Hope you like this story ...
.
.Baru saja seminggu lalu saat keduanya membagi kehangatan dan kenyamanan, namun badai yang entah dari mana asalnya sudah datang menerjang dengan tiba-tuba.
"Aku juga ingin punya keluarga yang normal, Tae. Seperti kebanyakan orang. Menghabiskan senja di kursi taman bersama anak anak" ujar Jungkook selembut mungkin.
Tapi tidak untuk Taehyung, hatinya terasa di remas dengan paksa. Bagaimana bisa Jungkook berkata demikian padanya, bahkan Jungkook sendiri tahu Taehyung itu adalah laki-laki tulen yang sangat mustahil jika dia memiliki rahim. Omong kosong macam apa ini?.
"Aku tidak bisa untuk yang itu, kalau kau ingin kehidupan normal seperti kebanyakan kau bisa cari saja perempuan"
"Lalu dengan kita?"
"Aku pergi, aku juga ingin menjalani kehidupan normalku. Bukan hanya kau"
Keduanya diam. Atmosfer di ruangan yang mereka tempati mendadak di selimuti kecanggungan.
"Kau ingin kehidupan normal juga?" Jungkook mengerutkan keningnya.
"Apa apaan itu? Aku memang normal Jungkook, n o r m a l"
"Hahaha, lelucon apalagi yang kau buat, hah? Setelah kemarin kemarin kau bilang kau cinta dan bahkan cemburu padaku. Lalu sekarang apa ini? Kau normal? Ah apa mungkin kau bersandiwara seperti itu hanya untuk ingin ku sentuh? Wah daebak Kim Taehyung--"
"Aku tak menyangka kau ternyata selicik itu, hebat sekali" Jungkook menatap sinis Taehyung.
"Jaga bicaramu Jungkook-"
"Kenapa? Kau tersindir? Aku hanya bicara sesuai fakta tanpa melebih atau mengurangi. Kau sudah merasakannya kan? Di sentuh dan mendesah nikmat di bawahku"
"Terserah saja" Taehyung malas berdebat dengan Jungkook karena Taehyung tahu ia tak akan pernah menang, sekalipun Taehyung benar Jungkook pasti tetap menyalahkannya. Jungkook itu egois.
"Dasar pelacur" mendadak langkah itu terhenti, saat telinganya menangkap kata yang seharusnya tidak Jungkook ucapkan.
"Pelacur? Kalau aku pelacur. Lalu, kau apa namanya? Namja yang meniduri pelacur? Atau si penggoda pelacur?" Balas Taehyung tak kalah sinis.
☆☆☆
Dentum musik tengah terhentak seirama dengan DJ yang tengah memainkan tangan magic nya di atas kaset piringan hitam klasik. Suara riuh tawa dan lampu disko ikut meramaikan suasana.
Di sana. Di atas lantai dansa Taehyung tengah menari dengan random bahkan nyaris sempoyongan.
Pasalnya, sejak kemarin pertengkarannya dengan Jungkook ia memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Melarikan dirinya ke dalam club yang menurut Taehyung sendiri hanya club lah yang bisa mengerti situasinya. Hingga 2 malam terakhir Taehyung habiskan dengan mabuk-mabukkan.
Perkataan Jungkook perihal ingin memiliki anak, benar benar menghabtui benakknya setiap saat.
"Jeon keparat, bodoh, idiot, brengsek, mati saja sana" gerutunya tak jelas.
"Kau stress berat, bung" seseorang menarik tangan Taehyung membantunya untuk duduk lalu menyingkirkan beberapa botol alkohol yang masih terisi penuh.
"Aku ingin lebih mabuk, brengsek. Kembalikan botolku" Rancaunya tak jelas.
"Mabuk berlebihan itu tidak baik untuk kesehatan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us (KookV) ✔
FanfictionAndai saja, pada saat itu Taehyung tidak ikut melibatkan perasaannya hingga sejauh ini, mungkin yang akan terjadi sekarang tidaklah separah ini. pun, begitupun dengan Jungkook, andai saja dirinya bisa mengotrol emosi dan tindakannya mungkin Taehyung...