Bab 38

3.7K 417 66
                                    

Taehyung menghela napas lega setelah menyelesaikan ulangannya. Ia menyandarkan punggungnya dan menengok ke arah kedua sahabatnya.

"Kepalaku terasa mau pecah." Ucap Mingyu. Taehyung hanya tersenyum dan memutar duduknya menjadi menghadap Mingyu.

"Lebay kamu." Mingyu memberengut mendengar ucapan Taehyung. Jimin yang duduk di sebelahnya hanya bisa tersenyum maklum.

"Tae?" Panggil Jimin lirih seraya mendekatkan dirinya pada Taehyung.

"Aku beberapa kali melihat Daniel berdiri di sekitar lokermu. Aku tidak tahu pasti, tapi sepertinya ia bukan orang yang baik." Ucap Jimin lirih. Mingyu yang mendengar itu dengan cepat melayangkan pukulan pada kepala Jimin.

Plak

"Jangan bicara ngawur. Jangan menuduh kalau belum lihat buktinya langsung. Itu fitnah tahu!" Ucap Mingyu. Jimin hanya mengusap kepalanya seraya melirik keberadaan Mingyu.

"Aku tidak menuduh maupun memfitnah. Aku hanya berusaha memberi tahu Taehyung agar selalu waspada." Bela Jimin. Mingyu hanya memutar bola matanya.

"Terserahmu saja." Mingyu mendengus sebal.

Taehyung masih terdiam. Ingatannya kembali pada pesan yang ia temukan di pintu lokernya pagi tadi. Apakah ini ada hubungannya dengan ucapan Jimin?

"Gyu? Jim?" Tatapan mata Mingyu dan Jimin mengarah pada Taehyung. Ekspresi Taehyung yang serius membuat kedua temannya mengerutkan dahinya bingung.

"Ada apa?" Tanya mereka bersama.

"Ayo ikut aku." Taehyung kemudian beranjak dan diikuti kedua temannya tadi.
.
.
.

Taehyung mampir ke lokernya sebentar untuk mengambil kertas yang berisi ancaman tadi pagi. Ia kemudian melangkahkan kaki menuju rooftop. Mingyu dan Jimin hanya diam dan mengikuti Taehyung.

"Tae? Ada apa?" Tanya Mingyu serius saat mereka sampai di rooftop.

Taehyung mendudukkan dirinya di bangku dan menatap serius kedua temannya.

"Tadi pagi aku mendapatkan kertas ini di depan pintu lokerku." Ucap Taehyung seraya menunjukkan kertas itu pada Mingyu dan Jimin.

Jimin langsung mengambil kertas itu dan membacanya bersama Mingyu.

"Anjir! Siapa yang nulis pesan ini? Apa-apaan? Ini ancaman." Ucap Jimin setelah selesai membacanya.

"Apakah Jungkook tahu?" Tanya Mingyu dan dijawab gelengan oleh Taehyung.

"Aku berharap kalian menyembunyikan masalah ini dari Jungkook. Emm... Begini, ada dua orang yang aku curigai saat ini." Taehyung menjeda bicaranya. Mingyu dan Jimin duduk di samping Taehyung dan menyimak ucapannya.

"Tadi pagi aku hanya menduga satu orang yang memberikan ancaman murahan begini padaku. Tapi setelah mendengar cerita Jimin tadi, aku jadi menduga dua orang." Jelas Taehyung.

"Jangan mengambil kesimpulan begitu, belum tentu apa yang Jimin katakan itu berhubungan dengan pesan ini. Lagian kenapa juga dia melakukan ini padamu? Dia siswa baru." Ucap Mingyu.

"Kenapa kamu membelanya terus? Jangan-jangan kamu suka padanya."

Plak

Satu geplakan Jimin dapatkan lagi. Mingyu ini benar-benar ringan tangan. Jimin jadi heran? Apakah dia lahir dari kaki dulu yang keluar? Kenapa tidak bisa menghargai kepala?

"Sakit Bangsat!" Keluh Jimin dan hanya ditanggapi rollingan mata oleh Mingyu.

"Sudah, sudah. Dengarkan dulu!" Mingyu dan Jimin memberikan atensinya kembali pada Taehyung.

Taehyung menghela napas kasar seraya menatap kedua sahabatnya ini datar. Heran juga, bagaimana bisa ia memiliki sahabat yang seperti mereka? Huft, untung sayang, untung setia, jika tidak, mungkin tak akan ada yang betah berteman dengan mereka.

"Jadi begini," Taehyung menjeda bicaranya dan menatap sekeliling. Ia tak mau ada orang lain yang mendengar masalah ini.

"Daniel dan Jungkook satu sekolah saat JHS dulu. Waktu itu Jungkook tinggal di Busan, jadi tak heran jika mereka bisa satu sekolah. Mereka dulu adalah rival dan Jungkook bilang, Daniel selalu bersikap buruk padanya. Dia melakukan banyak cara agar bisa menjatuhkan Jungkook, termasuk memfitnah Jungkook di depan teman dan juga guru-gurunya. Sampai akhirnya Jungkook pindah sekolah karena kedapatan selalu bertengkar sampai berkelahi dengannya. Maka dari itu, wajar jika aku menaruh curiga padanya. Jungkook juga masih belum bisa mempercayainya." Taehyung menghela napas. Padahal Taehyung sudah ingin berpositive thinking terhadap Daniel, tapi jika dugaannya benar, Taehyung tak bisa tinggal diam.

"Terdengar masuk akal sekarang." Sahut Mingyu dengan wajah seriusnya.

Plak

"Aku benar kan? Aku tidak memfitnah kan?" Tanya Jimin dengan tatapan mengejeknya.

"Iya, kamu benar. Tapi tidak usah menggeplak juga, Bangsat." Gerutu Mingyu dan hanya dihadiahi peletan oleh Jimin. Menyebalkan sekali.

"Sudahlah, ini serius." Ucap Taehyung jengah. Mingyu dan Jimin kembali diam dan memasang telinganya lebar-lebar. Ia sudah siap mendengar lanjutan ceritanya.

"Lalu orang kedua yang kamu duga?" Tanya Jimin. Taehyung tadi bilang kalau ada dua orang yang ia curigai.

"Somi, kalian tahu dia kan?" Tanya Taehyung dan diangguki oleh kedua sahabatnya.

"Dia menyukai Jungkook dan sudah berkali-kali menyuruhku untuk pisah dengan Jungkook." Taehyung mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia merasa cukup frustasi dengan kejadian ini.

"Aku tidak bisa memastikan salah satu pelaku dari mereka. Maka dari itu, aku minta tolong pada kalian berdua untuk menyelidiki mereka berdua. Tapi satu hal yang aku minta. Rahasiakan ini dari semuanya, termasuk Jungkook." Mingyu dan Jimin mengangguk.

"Kamu bisa mempercayakan ini pada kami, Tae. Kami tak akan membiarkan siapapun melukaimu. Kamu adalah sahabat kami dan jika kami dapat menemukan pelakunya nanti, jangan harap kami akan berbaik hati. Tak peduli dia namja maupun yeoja. Benar kan Gyu?" Jimin menatap Mingyu.

"Benar Tae. Tenang saja, kami akan membantumu. Ceritakan apapun yang terjadi padamu. Aku dan Jimin akan selalu ada untukmu dan membantumu." Ucap Mingyu.

"Terima kasih, kalian memang sahabatku yang terbaik." Taehyung merangkul kedua sahabatnya itu. Bersyukur sekali ia memiliki sahabat yang selalu ada dan peduli dengannya.

"Jim, ayo kita mulai penyelidikan kita." Ucap Mingyu bersemangat.

"Siap laksanakan, Komandan." Sahut Jimin dan membuat ketiganya tertawa.

"Aku juga tidak akan tinggal diam. Aku tak akan membiarkan siapapun menyakitimu, Baby."

Bersambung...

Aku datang kembali!
Ada yang rindu para bangsat gak nih?
Ada yang rindu denganku tidak? Hehehe...

Maaf ya baru bisa up lagi. Semoga kalian menyukainya...
Selamat membaca semuanya... 💜💜💜

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang