Perlindungan Farel

6K 143 1
                                    

Tiara yang baru masuk sekolah setelah dirinya mengikuti lomba model di Australia, harus mengelus dadanya berkali-kali. Informasi yang baru di dapatnya, membuat Tiara langsung kesal.

"Lo nggak usah bohong!" Tiara masih saja menyangkal atas omongan sahabatnya itu.

"Ini beneran!" balas Tara dan Kila bersamaan.

Tara dan Kila juga mulai kesal dengan Tiara. Dari tadi masih saja menyangkal atas informasi yang mereka berikan.

"Nggak mungkin Farel semakin dekat sama Kinan!"

"Pernah Farel sudah tidak mengganggu Kinan lagi. Tapi setelahnya, gangguannya semakin menjadi," ujar Kila.

"Menjadi maksud lo?"

"Ganggungan Farel seperti ada pesan tersirat gitu," balas Kila.

"Terus yang namanya Rehan itu siapa?"

"Dia itu murid baru di kelasnya Kinan sama Farel juga. Masak lo nggak tahu sih. Perasaan Rehan udah ada deh sebelum lo pergi," balas Tara.

"Dan Rehan itu suka sama Kinan!" lanjut Kila

"Oh iya iya. Gue inget,"

"Iya. Dan gue ada ide.," Kila menaikkan kedua alisnya.

"Sini lo deket ke kita," lanjut Tara.

................

Kinan ngantuk berat. Semalam dirinya nyaris tidak tidur gara-gara ngerjain tugas. Tugasnya sebenarnya berkelompok. Namun karena kelompok Kinan orangnya tidak mendukung semua. Ya sudah, Kinan mengerjakannya sendiri.

"Lesu banget tuh muka?" tanya Vina.

"Gue ngantuk banget Vin. Gara-gara tugas Geo itu," balas Kinan lemes lalu menundukkan kepalanya tidur di atas kedua tangannya yang terlipat.

"Bukannya kelompok ya? Lo ngerjain sendiri?"

Kinan mengangguk lemah membuat Vina menghela nafas, "Emang siapa aja sih?"

"Cowok semua! Eric, Raka, Tama,"

"Pantes," Vina menggelang tak percaya jika Kinan menadapatkan kelompok dengan orang-orang seperti itu.

Tak sengaja, Rian mendengar percakapan mereka berdua. Kemudian Rian segera mengetikkan pesan untuk seseorang.

TRING!!

Bel masuk berbunyi, semua siswa yang di luar kelas masuk menuju kelas. Termasuk Eric, Raka, dan Tama yang masuk dalam keadaan babak belur di muka. Vina mengerutkan keningnya heran dengan kondisi mereka bertiga. Apalagi sekarang mereka sudah berdiri di samping tempat duduk Kinan.

"Lo bertiga habis kecelakaan beruntun ya?" tanya Vina sambil terkekeh.

Kinan tak menyadari kedatangan mereka bertiga di sampingnya bahkan ketika Vina bertanya kepada mereka bertiga. Hingga namanya di panggil dan membuat Kinan langsung tersadar.

Kinan menatap ketiganya bingung dengan wajah lesunya. Tak mengerti kenapa ketiganya berdiri di dekatnya. Vina malah mengangkat bahu tak mengerti ketika Kinan bertanya ada apa ini?

"Kin. Kita minta maaf ya," Eric mewakili mereka betiga.

"Ha? Minta maaf buat apa?" Kinan semakin bingung begitu juga Vina yang mencoba berfikir.

"Nggak bantuin lo ngerjain tugas Geo," balas Eric.

"Besok kalau ada tugas, kita janji bakal ngerjain bareng," sambung Raka.

"Iya Kin. Lo maafin kita kan?" tanya Tama

Kinan mamandang ketiga teman sekelas itu dengan heran. Lalu memandang Vina yang juga sama bingungnya.

Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang