Part 2-Hwang Lanny

9 1 2
                                    

"Bagaimana hari pertamanya?" tanya Nyonya Hwang.

Lanny yang sedang menatap kearah luar jendela hanya bergeming. Ia yakin bahwa ibunya mengajukan pertanyaan itu untuk Yunseong, bukan untuknya. Namun setelah beberapa detik tidak juga ada jawaban dari saudara kembarnya itu. Lanny menoleh ke sisi kirinya, dimana Yunseong duduk. Dilihatnya laki-laki itu sedang menatap ponselnya. Airpod terpasang pada telinganya. Lanny mencibir. Lengan kirinya menyenggol lengan Yunseong. Membuat lelaki itu menoleh, mengangkat sebelah alisnya.

Lanny mengangkat dagunya, menunjuk kursi kemudi yang di duduki ibunya.

"Mwo?" Bibir Yunseong bergerak tanpa suara.

Lanny kembali mengangkat dagunya.

"Wae?" tanya Yunseong lagi masih tanpa suara.

"Eomma.." Lanny menunjuk Yunseong.

Yunseong mengendikkan bahunya tidak paham dengan maksud gadis sebelahnya itu.

"Apa yang kalian lakukan berdua dibelakang sana?" Suara ibunya menginterupsi gerakan Lanny. Dapat dilihatnya bahwa sang ibu melirik mereka dari spion tengah.

Lanny meremas paha Yunseong dengan keras, membuat lelaki itu berteriak.

"YAK!!" Yunseong melepas airpod yang menempel pada telinganya. "Kau gila?"

Nyonya Hwang menepikan mobilnya mendadak. Membuat Lanny terjengkang kedepan hampir menatap kursi depan. Kemudian wanita itu menoleh pada kursi belakang, dimana anaknya berada.

"Wae? Wae? Apa yang terjadi? Kenapa kau berteriak Yunseong-ah?" tanyanya khawatir.

Yunseong tidak merespon ucapan ibunya. Matanya melirik tajam pada Lanny yang memegang dadanya dan terlihat mengatur nafasnya pasca ibunya yang hampir menyebabkan kecelakaan pada mereka bertiga.

Yunseong menggeleng menanggapi ibunya. "Gwenchana. Tadi seperti ada semut yang menggigit kakiku."

"MWO? Semut nakal mana yang berani menggigit putra tampanku? Eoh?" Nyonya Hwang meraba kaki Yunseong. Mencoba mencari dimana keberadaan semut nakal itu.

"Gwenchana eomma. Gwenchana," jawab Yunseong meyakinkan. Ia membawa tangan ibunya untuk kembali memegang kemudi. "Mari kita pulang dengan selamat," ucapnya di akhir, mengingat bahwa kebiasaan sang ibu yang menyetir mobil dengan mengkhawatirkan.

"Eoh, mian. Mian eomma telah membuatmu terkejut."

Suasana kembali tenang sesaat. Sebelum Lanny mengeluarkan suaranya.

"Eomma, aku lapar."

"Lalu?"

"Aku ingin Subway."

"Subway?"

"Eoh. Yang ada diperempatan jalan dekat rumah."

Ibunya melihat kearah Yunseong dari spion depan.

"Yunseong-ah.. Kau juga lapar?"

"Tidak terlalu."

"Kita makan dirumah saja kalau begitu. Eomma akan memasakkan sesuatu. Bagaimana?"

"Eomma.." rajuk Lanny.

"Mwo?"

"Mengapa kau tidak pernah menuruti keinginanku sekali saja?" Mata Lanny bergetar. Terlihat sebentar lagi ia akan mengeluarkan tangisannya. Ia merasa ibunya benar-benar tidak adil padanya. Yunseong yang merasa saudaranya itu akan melakukan hal yang dibencinya segera menengahi.

Head Over HeelsWhere stories live. Discover now