**********
rara menuju ke kamar mamanya. dia mengetuk pintu kamar lalu masuk. mamanya sedang bersiap-siap menghadiri pertemuan dengan rekan-rekannya. "ada apa rara ?" tanya mama.
"aku mau ngasih sesuatu" kata rara. rara memberikan foto pada mamanya.
mamanya menatap foto itu, ada dirinya dan rara saat mencoba gaun pesta di toko. rara meminta bantuan pelayan toko untuk memfoto mereka berdua.
"aku ga tau gimana caranya berterimakasih buat bantuan mama waktu itu" kata rara. "aku cuma punya foto ini buat mama"
"oh, rara" mama terharu. dielus-elusnya kepala putrinya dengan penuh kasih sayang. "ini indah sekali"
"mama bisa memajangnya di meja kantor mama" kata rara
"terimakasih rara" kata mama senang"
**********
hari ini adalah hari pembagian rapor. rara duduk di kelasnya dengan khawatir. dalam hati kecilnya dia tidak ingin membuat mama dan selfi kecewa. pak nassar masuk ke kelas sambil membawa rapor dan banyak perangko.
"hari ini kalian akan mendapatkan hasil belajar kalian selama 1 semester ini" kata pak nassar. "tapi sebelumnya ada yang ingin bapak sampaikan, sebagaimana yang telah kalian ketahui, di seberang sekolah kita telah dibuka kantor pos baru. mereka ingin memberikan perangko pada kalian sebagai kenang-kenangan" lalu pak nassar meletakkan setumpuk perangko pada meja terdepan masing-masing. "bapak yakin kalian akan menikmati liburan kalian setelah pembagian rapor ini. jadi perangko ini dapat kalian gunakan untuk mengirim kabar pada teman kalian saat kalian pergi ke luar kota"
rara melihat sekilas perangkonya yang berwarna biru, lalu memasukkannya ke tas.
"nah" kata pak nassar. " sekarang bapak akan membagikan rapor berdasarkan urutan nama kalian. bagi yang namanya dipanggil silahkan maju kedepan" dipanggilah nama siswa satu persatu, dan tiba giliran rara dipanggil. rara duduk dihadapan pak nassar dengan muka khawatir. "nilai-nilaimu memasng masih kurang" kata pak nassar. "tapi bapak tau kamu sudah berusaha. kamu masih punya kesempatan untuk memperbaiki nilaimu semester depan. walau begitu bapak tetap merasa senang karena tidak ada satupun nilai merah di rapormu"
"tidak ada yang merah ?" tanya rara terkejut.
"ya !" kata pak nassarsambil tersenyum. "kelihatannya kamu sudah berusaha memperbaiki nilaimu dibandingkan tahun lalu. bapak tau kamu bukan anak yang bodoh dan sampai saat ini bapak tidak menyesal karena telah memberikan kesempatan padamu utuk membuktikan hal itu pada dirimu sendiri. jadi semester depan, coblah berusaha lebih baik lagi"
pak nassar memberikan rapor ke rara. "ini kamu bisa lihat sendiri"
rara melihat nilai-nilai di rapornya. memang banyak nilai enamnya, tapi tidak ada nilai merah. nilai yang bagus hanyalah nilai olahraga, ia mendapat nilai 8. "berjuanglah semester depan, rara" pak nassar memberi semangat.
"terimakasih, pak" rara tersenyum. rara keluar kelas sambil tersenyum. selfi sudah mengingatkannya dari pagi bahwa dia ingin melihat rapor rara.
rara tidak melihat selfi di kelasnya. "kamu tau selfi dimana ?" tanya rara pada salah seorang teman sekelas selfi.
"oh ! dia dipanggil ke ruang guru" katanya.
rara langsung pucat. "apa gara-gara nilai rapor selfi yang menurun ?" batinnya panik. rara berlari ke ruang guru. dia menunggu sampai akhirnya selfi keluar.
"selfi !" sapanya. "kenapa kamu dipnggil ? emang ada masalah sama nilai rapormu ?"
selfi mengangguk tanpa semangat. tangannya memegang rapornya dengan lemas. "gapapa selfi, kan masih ada semester depan. kamu pasti bisa berusaha lebih baik lagi di semester depan. pasti nilainya tidak lebih parah dari nilai raporku kan ?" hibur rara
selfi menatap rara dengan serius. "gimana rapormu ?"
rara memberikan rapornya ke selfi. "ga jelek ! seenggaknya ga ada nilai merah sama sekali, semester depan kita berusaha sama-sama, oke !" selfi melihat nilai rapor rara.
"aku senang ga dapat nilai merah ! sini aku liat rapormu" balas rara.
selfi menggeleng. rara penasaran dan merebut rapor selfi dari tangannya. "rara !" rara terkejut melihat rapor selfi.
"nilaimu ga ada yang jelek" kata rara. "semuanya dapat nilai 9"
"emang !" kata selfi santai. "kalau gitu kenapa kamu dipanggil ke ruang guru ?" tanya rara bingung.
selfi akhirnya tertawa. "aku tadi becanda. aku dipanggil karena aku mau dikasih hadiah soalnya aku juara umum"
"hah ? juara umum ???" tanya rara. "jadi... kamu bohongin aku tadi ?"
selfi mengangguk. "aku ga nyangka bisa nipu kamu"
rara cemberut kesal. "sebel !!"
"aku becandaa" ~selfi
"tunggu, aku ga ngerti" kata rara. "waktu itu kan kamu ga ikut ujian fisika"
"heh, kan aku ikut ujian susulan" jawab selfi
"gimana sama nilai olahragamu ?" tanya rara bingung. "kok bisa dapat nilai 9 ? bukannya kamu ga bisa ikut olahraga"
"pak guru ngasih tugas lain buat aku" kata selfi. "kliping tentang olahraga"
rara akhirnya mengerti. dalam kondisi sakitpun selfi bisa menjadi juara umum. mereka berjalan menuju taman sekolah dan duduk di bangku taman.
YOU ARE READING
DETIK TERAKHIR
Short StorySELFI - sosok yang tenang dalam menghadapi masalah, dewasa, pintar bermain piano RARA - tomboy, keras kepala, broken home