StarLa (5)

15 2 0
                                    

AUTHOR POV

Malam ini starla tengah sibuk belajar, karna besok adalah hari pertama ujian kelulusan nya .
Ia begitu sangat antusias dan bersemangat untuk ujian, ia ingin segera lulus dan bekerja untuk bisa menghidupi kebutuhan ibu dan juga dirinya . tak pernah terpikirnya untuk kuliah, bisa lulus dan cukup makan sehari hari saja sudah sangat bersyukur .

"Sudah larut nak, tidur terlalu larut juga akan mengganggu ujianmu besok." ucap sang ibu, yang sedari tadi juga tengah sibuk menjahit sesuatu .

"Iya bu, sebentar lagi . aku harus bisa mendapat nilai yang bagus, agar tak mengecewakan ibu ."

"Kau tak pernah mengecewakan ibu nak, sangat tidak pernah" ibu mengulas senyum nya .

Starla semakin bersemangat, karna ibu nya tak pernah menuntut untuk ia menjadi "Bisa" ibu nya selalu menjadi penyemangatnya dalam keadaan buruk sekali pun . Ketika starla tidak puas dengan nilainya ibu nya selalu mengatakan "Bersyukurlah untuk hal sekecil apapun, agar tuhan juga tak segan memberikan nikmat yang besar sekali pun" .

Sudah 30 menit berlalu dari pembicaraan mereka tadi, starla kemudian menutup buku nya . ia pun menoleh ke arah ibu nya yang masih sibuk menjahit .

"Ibu juga belum tidur? tidur lah bu, sudahi menjahit nya . ini sudah begitu larut, bisa di lanjutkan besok" ucap starla, setelah melihat ke arah jam sudah menunjukkan pukul 01 pagi .

"Kamu tidur diluan saja, sebentar lagi ibu akan menyusulmu ."

Karna sudah sangat terserang oleh kantuk, starla pun memilih untuk tidur lebih dulu . sedangkan ibu, masih tengah sibuk dengan kegiatan menjahitnya .

Pagi telah menyambut dunia, kini saat nya starla untuk berangkat ke sekolah seperti biasa . hari ini adalah hari pertama ujiannya, ia sudah sangat mempersiapkan dirinya untuk ini .

"Baiklah, aku pergi dulu bu . doa kan ujianku berjalan dengan lancar ya bu ."

"Tanpa kamu memintanya, doa ibu selalu menyertai setiap langkah kaki mu nak . pergilah, dan berjuang untuk mendapatkan nilai yang bagus . tak ada usaha yang mengkhianati hasil sayang ."

"Sip, dahh ibuu" ucap starla sembari mengecup pelan pipi ibu yang sangat ia sayangi tersebut .

---
Suasana di dalam ruang ujian sangat sangat mencekam, membuat siswa dan siswi disana terlihat tegang . Bagaimana tidak? ini adalah hari pertama untuk ujian kelulusan mereka, hasil ujian kali ini akan menjadi penentu masa depan mereka nantinya .

Starla terlihat sedang berdoa sebelum waktu ujian dimulai . ketika terdengar bunyi alarm tanda ujian telah dimulai, saat itu semua siswa dan siswi tengah sibuk menjawab semua persoalan yang ada di monitor mereka masing masing .

--
Starla sibuk dengan ujian kelulusannya, sedangkan disana di tempat lain tepatnya di rumah sakit terdapat seorang gadis yang tengah menangis dan terisak .

Gadis tersebut seorang diri, sembari menggenggam erat kertas yang tengah di pegangnya . kemungkinan gadis tersebut baru selesai melakukan pengobatan atau semacamnya .

Terlihat seorang wanita yang tidak terlalu tua di ujung sana memperhatikan gadis yang tengah menangis tersebut . dan beberapa detik kemudian, ia menghampiri gadis tersebut dan duduk disampingnya .

"Hey, ada apa denganmu nak? . mengapa kamu menangis seorang diri disini?" tanya wanita tersebut, yang tak mendapat jawaban apapun dari gadis yang sedang ia tanyai .

Wanita itu membiarkan sang gadis menyelesaikan tangisannya, sesekali ia usap pundak gadis itu untuk setidaknya mengurangi beban yg tengah di tanggung gadis tersebut .

"Aku baru selesai melakukan pemeriksaan, dan hasilnya membuatku begitu terkejut . aku tak ingin orang tua bahkan kakak ku mengetahui penyakitku, itu akan membuat mereka merasa sedih ." ucap sang gadis sembari terisak .

Wanita itu merasa kasihan pada sang gadis, seakan mengerti apa yang gadis itu rasakan .

"Boleh aku melihat kertas hasil pemeriksaanmu?" tanya wanita tersebut yang dibalas anggukan oleh sang gadis .

Wanita tersebut tampak terkejut dan beberapa detik kemudian ia tersenyum setelah membaca hasil laporan kesehatan milik gadis yang baru ia temui itu .

"Kamu di diagnosa penyakit Gagal ginjal stadium akhir? " pertanyaan itu dibalas anggukan kecil sang gadis .

Wanita itu tersenyum .

"Siapa namamu?" lagi lagi wanita itu terus bertanya pada sang gadis .

"Axenna, Axenna Xandra Abraham" ucap sang gadis .
"Baiklah, mau kah kamu ikut denganku? kita duduk bersantai di taman kota . bagaimana?" tawar sang wanita .

Axenna sempat berpikir, dan kemudian menerima ajakan tersebut . ia berpikir bahwa ia juga butuh udara segar untuk melepas beban dan masalah yang ia tanggung hari ini .

Tak beberapa lama, wanita itu dan axenna telah sampai dan mencari tempat duduk .

"Kamu jangan pernah berpikir bahwa dirimulah yang paling menderita di dunia ini, lihat lah dunia begitu luas . jangan terlalu sering memandang keatas, pandanglah kebawah dan lihatlah masih banyak orang diluar sana memiliki masalah yang lebih berat dari kita . jangan jadikan masalah sebagai beban, tapi jadikanlah masalah sebagai pelengkap hidup . tanpa masalah, kamu tak akan pernah belajar bangkit setelah terjatuh bukan?" jelas sang wanita, axenna mendengar kan dengan antusias sembari mencoba untuk mencerita maksud dari perkataan wanita tersebut .

"Namaku adriana, aku seorang wanita yang tak sempurna . sebab, aku di diagnosa dokter memiliki kanker rahim sehingga rahimku harus di angkat dan saat itu usiaku masih 25 tahu aku juga baru menikah 2 tahun kala itu . mertua bahkan orang tuaku membenciku, termasuk suamiku . mereka membenciku karna tak bisa memberikan keturunan untuk mereka, aku begitu hancur waktu itu .

Kuyakin tak ada seorang wanita pun di dunia ini yang mau rahimnya di angkat, aku begitu terpuruk dan bersedih waktu itu . hingga aku terus berdoa, dan menemukan bayi kecil yang telah membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya . Bayi yang telah aku besarkan hingga saat ini, kujaga dan kusayangi sepenuh hati . Putriku saat ini berusia 16 tahun, dan beberapa minggu lagi akan 17 tahun . tepat di hari kelulusan sekolahnya ." adriana bercerita sembari mengingat masalalu, dimana perihnya kenyataan yang harus ia hadapi saat itu sampai ia tersenyum mengingat pertamakali ia menemukan seorang bayi kecil yang telah membuatnya jatuh cinta .

"Kau membesarkan bayi yang kau temui itu seorang diri?" tanya xenna .

"Ya, tak berhenti disitu . semua orang ikut membencinya karna ku, tapi aku tak pernah takut dengan apapun selama aku masih bersama putriku . bagiku, putriku itu adalah anugrah terindah yang telah tuhan titipkan padaku dan untuk menghapus segala sedih dari penderitaanku . hadirnya, menutupi ketidak sempurnaanku ." ujar adriana .

"Kau terlihat begitu tegar dan kuat, saat semua orang berlaku jahat padamu . aku jadi malu telah menganggap dirikulah yang paling kasihan, ternyata kau benar aku perlu melihat kebawah untuk tau bahwa bukan hanya aku yang memiliki masalah."

"Bagus jika kamu mulai menyadarinya, banyaklah bersyukur dalam hidup nak ." nasehat adriana kepada xenna . yang dibalas senyum dan anggukan kecil gadis itu .

"Baiklah, aku senang bertemu denganmu . tapi aku harus menjemput putri kesayanganku, lain kali kita bertemu ." ucap adriana berpamitan .

"Bolehkah aku meminta nomor ponselmu?"

"Tentu"

Setelah memberikan nomor ponselnya, adriana bergegas pergi dengan mengayuh sepeda putih yang selalu ia gunakan kemanapun ia pergi .

StarLaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang