Seorang gadis sederhana dengan rambut sebahu, duduk disebuah bangku panjang di belakang kampus yang menghadap ke taman. Ia selalu menyendiri karena ia tidak suka bergaul, ia hanya memiliki teman bernama Kaila. Karena kepintarannya, ia berhasil masuk ke universitas ternama di daerahnya.
"Cinta?" Seorang teman datang menghampiri Cinta,
Cinta menatap orang yang baru saja menyapanya, "Kaila, ada apa? Kok mata kamu sembab!" Tanyanya khawatir.
Kaila duduk di samping Cinta, "Ta, aku diputusin Ridho." Isaknya menyender dibahu Cinta,
Cinta mengusap kepala Kaila yang masih menangis, "sudah, jangan ditangisi. Di dunia ini masih banyak laki-laki yang mau sama kamu. Jadi, kamu yang sabar yah!" Kaila mengangguk dan menghapus sisa air matanya.
Mereka saat ini tengah beristirahat, Kaila seakan tahu jika para mahasiswi terburu-buru ke suatu tempat, itu berarti anggota empat sekawan datang. "Ta, lihat group cogan datang, yuk kita kesana!" Ajak Kaila,
Cinta hanya tersenyum, "kamu saja. Aku tunggu kamu di sini!"
"Ta, apa kamu gak normal yah! Kok kamu sama sekali gak tertarik sih sama cogan!" Kaila cemberut
Cinta tersenyum, "lihat cowok ganteng aja melow kamu langsung hilang. Aku salut!" Cinta mengacungi jempol untuk Kaila yang langsung kembali ceria setelah melihat anggota D4.
Kaila terkikik menutup mulutnya, "kan kamu sendiri yang bilang, bahwa didunia ini bukan hanya Ridho yang mau sama aku. Aku mau lihat mereka dulu, daahh!" Kaila melesat melihat D4 yang baru memasuki area kampus.
Disaat para mahasiswi berbondong-bondong ingin bertemu D4, Cinta memilih duduk di bangku taman kampus. Ia melihat para remaja itu histeris saat mereka lewat. Cinta menggelengkan kepalanya dan kembali membuka buku pelajaran.
Sorak sorai memenuhi area kampus, anggota D4 itu terus membuat para remaja itu memujanya. Bukan hanya ketampanan tetapi kepintaran dan kekayaan merekalah yang mendukung dan mendapat posisi seperti ini dikampus.
Devara, Diandra, Damian dan Demon adalah anggota D4. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Karena keempat ayah dan ibu mereka adalah orang penting di kotanya.
"Dev, gue rasa baru kali ini ada cewek yang gak histeris sama lo?" Diandra berbisik seraya melirik Cinta yang tengah sibuk dengan buku pelajaran.
Devara melirik Diandra tajam, "siapapun yang berani cuek sama kita. Lo bakal tahu apa yang bakal gue lakuin!" Ucapan Devara sontak membuat Diandra tersenyum misteri. Damian yang terlihat kalem hanya diam menatap Cinta.
"Apa lo gak puas ngebully para mahasiswi baru di kampus yang gak tertarik sama kita?" Demon menimpal
"Mon, lo biasanya paling seneng kalo gue punya ide ngebully, kenapa sekarang lo malah gak tertarik?" Devara beralih menatap Demon
Demon hanya nyengir, "sorry, Dev. Bukannya gue gak minat. Tapi, apa lo yakin bakal ngebully cewek itu?" Tunjuk Demon ke arah Cinta,
"Lo lihat aja. Kalau gue gak bisa naklukin tuh cewek, jangan panggil gue Devara!" Dengan percaya dirinya, D4 melewati Cinta yang pokus membaca buku.
"Hmm," deheman Devara membuat Cinta menaikkan wajahnya.
Devara seolah mendapatkan sengatan listrik saat tatapannya bertemu dengan tatapan Cinta.
"Ada apa?" Tanya Cinta kalem tanpa mengalihkan pandangannya.
"Apa lo anak baru?" Tanya Devara melipat kedua lengannya didada.
"Iya, apa saya punya salah?" Cinta menutup buku dan menatap Devara dengan berdiri didepan tubuh jangkung Devara.
"Gue rasa, lo belum tahu siapa gue!" Keangkuhan Devarabsungguh membuat Cinta merasa geli sendiri.