15

296 31 9
                                    

"iya-iya, Noona boleh datang," ucap seorang pria pada wanita diseberang teleponnya.

"Bye."

From : Siwon Hyung

Fighting! You can do it

To : Siwon Hyung

👌💪

"Tarik nafas, hembuskan. Kamu bisa Jeong," ucap pria itu di depan cermin toilet.

Tak ada kegugupan yang menghantuinya. Sama seperti waktu itu. Namun, hanya satu ketakutannya sebuah kegagalan yang terulang.

'Kegagalan hanya sekali Jeong. Yakinlah' batinnya mengusir ketakutan.

Setelah ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga gilirannya. Mempersiapkan diri sebelum tampil dan menuju tempat penilaian ketika sudah dipersilahkan.

Seperti biasa, ia menceritakan sekilas tentang repertoar yang ia bawakan.

'lihat, kamu tidak gugup. Awal yang bagus' batinnya lagi yang kemudian memulai permainannya.

Sama seperti biasanya, mulus dengan tone yang sempurna. Semua penonton bahkan juri begitu takjub.

"I can catch my feel, good Jeong," batinnya.

Tak lama, ia kemudian membuka mata. Dan semua hal itu terulang lagi. Nayeon, berada di tempat duduk terdepan dengan smirknya yang khas dengan artian "kamu tak akan pernah bisa"

Jeongyeon kini bermain dalam kekacauan lagunya. Tempo yang tak lagi tepat bahkan membuat lagu terdengar berbeda disertai seringnya ia terpeleset dalam penempatan jari.

"Permainan apa ini?" Batinnya.

Rasa sesak mulai muncul di dada. Adegan penonton membicarakan kesalahan penyaji kembali terulang.

"Tuh kan, sudah ku bilang dia akan gagal. Dia juga sudah gagal dalam acara finger style competition."

"Wah kalau gak bisa main pulang aja deh mending. Malu-maluin."

"Bahkan nenekku yang sudah tua bisa menyelesaikan lagu ini sesuai aslinya."

"Payah"

Ucapan mereka satu-persatu membuat Jeongyeon semakin down.

"Apa kau puas?" Batinnya bertanya pada sosok itu.

Jeongyeon berdiri dan pergi tanpa hormat. Benar-benar memalukan baginya saat ini.

Soojung POV

Jeongyeon terlihat begitu kacau, hal yang sama terulang lagi.

Dia turun dari panggung di tengah lagu tanpa penghormatan atau semacamnya. Terlihat begitu pengecut, tapi itu karena dia begitu tertekan.

Aku mengikutinya yang sekarang sudah turun dari panggung.

Dia terlihat begitu rapuh. Terduduk dan bersandar di sudut ruangan dengan kepala yang tertunduk.

"Jeong!" panggilku pelan berjongkok sambil mengelus kepalanya.

"Aku begitu payah Noona, aku pengecut," ucapnya sengau masih tertunduk.

"Itu hanya kesalahan teknis Jeong. Itu hal yang lumrah."

"Ini sudah tidak biasa Noona, aku sudah tidak bisa lagi."

The Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang