Selamat Datang, Aku!

79 4 0
                                    

Seperti apa yang udah kita sadari sebelumnya, bahwa apapun yang terjadi selalu meninggalkan pelajaran yang bermanfaat, maka, saat kita mengalami suatu hal yang membuat kita pernah ngerasa sedih dan berduka, jalani prosesnya dengan alami aja dan lakukan respon-respon yang sehat.

Cobalah untuk mulai menyayangi diri sendiri dengan menjaga hati dan melakukan hal-hal yang bermanfaat agar kita lebih sering merasakan bahagia. Kadang, kita terlalu fokus untuk membahagiakan orang lain sementara diri sendiri lupa dibahagiain. Introspeksi diri dan mulai ubah kebiasaan lama yang tanpa kita sadari ternyata membebani diri kita sendiri. Sadarilah bahwa keadaan kita yang menyedihkan itu nggak akan berubah kecuali kita sendiri yang mengubahnya.

Mungkin kita memang perlu merasakan pedihnya ditinggalkan, sakitnya dikhianati, dan dan pahitnya kehilangan untuk menemukan diri kita sendiri. Untuk menemukan rasanya bahagia menjadi pribadi yang bebas, rasanya senang saat kita akhirnya bisa tertawa lepas, dan rasanya tenang saat kita bebas dari rasa cemas. Mungkin kita memang perlu dikhianati supaya tahu betapa pentingnya menjaga kepercayaan. Mungkin pula kita memang perlu merasa kehilangan agar tahu bagaimana rasanya memperjuangkan.

Maka, jangan menyesali apa yang terjadi, sebab itulah cara semesta mengajarkan kita untuk menjadi dewasa. Dari kesedihan, kita belajar untuk mampu mengusap air mata dan mencari kebahagiaan sendiri. Kita boleh menangis sesenggukan, asal setelah itu kita nggak berhenti melangkah ke depan. Kita boleh ngerasa putus asa, asal setelah itu kita mau ikhlas dan kembali berusaha.

Kalau setelah berhasil move on dan saat menjalin hubungan yang baru ternyata kita gagal lagi, gimana?

Ngerasa cemas itu wajar, tapi kalau berlebihan sampai menimbulkan ketakutan di dalam diri kita sendiri, baiknya jangan dibiarkan. Kita mungkin berharap setelah ini kita nggak akan mengalami sakit hati lagi, tapi kan yang namanya hidup selalu punya dinamikanya sendiri. Belum afdol rasanya kalau usaha tapi nggak pernah gagal. Ada 3 kemungkinan kenapa kita mengalami kegagalan. Pertama, karena kurang usaha, kedua, karena kurang doa, dan ketiga, karena ditakdirkan berhasil dalam hal lain. Kalau kita mengalami kegagalan untuk menjalin suatu hubungan dengan seseorang, coba lagi. Perjuangkan lagi. Berdoa lebih banyak supaya diberi kekuatan dan kemudahan. Kalau masih gagal, mungkin saatnya kita menerima kalau kita ditakdirkan untuk orang yang lain. Paling nggak, kita nggak kalah gitu aja sama keadaan. Kita berdiri dengan berani dan mau berusaha. Sebab Tuhan mencintai orang-orang yang berusaha, maka jangan takut untuk gigih. Tenang aja, setiap usaha dan doa yang kita lakukan itu selalu punya harga di mata Tuhan.

Kepada pedih yang pernah singgah dan sempat membuat kita lupa caranya bersyukur, katakan bahwa kita lebih kuat dari apa yang mereka mampu lakukan pada diri kita.

Jangan takut untuk jujur, terutama pada diri sendiri. Sebab pada akhirnya, nanti nggak ada yang perlu ditutup-tutupi. Apa yang kita rasakan akan kelihatan sejelas layar penayang saat kita nonton film di bioskop. Jangan takut untuk belajar. Sebab saat kita ngerasa udah berhasil bebas dari duka, kita belum sepenuhnya selesai. Nggak akan pernah selesai. Nanti, akan ada pedih yang lain lagi, akan ada duka yang lain lagi, tapi, lihat aja.. Kita akan menghadapinya dengan lebih tenang, lebih dewasa dari sebelumnya, dan lebih tegar.

Jangan lupa untuk mengatakan terima kasih sama diri sendiri sebab udah mau bertahan sampai sejauh ini. Dulu, bisa jadi kita adalah sebutir mutiara yang berada dalam lumpur hitam, tapi dengan kegigihan dalam ngelewatin banyak fase, kita jadi mutiara cantik nan menawan. Maka, katakanlah selamat datang pada diri sendiri, karena telah mau berusaha dengan gigih untuk menjadi pribadi baru yang lebih dewasa dan tegar, yang nggak takut untuk belajar lagi dan bertanggung jawab atas pilihan yang telah diambil. Rayakan kebebasan diri kita sendiri dengan menjadi manusia yang bahagia. Nggak perlu muluk-muluk membuat kriteria bahagia. Ingat, bahagia itu diukur dari apa yang kita syukuri, bukan hanya apa yang kita miliki.

Katakan pula selamat datang pada isi kepala yang lebih pandai untuk memilah mana yang perlu dilakukan dan mana yang nggak.

Selamat datang, aku. Pribadi yang baru!

About Moving On (Completed)Where stories live. Discover now