, menaikkan satu alis, kemudian berujar, "Aneh."

"Apanya?"

"Itu..." Taehyung menautkan jari-jemari, memperhatikan beberapa figur di depan gedung. "Anak-anak di sini terlihat ketakutan."

"Masa, sih?" tanya si pemuda Jung, memicingkan mata. "Mungkin karena ini lingkungan baru?"

"Aku memperhatikan ada tiga SUV hitam terparkir di gerbang utama, seperti mengawasi sesuatu."

Hoseok menjeda, tampak sedang menganalisis sesuatu di kepala. "Ah! Aku baru ingat kalau katanya ada kerabat dari pemilik panti asuhan ini yang mengenal Menteri Pertahanan. Itu pasti mobilnya."

AegisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang