o

735 137 11
                                    

felix mengerjapkan matanya, menetralisir cahaya yang masuk ke dalam matanya.

dan sepersekian detik dirinya teringat akan minho.

"mana minho?!" gumamnya panik.

felix bangun dari kasur yang dingin, dan berjalan keluar dari kamarnya.

di ruang tengah, dia menemukan banyak sekali orang-orang yang tengah berkumpul.

alisnya bertaut, tak mengerti situasi yang tengah terjadi.

tepat di tengah-tengah orang itu, terdapat minho yang terbaring dengan jas rapi.

"minho kenapa?." tanya felix pada seseorang di sampingnya.

"katanya sih, dia ngorbanin jiwanya buat sahabatnya. dia sudah pergi, buat sahabatnya." jelasnya.

felix membeku, apa maksudnya?

tidak mungkin, baru saja tadi dia masih berselisih tatap dengan minho.

"felix." panggil sebuah suara dari belakangnya.

felix berbalik, mendapati chan dengan mata sembabnya dengan berbalut jas rapi berwarna hitam.

"lo tau ga? ini semua salah lo. " tambahnya.

felix terkejut, apa-apaan barusan?

felix baru saja bangun dari tidurnya, dan sudah mendapati minho begini.

"tadi gue masih ngomong sama minho! jangan bercanda." teriak felix histeris.

"cih, bercanda? ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda. lihat apa yang di depan mata lo. apa itu bohong?" geram chan dengan sorot mata menuju ke minho yang tengah berbaring dengan wajah pucat.

felix menangis tak henti.

minho mengorbankan nyawanya untuk felix.

"ini salah lo lix."

"ini semua salah lo."

semua yang berada di ruangan itu berbisik memandangi felix.

"felix, lo yang bikin dia meninggal."

felix masih tak dapat mencerna semuanya, lamunan felix terbuyar saat sebuah tamparan dilayangkan ke wajahnya.

felix terus saja dipukuli dan banyak orang meneriakkan namanya.

"felix!"

"felix!"

"felix!"
































"woi anjir, bangun!"

dan saat itu felix terbangun disambut wajah panik sahabat-sahabatnya.

[✔️] peek a boo | lee felixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang