-hidup itu santuy aja jangan spaneng-spaneng banget. jangan cepet ke baperan, ntar terlanjur sayang, move onnya susah loh-
-author terzheyenk kalian
🌻🌻🌻
Hari itu panas terik matahari menyengat tubuh kami. kebetulan saat itu juga sedang jam pelajaran penjaskes yang sedang kami lalui. Namun hawa panas ini sudah kalah dengan sejuknya pemandangan yang berada di depan kami.
"kenikmatan tuhan manakah yang engkau dustakan, masyallah ukhti" ujar steffy sambil mengelap peluhnya dan menampilkan ekspresi kekaguman pada pemandangan yang tepat beberapa meter di depan tempat kami berdiri. steffy merupakan teman sebangku sekaligus teman curhatku, bisa dibilang dia itu yang paling mengerti, pandai, dan paling cantik diantara kami.
ya diantara kami, selain dirinya aku juga memiliki seorang teman lagi, namanya Syakila. kami berteman baik sejak dari sekolah menengah pertama, sampai sekarang ini. ia juga masuk disekolah yang sama denganku dan steffy, namun sayang kila mengambil jurusan yang berbeda. untuk sifatnya sendiri sih, kila itu orang yang paling santuy dan bodo amatan terhadap sesuatu. berbeda sekali dengan steffy yang sangat peduli sosial, dan tidak heran juga dengan jika steffy adalah anak yang paling famous diantara kami bertiga.
sudahlah lupakan perkenalan dua kutub itu, sang kutub utara dan selatan.
"apaan banget sih steff, kak gibran mau kamu kemanain?" ya begitulah logatku berbicara terlalu kaku mungkin untuk standar teman-temanku yang elo-gue an. tapi steffy sudah biasa akan hal itu, aku menatapnya keheranan.
"hehe cuma bercanda kali maa mama kuszheyenk" jawabnya
"ma ma ma, mama dengkulmu! aku belum setua itu tau!!"
"iya deh ama, udah deh panas nih buruan kantin aja kuy!" ajaknya semangat. Oh iya lupa, perkenalkan namaku Salma Pradana Putri, biasa dipanggil ama, mama, puput, yah itulah yang mereka sebut saat memanggilku. diantara temanku tadi, aku adalah yang biasa, tidak pernah menonjol dalam hal apapun.
bisa dibilang aku yang paling netral diantara kita bertiga, esktrakulikuler saja aku hanya mengikuti 2 jenis, pramuka sebagai yang wajib, dan minimal satu eskul pilihan bagi para siswa, aku sih milihnya eskul musik, itupun kupilih terpaksa. kalau saja ada eskul rebahan mungkin aku akan memilih eskul ini daripada seni musik.
sesekali mungkin aku mengcover lagu-lagu yang sedang viral atau kusukai ke akun media sosialku, tapi video-video itu mungkin juga hanya bisa dihitung jari, aku melakukannya hanya untuk hiburan saat bosan saja. kalau sedang tidak bosan ya sudah, tidak ada konten apapun yang memuat akun media sosialku.
sampai mana tadi, oh iya aku ingat. sesampainya di kantin, aku mencari tempat duduk dan steffy yang memesan makanan. aku duduk dan membuka layar ponselku dan memainkannya sedikit, membuka whatsapp jika barangkali ada yang penting dan membuka twitter setelahnya.
ku akui, aku cukup alay kalau sudah hanyut berada di dalam aplikasi latar biru burung putih itu. tanpa sadar aku kelepasan tersenyum saat membaca sebuah retweetan dari sebuah akun 'receh' yang aku ikuti."masih jaman banget ya twitteran, lucu deh lo" aku tersentak kaget saat ada suara asing yang berada didepanku saat ini, berat, serak, dan yang pasti ini bukan steffy.
awalnya aku ragu untuk mendongakkan kepalaku yang masih terfokuskan pada ponsel yang ku pegang, tapi akhirnya aku memberanikan untuk melihat siapa lawan bicaraku ini.
aku menemukan seorang laki-laki berbaju olahraga dengan lengan pendek yang sedikit di gulung dengan rambut yang sedikit terbasahi oleh keringat hasil permainan basketnya. aku sedikit terkejut dengan kedatangan seseorang yang tengah berada di hadapanku ini, ya, ini adalah lakilaki yang beberapa menit yang lalu kulihat sedang bermain basket dilapangan dan laki-laki ini juga yang membuat mulut steffy tadi berkoar-koar.
KAMU SEDANG MEMBACA
interminable
Randomtentang sebuah rasa yang terlalu lama singgah dan tak kunjung di sudahi. lewat pertemuan tak disengaja waktu itu, semuanya tak bisa diutarakan secara langsung kemudian dibawa pergi dan disimpan sendiri. dia memang dingin tapi senyumnya mampu menghan...