Author POV
Malam ini langit menurunkan hujannya, disertai angin yang membuat siapa saja merasa tertusuk oleh dinginnya malam itu .
Starla tengah menatap hujan diluaran sana dari arah jendela yang sengaja ia buka , membiarkan rintik rintik hujan sedikit membasahi wajahnya . lamunannya membuat dingin merasa terabaikan . ya, starla sudah duduk di dekat jendela selama 30 menit sembari menunggu ibunya masuk ke dalam kamar tersebut .
Ia sedang meratapi nasibnya selama ini, entah ia tengah menyesal terlahir ke dunia ini atau ia berpikir tak sanggup melaluinya . entahlah, hanya ia yang tau segala isi pikirannya saat itu .
Tak terasa lamunannya saat itu membuat air mata lolos begitu saja dari pelupuk matanya, saat saat seperti inilah ia menjadi dirinya sendiri dengan tak menggunakan topeng senyum palsu yang biasa ia perlihatkan pada dunia .
Terdengar suara pintu terbuka, itu pasti ibu starla .
dan memang benar, ibunya masuk dan tersenyum ke arah putrinya . ia menutup jendela kamar itu, dan segera mengisyaratkan starla untuk tidur di pangkuannya saat itu .
Seakan mengerti, starla pun berbaring dan meletakkan kepala nya diatas pangkuan ibunya . terasa oleh starla sentuhan lembut di kepalanya, siapalagi jika bukan ibu yang selalu menyayanginya dengan lembut mengelus pelan kepala putrinya .
"Ada apa nak, mengapa kamu menangis hmm? ayo cerita pada ibu . bagilah sedihmu dengan ibu mu ini nak" ucap ibu dengan lemah lembut seraya mengusap pelan air mata yang sedari tadi lolos dari pelupuk mata putrinya .
"Bu, apa salahku? hingga sebegini berat cobaan yang harus kita alami . dulu, nenek dan kakek begitu membenci ibu hingga mengusir kita dari rumahnya . mengatakan aku adalah anak haram dan pembawa sial, hingga kita tinggal bertiga bersama ayah dan ayah juga mengatakan hal yang sama padaku . ayah tak terlihat menyayangiku, ayah juga selalu berlaku kasar pada ibu yang sudah mencintai ayah setulus hati . sudah 7 tahun lamanya ayah tiada, dan sekarang paman dan bibi juga berlaku sama seperti nenek dan kakek . apa kita menyusahkan mereka? apa begitu banyak salah kita sehingga tak ada sedikitt saja rasa kasihan mereka kepada kita bu? . mengapa tuhan begitu tak adil? membuatku lahir ke dunia, hanya untuk merasakan jahatnya takdir dan semesta ini . di perlakukan kasar oleh orang orang, di buang sana sini, di katakan anak haram dan pembawa sial, di jauhi semua orang hingga aku tak pernah merasakan memiliki teman yang sesungguhnya, di caci dan dimaki, di hina dan di rendahkan . apa salahku bu? apa ?" starla terisak di pangkuan ibunya , menceritakan isi dari lamunan yang telah membuatnya meneteskan air mata kala itu .
Lagi lagi, ibu tersenyum hangat .
Dengan terus mengusap lembut kepala putrinya, ia berkata "Nak, beginilah adanya hidup . kamu tak bisa memilih terlahir pada siapa dan seperti apa, tapi kamu bisa memilih mati menjadi apa dan bagaimana . Hidup ini merupakan permainan, kita hanyalah korban . mau tak mau, hidup harus tetap kita jalani . untuk apa terus mengeluh? jika waktu terus saja berjalan, memaksa kita untuk terus ngejalani semua hal yang terjadi . kita hanya perlu menjadi seorang pemenang, dengan terus berlaku tegar pada segala keadaan bahkan seperih apapun itu . Nak, ibu tetap disampingmu tak perduli sekeras apa takdir ini mempermainkan hidup ibu . tak perduli secepat apa waktu berjalan untuk mengikis usia ibu, kasih sayang ibu padamu tak akan pernah tergantikan oleh apapun . saat pertama mata ini melihat matamu, hati ibu telah jatuh cinta dan sudah sangat tulus menyayangimu nak . Hadapilah kenyataan dengan senyuman, meski perih yang tengah kita rasakan . karna begitulah caranya kita untuk tegar dan belajar dari banyak hal yang terjadi . mengerti sayang?" jelas sang ibu, membuat starla berpikir apa yang ibu nya katakan adalah benar . lagi lagi pangkuan ibu adalah sehangat hangatnya pelukan untuk starla .
"Tapi aku tak bisa setegar ibu, di caci dan di maki sekali pun ibu tetap tersenyum diam dan menerima . Itu semua membuat mereka berlaku seenaknya pada ibu . aku tak tega terus terusan melihat ibu di injak dan di hina oleh mereka semua ." ujar starla yang sedikit geram mengingat segala perlakuan tak mengenakkan dari orang orang pada ibunya .
"Tersenyumlah, itu adalah perlawanan dan benteng terhebat . kau tau? tak ada gunanya kita melawan mereka semua, itu akan membuat kita terlihat sama seperti mereka . Pukulan terhebat adalah ketika kita mampu tersenyum saat orang lain mencoba untuk menjatuhkan, hanya orang orang hebat yang mampu melawan dirinya sendiri . emosi "marah" ibu rasa sudah tak ada lagi di diri ibu, semua hal ibu tanggapi dengan senyuman . itu semua karna sudah ibu biasakan, begitupun denganmu nak . tetaplah tersenyum, itu adalah kekuatan untuk dirimu"
Starla bangkit dan memeluk ibunya, ibu nya menyambut pelukan itu dengan hangat .
"Ibu akan selalu melindungimu, menjagamu, dan akan selalu menyayangimu . ibu mencintaimu, melebihi ibu mencintai diri ibu sendiri ." pelukan starla semakin erat, mendengar pernyataan ibunya .
"Aku juga sangat menyayangi ibu, disaat semua orang membenciku dan mengatakan hal buruk padaku . ibu selalu menjadi pahlawan untuk melindungiku, peluk ibu selalu menghangatkanku, kata kata ibu selalu menjadi penenang untukku . bersabarlah bu, hingga aku dewasa nanti aku berjanji akan membahagiakanmu bu ."
"Tumbuhlah dewasa nak, melihat setiap senyummu adalah harta paling berharga yang akan selalu ibu syukuri . kamu adalah sumber kekuatan ibu . ibu memberimu nama starla yang berarti Cahaya Bintang , sebab kamu akan selalu jadi penerang bagi setiap kegelapan orang lain . termasuk ibu, kamu menjadi cahaya yang selalu menerangi gelapnya hidup ibu" ucap ibu starla .
Kala itu, sang ibu semakin memeluk erat putrinya . dekapan hangat itu semakin erat dan erat, seperti mereka akan berpisah dan tak bertemu lagi . starla merasakan ada air mata yang jatuh membasahi nya .
Starla melepas pelan pelukan itu dan menatap ibunya . "Ibu menangis?" ucap starla yang melihat air mata jatuh dari mata indah ibunya .
Starla mengusap air mata ibunya sembari berkata "Mengapa ibu menangis?"
"Maafkan ibu, telah membuat mu menjadi sebegini menderita . maafkan ibu nak, belum bisa membahagiakanmu dan malah membuatmu menjadi begini . maafkan ibu, maafkan ibu nak" ibu begitu terisak mengatakan permohonan maaf pada putri sematawayang nya .
"Bu, ibu sendiri yang bilang tersenyum akan menjadi kekuatanku . dan senyumku adalah ibu, ibulah kekuatanku bu . tanpa ibu, entah apa aku jadinya hari ini . entahlah, pelukan ibu hari ini sedikit terasa berbeda untukku ." starla spontan mengatakan itu, sebab ia merasa memang tak enak hati sedari tadi .
"Ibu juga merasakan hal yang sama, seperti kita akan terpisah sangat jauh dan tak bertemu lagi ." ucap sang ibu .
"Ibu tak akan kemana mana, ibu akan selalu di sampingku . tak ada yang boleh memisahkanku dari ibu kecuali kematian bu . tak akan pernah ada yang bisa memisahkan kita" starla terisak, sebenarnya perasaan akan kehilangan itu sangatlah kuat di hatinya . ia hanya berusaha menepis itu semua dengan mengatakan tak akan ada yang memisahkan mereka .
"Jika suatu hari kematian itu merenggut ibu darimu, maka ibu hanya pergi dari penglihatanmu nak . tapi tidak dari hati mu, ibu akan selalu bersemayam disini . tepat di jantungmu, setiap detak jantungmu adalah senyum sekaligus peluk hangat ibu untukmu . dan jika nanti sumber kekuatanmu ini pergi, carilah sumber kekuatanmu yang lain agar kamu menemukan tujuan hidup dan kekuatan kekuatan yang lain untuk bertahan hidup . mengerti?"
"TAK AKAN ADA YANG MEMISAHKANKU DARI IBU . sudahlah bu, aku hanya ingin ibu tetap bersamaku . jangan berbicara masalah kepergian, karna kepergian ibu adalah kematian bagiku ."
"Baiklah, kemarilah . tidur di samping ibu, akan ibu nyanyikan lagu kesukaanmu."
Starla melepas peluknya, dan berbaring di sebelah sang ibu . mendengar nyanyian merdu ibunya, ditemani suara rintik rintik hujan yang seakan ikut bersenandung merdu bersama suara ibunya membuat starla terlelap dan menuju alam bawah sadar nya . cukup sampai disana pembicaraan ibu dan anak itu . hingga keduanya terlelap , ditemani suara hujan yang mulai mereda .
KAMU SEDANG MEMBACA
StarLa
Teen FictionKetika pahit nya hidup membuat hatimu yang sebelumnya sehangat senja kini berubah menjadi sebeku es . Masalalu, kehilangan, kenyataan . mau tidak mau, siap tidak siap ketika kau berada dalam situasi itu semua akan kau terima . Pahitnya kehilangan...