" The Believer "

452 46 4
                                    

Ada kalimat, ‘manusia yang berencana, Tuhan yang menentukan’. Jika terwujud, maka kau beruntung. Jika gagal, maka kau tidak beruntung... bukan, maka kau harus cari jalan lain. Jalan manapun yang akan kau pilih, itu yang menentukan nasibmu. Ada yang bilang, jalan buruk akan menuntun ke jalan yang buruk dan jalan baik akan menuntun ke jalan yang baik. Namun, adakah yang mencapai tujuannya dengan jalan baik tapi cepat? Maka ia perlu dipertanyakan keberuntungannya.

Semua orang pasti menjumpai simpangan, pertigaan, perempatan, atau banyak arah bahkan jalan berliku dan berlubang. Tapi, pernahkah kalian berpikir, siapa yang menyebabkan atau membuat jalan yang kalian tuju berlubang? Ujian dari Tuhan? Atau... perbuatan seseorang?

Tak baik berperasangka buruk, tapi jika mereka memang ada, bagaimana?

Lee Thanat, seorang anak pertama dan satu-satunya di keluarga Thanat, menjadi penerus ayahnya yang sudah meninggal karena serangan jantung. Diumurnya yang sudah cukup matang untuk memimpin perusahaan besar , ia sudah mendapat kepercayaan penuh dari anggota perusahaan dan semua pemilik perusahaan lain yang bekerjasama dengan perusahaan almarhum ayahnya.

Dengan kemampuannya yang baik di bidang bisnis, ia mampu menjalankan perusahaannya menjadi lebih baik daripada saat dipimpim oleh ayahnya. Semuanya berjalan lancar selama 2 tahun, tanpa ada masalah dan grafik pekembangan bisnisnya naik secara signifikan.

Namun, hidup seseorang tak mungkin terus berada di atas, kan?

Suatu hari, seorang karyawan melakukan kesalahan yang mengakibatkan pada munculnya banyak keluhan dari pelanggan. Karena kesalahan itupun berimbas pada kepercayaan dari beberapa pihak.

Lee mencoba untuk menuntupi kesalahan dengan banyak cara, hingga ia harus memohon pada perusahaan besar yang bekerjasama dengannya untuk tak memutuskan kerjasama mereka. Namun, siapa yang mau rugi? Mereka akhirnya mulai menghindar untuk berurusan dengan perusahaan Lee.

Disaat ia hampir putus asa, bagai pahlawan yang datang disaat genting, Tay menelponnya ingin menemuinya. Temannya itu datang dengan seseorang yang tak pernah ia duga sebelumnya.

Krist Perawat Sangpotirat, walau terkesan berlebihan, ia menjadi lilin penerang bagi Lee. Satu-satunya Sangpotirat yang tersisa setelah insiden kecelakaan Jack Sangpotirat dan istri. Sejak itu, Lee tidak mendengar kabar apapun tentang keluarga Sangpotirat hingga Krist dengan tiba-tiba muncul di hadapannya dan menawarkan bantuan.

Bagi ayahnya, Sangpotirat adalah cerminan perusahaan besar dengan kesuksesaan yang melambung tinggi dengan cepat. Mereka juga menjadi cerminan bagi Lee dan hadirnya Krist di tempatnya benar-benar membawa keberuntungan baginya.

Beban di bahunya seolah diangkat. Minggu pertama Krist menyumbangkan uangnya untuk menutupi keuangan perusahaan yang minus dan membantu penganggaran. Tentu saja Lee harus mengembalikan uang yang Krist keluarkan.

Di awal bulan masuknya Krist, ia seolah mengobati perusahaan dari anggaran, kinerja karyawan hingga rencana perusahaan kedepannya. Bukan hanya Lee, tapi semua karyawan terperangah dengan hasil kerja Krist. Hingga di bulan ke dua, perusahaan perlahan mulai bangkit dan memperlihatkan peningkatan yang signifikan.

Bulan ketiga, beberapa pihak yang memutus kontraknya dengan Lee mulai kembali, tentu saja Lee dan Krist yang meyakinkan mereka. Walau harus kerja lembur tiap malam, Lee merasa terbantu dengan adanya Krist.

Hingga akhir bulan, kondisi perusahaan mulai stabil, bahkan uang yang Krist pinjamkan sudah dikembalikan. Krist juga sudah mendapatkan tempat tinggal baru dan kendaraan pribadi.

Dan suatu hari Lee mendengar bahwa dua perusahaan yang dulu pernah bekerja sama dengannya telah mengajukan kontrak kembali, milik Mek dan adiknya, Mook. Mereka berdua datang bersama menemuinya untuk membicarakan kerjasama.

Beberapa hari selanjutnya, Hans yang sempat bertemu dengan Krist di depan gedung datang menemui Lee untuk membicarakan kerjasama juga. Disusul Joss dan Nanon, pemilik perusahaan Way-Ar dan Korapat. Walau awalnya mereka menolak, tapi dengan bujukan dari Krist, akhirnya mereka menerima.

Hari ini pun kelima perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan Lee akan melakukan pertemuan. Krist berangkat lebih awal, kali ini ia mengajak Singto bersamanya. Mereka menuju ruang rapat bersama. Singto melihat jam tangannya, “30 menit sebelum rapat dimulai, kau berangkat terlalu awal”.

Krist berjalan santai di depannya. “Ini rapat pertama bersama, memberi kesan yang baik itu penting”. Singto memicing, sedangkan Krist terkekeh. “Mungkin saja nanti akan ada pembahasan yang menarik”.

Krist dan Singto memasuki ruang rapat, lampu menyala, proyektor dan layarnya pun sudah siap. Krist duduk di sisi kanan paling ujung depan, sementara Singto berdiri di belakangnya.

“Jika sesuatu terjadi tak sesuai harapanku bagaimana?” Tanya Singto.

“Aku hanya perlu mencari jalan lain, kan? Yang mulus pastinya"

“Mana ada jalan seperti itu”

“Kalaupun ada penghalang, itu tugasmu untuk menyingkirkannya".

Singto diam. Walau ia pernah bilang akan menghentikan Krist jika sudah keterlaluan, namun mungkin bukan sekarang.

Selang beberapa menit, Joss dan Nanon datang. Krist belum pernah bertemu Nanon, namun ia sudah mendengar beberapa isu tentangnya. Pengusaha termuda yang berhasil masuk dalam jajaran pengusaha sukses tahun ini.

“Ou, Krist? Kau yang pertama?”, Joss menghampiri Krist yang berdiri untuk menyalaminya.

“Iya, sepertinya aku terlalu awal", Krist tertawa pelan.

“Lebih baik begitu daripada terlambat. Oh ya, ini Nanon, pemilik perusahaan Korapat”.

Nanon dan Krist bersalaman. “Kau terlihat lebih muda dari yang saya kira".

“Ahahaha... penampilan muda hanya casing nya, namun dalam hal pengalaman tidak kalah dengan anda".

“Aku bisa memahaminya".

“Nanon adalah yang termuda dalam kerjasama ini".

“Ah... Oh! Kalau begitu silahkan duduk".

Joss dan Nanon duduk di samping Krist. Dan tak lama kemudian Hans datang sendiri.

“Oh Tuan Hans". Krist yang pertama menyalami Hans, lalu Joss dan Nanon.

“Saya baru mendengar kemarin kalau anda bekerjasama dengan Tuan Lee" kata Krist.

Hans duduk di kursi seberang Krist. “Aku mendengar dari sekretarisku kalau Joss sudah bergabung kembali. Jadi aku memutuskan untuk kembali, apalagi setelah bertemu denganmu waktu itu, aku jadi mantap dengan keputusanku".

“Terima kasih sudah bersedia kembali Tuan Hans".

“Yah walau sebenarnya aku sedikit ragu bahwa Lee yang memperbaiki perusahaan, tapi setelah tahu kau disini, aku tahu sekarang siapa yang berada dibalik kesuksesan perusahaan Lee".

“Saya hanya membantu sedikit, Tuan Hans"

Pintu terbuka, “Selamat pagi, Tuan-tuan". Kali ini Lee yang masuk bersama dua orang lagi, “Ini Khun Mek dan Khun Mook, mereka juga akan bergabung dalam rapat kerjasama ini".

Mek dan Mook menyalami Joss, Nanon dan Hans, lalu saat bersalaman dengan  Krist, Mook berhenti sejenak dan menoleh ke belakang Krist. “Um... itu... “

“Oh dia hanya pengawal" Jelas Krist. Sedangkan Singto yang digarap oleh Mook hanya menunduk sebentar, memberi salam.

“Ah... “ Krist melihat Mook yang terus menatap Singto bahkan setelah dia duduk di samping Hans.

Rapat dimulai. Layar proyektor sudah menampilkan data informasi kerjasama antara 6 perusahaan itu. Diawali dengan penjelasan dari Lee tentang perkembangan perusahaannya dan pencapaian yang akan dicapai dalam kerjasama ini. “Saya benar-benar berterimakasih karena anda sekalian masih bersedia bekerjasama dengan perusahaan ini setelah apa yang terjadi. Walau memang sulit diawal, tapi pelan-pelan perusahaan ini pulih karena campur tangan semua pihak".

“’semua...’?” Joss menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan kaki kanannya menopang kaki kirinya.

“I – Iya, semua... “

“Perusahaan ini jatuh karena kesalahan karyawanmu dan aku tahu kau sudah berusaha segala cara untuk memulihkan perusahaan ini kembali, tapi apa? Tak ada yang berubah. Hingga Krist muncul dan menawarkan diri untuk membantu. Seharusnya, kau berterimakasih pada Krist karena telah berkontribusi banyak".

Krist diam. Dia membiarkan perkataan Joss seolah ia sudah menunggu momen ini

Lee ternyata canggung. “Tentu saja saya berterimakasih pada Khun krist yang datang disaat perusahaan ini sedang terpuruk”.

“Aku penasaran apa yang akan terjadi jika Krist tidak ada" Kata hans. “Aku bergabung kesini juga karena Krist, dengan harapan ria bisa membuat perusahaan ini bisa sesukses perusahaan Papanya dulu". Hans melihat Krist tersenyum kecil padanya.

“Khan Lee, anda sadar situasinya, bukan? Keberuntungan yang anda dapat, itu semua dari Khun Krist”

“I -Iya, begitulah" Lee melirik Krist sejenak.

“Berkumpulnya kita disini juga karena dia lho, jangan kira aku mau ikut kerjasama ini setelah tahu perusahaanmu hampir bangkrut. Aku bersyukur Krist yang mengajakku” Joss menepuk pundak Krist pelan.

Krist tersenyum. “Ini juga karena kepercayaan anda sekalian pada perusahaan ini".

“Bukan... bukan... aku percaya padamu Krist"

“Peranan Krist di perusahaan ini memang sangat banyak. Aku membayangkan jika Krist yang memimpin perusahaan dan kerjasama ini, aku lebih merasa tenang". Kata Hans.

“Tapi perusahaan ini milik Khun Lee, Tuan Hans. Ku pikir anda perlu menahan diri untuk melontarkan pendapat anda" kata Mek.

“kan aku bilang ‘Jika...’, maaf Khun Lee, aku tidak bermaksud demikian, aku hanya... kau tahu... aku hanya tidak suka basa-basi"

Lee tersenyum canggung. “Tidak masalah, saya mengerti maksud anda".

“Siapapun yang memimpin, dia hanya harus mendapat kepercayaan dari semua pihak, kan? Bukan hanya itu, entah itu Khun Lee ataupun saya, kami berdua hanya bisa berusaha sekeras yang kami mampu. Entah siapa yang bisa bertahan lebih, dialah yang layak. Pendapat anda sekalian tak membuktikan apapun, kita sama-sama lihat saja di masa depan" Krist berkata demikian dengan senyum kecil yang membuat semua orang disana memikirkan kembali opini mereka.

Dalam hati, Lee memang mengakui kemampuan Krist dan berkat dia perusahaannya bisa bangkit kembali. Namun sekarang, ia merasa hampir semua orang di ruangan itu terlalu condong pada Krist. Tapi jika memikirkan tentang pemimpin baru di perusahaannya, ia jelas tak bisa memahaminya. Ini perusahaannya, harta paling berharga miliknya. Walau Krist terlihat sangat berbakat dan mampu sebagai pemimpin, apalagi latar belakangnya sebagai anak dari Jack Sangpotirat, tapi tetap saja mustahil.

“Khun Lee, kami semua tahu kemampuannya sekarang. Dan aku pikir, jika kau terus memimpin perusahaan ini akan terpuruk lagi" kata Joss.

“Bagaimana anda bisa yakin akan hal itu? Ini perusahaan saya, maka sudah jelas saya yang akan terus memimpin" Lee meneguhkan hatinya.

“Anda terlalu blak-blakan, Khun Joss" kata Mook.

“Iya kah? Maaf... “ Joss tak serius mengatakannya dan semua orang tahu itu. “Semua orang memang melakukan kesalahan, tapi tak ada jaminan tak ada yang melakukannya hanya sekali, kan? Aku hanya mewanti-wanti untuk masa depan perusahaan ini".

Lee terdiam. Perasaannya terasa diombang-ambing. Di satu sisi ia mulai kehilangan kepercayaan dari koleganya dan di sisi lain Krist seolah memberi harapan besar bagi perusahaannya. Ruangan rapat terasa canggung, namun tak berselang lama Lee memutuskan untuk mengakhiri rapat karena hampir lewat dari waktu yang ditentukan. Joss dan anggota kerjasama lainnya sudah meninggalkan ruangan dan perusahaan Lee, hingga hanya tersisa Krist dan Lee di ruangan itu, dan juga Singto yang diam berdiri di belakang Krist yang masih duduk di kursinya.

Lee menutup laptop nya. “Krist... “

“Krab?”

Lee menarik nafas perlahan. “Terima kasih untuk semuanya, kau telah berjasa di perusahaan ini. Tapi maaf, aku pikir aku masih bisa mengurus perusahaan ini".

“Anda tak usah terlalu memikirkan perkataan Khun Joss, kita lihat saja dimasa depan".

Lee diam sejenak. “Aku pergi dulu, bisa kau awasi para karyawan?”.

“Silahkan, serahkan disini pada saya".

Lee pun pergi dari ruang rapat.

“Singto... “

“Hm?”

“Bisa kau ‘buangkan sampah untukku’?”

“Kali ini siapa?”

“Yang baru keluar tadi, ia butuh diberi sedikit kejutan"

“Apa aku perlu panggil P'Victor?”

“Kau bisa melakukannya sendiri, kan? Pakai motor di garasi perusahaan di samping mobil ku, lakukan sekarang"

“Baiklah"

“Hanya sedikit goresan mungkin cukup".

“Kali begitu aku pergi sekarang" Singto pergi keluar ruangan.

Di ruangan Lee, ia sedang membereskan beberapa barang lalu menuju tempat parkir mobil. Ia memasuki mobilnya sendirian dan pergi meninggalkan gedung perusahaannya. Siang ini jalanan ibukota sangat ramai, namun Lee sama sekali tak menekankan laju mobilnya. Pembahasan di ruang rapat tadi masih memenuhi benaknya. Ketika sedang sibuk dengan pemikirannya, sebuah sepeda motor besar berwarna hitam dengan pengendaranya berpenampilan dan helm hitam melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya setelah menyalip sebuah truk besar yang berpapasan dengan mobil Lee. Lee segera tersadar dari lamunannya, namun sudah terlambat untuk mengurangi kecepatannya secara mendadak. Dan saat ia tahu, pengendara itu makin cepat mengarah padanya, Lee tak bisa memutar stir mobil ke kanan karena trus yang berpapasan dengannya, jadi ia dengan cepat memutar stir mobil ke kiri lalu dengan cepat dan keras bagian depan mobilnya menabrak pembatas jalan. Tubuh Lee yang terdorong ke depan dan yang terakhir ia rasakan hanya kegelapan yang menyelimuti pandangannya.



.
.
.


Tbc

Walau kondisi badan lagi drop, akhirnya bisa update juga kyahaa...

Maaf kalau masih banyak typo 🙏🏻

Thank you for reading 😊

See you next chapter 🤗

[Hiatus] Young Master's Knight - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang