5. I'll Try...?

373 38 0
                                    

Yunseong's POV

Dalam perjalanan pulang tadi Junho terlihat sangat kesal. Semua pertanyaanku hanya dijawab singkat olehnya. Apa lagi yang membuat dia marah kali ini?

Aku memutuskan berbicara padanya. Aku mengetuk pintu kamarnya.

"Junho-ya... Apakah kau masih bangun?", tanyaku pelan tidak ingin membangunkan eomma dan appa di kamar bawah.

Aku mencoba membuka pintu kamarnya dan tidak terkunci, jadi aku masuk dan menutup pelan pintunya. Junho berbaring dalam selimut di atas kasurnya. Aku berjalan pelan menuju kasurnya dan duduk di sampingnya.

"Junho-ya...", aku memanggilnya pelan sambil membelai rambutnya. Sebenarnya aku tidak mau membangunkannya jika dia benar sudah tidur. Tapi Junho membuka matanya.

"Waeyo, hyung?", rupanya dia masih bangun.

"Bolehkah hyung berbicara padamu sebentar?", aku bertanya berjaga-jaga jika memang ia sedang tidak ingin berbicara apapun.

"Hmm... boleh.", kemudian ia mengambil posisi duduk bersila di atas kasurnya. Aku pun naik ke atas kasurnya yang cukup besar itu.

"Apa hyung boleh tahu apa yang membuatmu kesal seharian ini?", aku menatapnya dan bertanya.

Junho hanya menunduk dan diam.

Apakah dia memang tidak ingin membicarakannya?

"Aku...", aku menunggu perkataan Junho selanjutnya.
"Aku hanya kesal hyung. Semua yang terjadi hari ini membuatku kesal."

"Wae? Apa yang membuatmu begitu kesal?", tanyaku lagi penasaran.

"Hyung tahu... aku tadi pergi ke klub tarik suara, sebenarnya aku tidak berniat untuk bergabung hanya saja aku menepati janji kepada seseorang dan datang tadi. Tapi kemudian appa datang dan mengatakan bahwa ia akan melatih vokal untuk klub tarik suara selama 2 bulan ke depan. Aku benar-benar kesal hyung sehingga aku memutuskan untuk tidak datang lagi besok."

"Hmm... lalu? Apa hanya itu yang membuatmu kesal?"

"Tidak hyung. Lalu setelah itu, saat tadi aku menunggu hyung di lapangan tenis, Eunsang, ketua klub tarik suara yang mengajakku bergabung kemarin malah menghampiriku dan membuatku kesal. Ia berkata hal-hal yang aneh dan memancing emosiku. Bahkan ia mengataiku bodoh karena terpengaruh dengan senyum manisnya. Hyung, dia benar-benar mengesalkan. Aku tidak bisa menebak apakah dia adalah orang baik atau bukan. Tapi yang jelas, kepribadiannya benar-benar buruk."

Junho berbicara panjang lebar seperti itu dan memanyunkan bibirnya. Benar-benar sangat menggemaskan sehingga membuatku terkekeh mendengarnya bercerita.

"Kenapa hyung tertawa? Apakah hyung akan mengataiku bodoh juga?", bibirnya malah semakin manyun.

"Haha... aniya Junho-ya~ Hyung hanya gemas dengan tingkahmu.", aku mencubit pipinya.

"Hyung... hyung sama sekali tidak membantu.", ia malah menyilangkan tangannya dan memalingkan wajah cemberutnya.

Adikku ini sungguh menggemaskan bukan?

"Hahaha... lagipula salahmu sendiri Junho-ya~ kenapa kamu sangat menggemaskan hah?", aku merangkul lehernya lalu menarik kepalanya turun hingga ke pahaku dan membaringkan kepalanya di sana.

"Aish hyung...", dalam posisinya yang sudah berbaring pun ia masih menyilangkan tangannya. Benar-benar membuatku gemas sehingga mencubit pelan hidungnya.

"Junho-ya~", aku mulai berbicara.
"Hyung tahu kau belum bisa memaafkan appa... hyung tidak akan memaksamu untuk memaafkannya sekarang. Kau pasti butuh waktu untuk itu. Tapi hyung mau kau tahu bahwa appa benar-benar sayang padamu. Eomma dan hyung juga sayang padamu. Kami semua sayang padamu."

[✔] Beautiful Encounter [Lee Eunsang x Cha Junho] | Junsang AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang