Suara ponsel berdering membuat pria paruh baya itu mengalihkan pandangannya. Sebuah nama terpampang di layar ponsel mahal itu.
Nagato-san.
Dahi tan itu berkerut ketika adik dari istrinya menelpon dirinya lewat ponsel saat jam kerja. Biasanya adik Kushina itu akan menghubunginya lewat telepon kantor.
Suara dering ponsel itu tidak berhenti. Minato memutuskan untuk mengangkatnya. Siapa tahu sesuatu yang sangat penting ingin disampaikan oleh Nagato.
"Ya hallo?"
Tidak ada suara yang terdengar. Minato menatap layar ponsel yang masih menampilkan nomor Nagato.
"Hallo, ada apa?" tanya Minato.
Samar-samar Minato mendengar suara Nagato mengucapkan kalimat. Sepertinya Nagato sedang mengendarai motor. Karena dia mendengar suara berisik kendaraan.
"Baiklah. Hubungi aku nanti kalau kau sudah sampai" ucap Minato lalu memutuskan panggilannya.
Minato meletakkan ponsel itu dan kembali bekerja. Walaupun perasaannya tidak enak, namun dia paksakan untuk bekerja.
Klek
"Minato-sama berkas dari ruang keuangan minggu kemarin" ucap seorang sekretaris Minato.
"Baiklah" ucap Minato lalu menerima berkas itu.
"Saya undur diri" ucap sekretaris itu lalu keluar.
Drrrtt Drrrtt
Minato menghentikan gerakan tangannya yang hendak membuka berkas itu. Lagi-lagi ponselnya bergetar.
Sebuah nomor telepon terlihat di layar kacanya. Minato mengernyitkan dahinya. Kenapa tidak langsung ke telepon saja daripada ponselnya.
"Hallo?"
[...]
"Iya benar"
[...]
"Baiklah"
Manik azure itu melirik jam dinding yang tertempel di dinding ruangannya. Dengan wajah panik Minato membereskan berkasnya. Dia pun menekan tombol telepon di sampingnya.
"Bisakah kau handle beberapa meeting? Berkasnya kau kirim saja ke rumah" ucap Minato lalu menutup panggilan.
'-')/
"Gaara, apakah tidak ada listrik yang mengalir di rumah ini?" tanya Naruto dengan suara lirihnya.
"Entahlah. Aku tidak memeriksanya" ucap Gaara sambil melihat ke sekeliling. Tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu.
Gaara berjongkok dan melihatnya. Sebuah lantai terlihat retak dan bergeser dari tempatnya.
"Disini sangat gelap dan apakah kau tidak membawa senter?" tanya Naruto membuat Gaara jengah.
"Hey, ayolah. Ini masih sore!" ucap Gaara lalu menarik tirai dengan tiba-tiba membuat Naruto terpekik kaget.
Gaara mengurut pelipisnya. "Kenapa aku dapat partner sepertimu" ucap Gaara frustasi.
"Dan bisakah kau lepas bajuku? Aku tidak mau baju kesayanganku kedodoran gara-gara tarikan mu" ucap Gaara lalu melepaskan tangan Naruto dari bajunya.
"Lalu aku harus pegang apa?!" tanya Naruto menatap Gaara.
"Apapun, asalkan jangan aku dan bajuku!" ucap Gaara lalu mengambil sebuah korek api dari sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raven's Mansion [Complete]
FanfictionNaruto baru saja pindah ke Konoha. Hari pertama masuk sekolah, dia terkena detensi untuk membersihkan gudang di gedung lama. Dan saat sedang menjalankan hukumannya, Naruto menemukan sebuah surat kabar lama. Disana tertulis sebuah berita tentang ruma...