Move on adalah sebuah proses, semacam perjalanan. Kita tahu, bahwa dalam setiap perjalanan pasti akan selalu ada halangan. Dalam setiap proses, selalu ada hambatan. Dalam setiap langkah, selalu ada rintangan. Menyerah tentu bukan pilihan. Kalau mau move on, jelas menyerah nggak ada di dalam kamus kita.Seringnya, kita ngerasa bahwa move on itu susah banget. Padahal, kalau kita mau bertahan sebentar lagi aja, bisa jadi kita akan menemukan diri kita yang baru, yang udah sepenuhnya bebas dari ikatan rantai masa lalu. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa membuat kita susah untuk move on. Susah lho, ya. Bukan nggak bisa move on. Kita pasti bisa move on selama dalam prosesnya kita nggak milih untuk nyerah.
Here we go.
1. Ketika kenangan kembali datang
Ini adalah hal yang paling sering dialami sama kaum yang sedang mencoba move on. Orang yang mau move on, biasanya memilih untuk pura-pura nggak peduli sama masa lalunya, tapi kemudian pada saat si kenangan mulai mengetuk ingatan, mereka jadi kelabakan. Blingsatan sendiri sama perasaan yang pura-pura dipendam.
Ada banyak cara bagi kenangan untuk datang, dengan secangkir teh dalam riuh hujan, atau bisa jadi saat nggak sengaja mendengar lagu-lagu yang menyimpan sejarah di dalam ingatan. Orang yang milih cara move on-nya dengan berpura-pura nggak peduli justru lebih rentan untuk teringat masa lalu. Biasanya mereka malah gampang banget untuk galau.
Misalnya, ada orang yang bilang sama teman-temannya kalau dia udah nggak ada rasa lagi sama mantan dan udah berhasil ngelupain mantan nih. Coba aja kalau dia lagi sendirian di kamar, nggak ada kerjaan, mau tidur nggak ngantuk dan tanpa diduga rupanya di luar hujan deras. Suasananya mendukung banget, kan.. Baru, deh, ritual galaunya dimulai. Awalnya mungkin akan memandang hujan lewat jendela, terus mulai melamun dan ingatannya mulai lari ke kenangan lama, terus tiba-tiba air matanya menetes, terus galau.. Balik lagi ke fase depresi. Mulai nyalah-nyalahin diri sendiri dan keadaan karena udah putus sama si mantan. Mulai nyari-nyari ponsel untuk ngepoin twitter si mantan terus mulai nangis sesenggukan waktu baca mentionan si mantan sama orang lain dan mereka kelihatan dekat.
Atau bisa jadi, saat nongkrong sama teman di cafe. Lagi asyik-asyik ngobrol eh tiba-tiba lagu kenangan sama mantan keputer di sana. Terus mukanya langsung berubah sendu, dilipat-lipat kayak serbet warteg, terus mulai diam kayak patung pancoran, dengerin lagunya sampai habis, terus mulai deh.. Galau. Langsung ngerasa bad mood, malas ngomong, penginnya nangis. Ini sih biasanya perempuan. Kalau laki-laki lebih cool, sih. Pas dengar lagu kenangan di dalam cafe, dia pamit ke wc dulu sama teman-temannya terus di dalam wc nangis-nangis sesenggukan. Ngabisin tisu toilet. Mau balik nongkrong lagi sama teman-temannya nunggu lagunya berhenti. Pas udah balik, ditanya sama teman-temannya kok lama, jawabnya, "habis wudhu". Duh..
Itu yang terjadi kalau kita move on dengan cara yang nggak sehat. Biarkanlah proses move on itu berjalan sealami mungkin. Kita nggak perlu pura-pura nggak peduli sama masa lalu kita. Temui sahabat kita dan bilang sama dia kalau kita masih belum bisa move on. Nggak perlu pura-pura kuat, sebab kalau kita pura-pura kuat, pada akhirnya kita hanya akan membohongi diri sendiri. Parahnya lagi, kalau udah pura-pura, kita nggak bisa cerita sama orang lain. Padahal, bercerita jujur sama orang lain itu bikin kita ngerasa lebih baik.
Kenangan itu memang nggak mungkin dilupakan. Namun, konsep move on yang kita bicarakan adalah berdamai dengan kenangan, yang artinya kita bukan melupakan kenangan, tapi mengingatnya sebagai suatu pelajaran. Move on yang kita bicarakan itu bukan tentang berhasil melupakan kenangan, tapi, tentang bisa mengingat kenangan namun tetap merasa baik-baik aja. Sama seperti saat kita ingat pernah terjatuh dari sepeda dan terluka. Sampai sekarang masih ingat, kan? Tapi lihat.. Kita baik-baik aja. Begitulah move on. Jadi jangan memaksa untuk melupakan hal yang memang nggak mungkin bisa dilupakan.
YOU ARE READING
About Moving On (Completed)
Ficción Generaljika ditanya apa bagian terbaik dari hubungan kita, aku akan menjawab: melepasmu.