"Kau harus bisa bertahan sendiri. Kau harus belajar mandiri merawat adikmu.""Mama akan kemana?"
"Jangan menunggu mama atau mencari mama. Itu akan percuma. Mulai sekarang kau harus belajar mandiri. Ini biaya pendidikan mu dan adikmu sampai lulus. Mama sudah mengumpulkan. Jadi, mama akan pergi sekarang."
Aku hnya mampu diam menatap kepergian mama menjauh dariku. Menenteng tas yang berisi pakaiannya. Dia memasuki sebuah mobil mewah. Ada lelaki tua disana. Aku melihatnya.
Mama melarikan diri lagi...
🐻🐧
"Noona, sepertinya nanti aku akan pulang telat. Aku harus menyelesaikan tugas di warnet depan sekolah bersama Jisung dan Perth. Jadi, noona tak perlu menunggu jika kau akan bekerja."
Adik lelaki ku. Beda 3 tahun lebih muda dariku. Tanggung jawab terbesar ku yang ditinggalkan mama. Renjun. Lelaki manis yang selalu menjadi penyemangat ku.
Aku mengangguk menjawabnya. "Baiklah. Jangan terlalu pulang malam. Jika tidak bisa diselesaikan lanjutkan besok."
Dia mengangguk lalu meneguk susu yang ku sajikan untuk nya.
Sudah 10 tahun berlalu sejak mama pergi. Setelah kepergian nya aku memamg mampu menghidupkan adikku dan diriku sendiri. Di usia 9 tahun aku harus bekerja di rumah makan kecil tak jauh dari rumah. Pemiliknya mengetahui masalahku dan membiarkanku bekerja dengannya.
10 tahun lalu, aku sangat mengingat nya. Ketika seorang ibu yang masuk kedalam mobil mewah dan meninggalkan kedua anaknya. Bersama lelaki yang tak ku mengerti alasannya.
Adikku yang selalu menangis mencari sosok ibu, dan hanya aku yang hadir tak sesuai harapannya.
Entah sejak kapan dia berhenti bertanya tentang mama. Mungkin 5 tahun lalu, atau lebih? Entahlah. Mungkin dia sudah mengerti apa yang terjadi.
"Noona. Jangan lupa makan. Ingat lambung mu. Aku tidak ingin bolos kerena menjaga mu sakit lagi."
Aku tertawa mendengarnya yang mengeluh tentang kejadian seminggu lalu. Aku mengangguk angguk mengiyakan perkataannya. "iya, Ren. Kau jangan khawatir, okay. Noona akan baik baik saja. Minggu lalu noona hanya kelelahan saja. Hmm?"
Dia mendekat dan memelukku. Dia selalu seperti ini jika membahas ini. "Ren janji akan menjadi sukses dan membalas noona. Noona tak perlu lagi kelelahan dan sakit."
"Hey, sudah siang. Ayo kita berangkat. Bus akan segera tiba." aku memutuskan untuk menghentikan percakapan untuk saat ini. Ini waktu yang sempit jika terus dibicarakan.
Aku meraih tas dan menggapai tangannya. Menariknya menuju halte bus untuk berangkat sekolah.
Selama perjalanan dan menunggu bus datang Renjun selalu diam. Tidak seperti biasanya dia yang selalu bercerita tentang sekolah dan teman temannya.
Bus datang dan segera kami naik. Sekolah ku dan dia masih dalam satu yayasan. Hingga jarak nya sangat dekat.
"Tentang menjadi sukses. Bagaimana jika kita berjanji untuk menjadi sukses bersama?" aku berusaha menghiburnya. Wajahnya murung sejak keluar rumah. Dan kini menatapku penuh pertanyaan.
"Noona lebih bahagia jika kita sukses bersama. Bagaimana ?"
Senyumannya mulai menghiasi wajah manisnya. Lalu mengangguk lucu. "Aku janji."
"Jangan khawatirkan noona. Noona baik baik saja selama ada dirimu. Okay."
"Tapi, jangan sakit. Noona sakit aku merasa sangat bersalah."
"Maafkan noona."
🐻🐧
Rabu, 16 oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Right✔
FanfictionKehadiranmu sudah membuatku bahagia tanpa kau berbuat apapun. Tetaplah seperti itu, walau untuk keterpaksaan. Jika kau ingin aku bahagia... KaisooGs DoKyungsoo KimKai