Prolog

469 52 19
                                    

Hera wanita dingin yang mewarisi sifat Ibunya, dimanapun Hera berada.. sorotan mata memandangnya karena Hera putih,cantik,mata indah,manis,wangi,pintar,dan populer,Tidak ada guru yang tidak mengenalnya.. bahkan kepala sekolah mengenal dan mengaguminya, bahkan nama sekolah mendadak unggul saat setahun lalu Hera pindah dan mulai mewakili sekolah dalam berbagai jenis lomba.. mulai dari sains, religion hingga bahasa

Sebenarnya sejak awal masuk Hera menyukai satu pria yang bernama Arzi, namun sifat dingin yang menghalangi mereka dekat dan ditambah lagi Hera yang sangat kaku jika harus berbicara dengan orang pertama yang dia sukai seumur hidupnya, sehingga jika dilihat dari luar nampak tidak ada hati yang sedang jatuh cinta namun dibalik semua itu Hera sangat menyukai pria dingin itu dengan diam-diam.

Saat mewakili sekolah dalam lomba debat biologi, Hera terlambat beberapa menit hingga lawannya sangat kesal karena harus menunggu lama.

" dasar keong" Zian yang kesal dan sudah tidak ingin lagi bertanding dan meninggalkan acara tanpa mengatakan apapun hingga sekolah Hera mendapatkan juara pertama dalam perlombaan itu.

" tunggu! Lo harus bertanding dulu!" Hera yang tidak ingin mendapatkan kemenangan sangat mudah menolak mendapatkan apa gelar juara satu tanpa adanya perjuangan.

" ngapain pegang? Naksir lo?" Zian dengan wajah dinginnya dan wajah tersenyum miring menyeringai Hera.

" najis " Hera melepaskan genggamannya dan pergi meninggalkan pria itu karena kesal sambil menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya.

Saat hendak pulang Hera bertemu dengan Arzi yang sedang menjemput teman kelasnya dengan menggunakan motor, dalam lubuk hati ingin menyapanya namun karena Arzi nampak tidak mengenali Hera maka niat itupun tertutup rapat hingga mereka hanya sekedar berpapasan dan tatapan mereka yang segaris lurus bertabrak lalu saling memalingkan tatapan kearah yang berbeda.

Banyak orang yang datang menonton perlombaan itu memberi selamat bahkan bunga dan hadiah dari kakak kelas memenuhi tas dan tangan Hera, namun Hera sangat berharap satu kata yang akan diberikan dari seorang Arzi yaitu " selamat" namun itu tidak mungkin dia dapatkan karena beberapa menit lalu dia melihat Arzi sudah pergi mengantar pulang seorang wanita teman kelas Arzi.

Saat hendak pulang Hera berpapasan dengan pria yang nampak memarahi kakek yang rentan dan lemah di pinggir jalan, emosi Hera memuncak karena tidak tega melihat seorang kakek yang di tindas oleh anak muda, namun saat Hera mendekat betapa kesalnya Hera karena yang dia temui adalah Zian lawan perlombaan biologi tadi di gedung. Hera tanpa berkata apapun langsung meninju tepat di wajah Zian hingga dia terjatuh dan berdarah tepat di hidungnya, teman-teman Zian yang tengah asik tertawa terhenti hening melihat seorang wanita cantik bisa memukul seorang pentolan sekolah unggulan yang sangat terkenal dan bahkan tidak seorangpun berani menatap Zian, namun hari itu gelar Zian diinjak oleh seorang wanita cantik bernama Hera.

" anjing" Zian bangkit dan menarik kerah baju Hera sambil menatap tajam Hera, tangannya mengepal dan rahangnya mengeras karena emosi yang memuncak namun menahan amarahnya karena di hadapannya seorang wanita.

Hera membenturkan kepalanya ke kepala Zian hingga Zian kesakitan dan melepaskan kerah baju Hera dan merintih kesakitan di bagian kepalanya, namun Hera hanya terdiam tegak dengan wajah dingin dan tatapan tajam melihat Zian yang menurut Hera pria yang halal dia bunuh saat itu, semua anggota Zian berdiri karena terkejut dengan apa yang mereka lihat dengan sedikit rasa tidak percaya apa yang mereka lihat karena terasa mimpi menurut mereka.

Daffa hendak mengunci Hera dari belakang demi menenangkan keadaan malah di sikut kanan dan di tendang dolyo chagi tepat di kepalanya hingga pingsan terkapar tak berdaya, semua anggota Zian mematung melihat ajudan Zian tumbang dengan sekali serang, dan mereka juga melihat betapa keras tendang yang Daffa terima dengan sangat cepat tanpa adanya perkiraan akan ada serangan.

" pria gak berotak " Hera dengan nada pelan dan melangkah membawa kakek itu pergi dari tempat itu dari sekelompok pria sekolah unggulan yang kerjaannya cuman berbuat onar.

Zian yang masih tidak percaya dia dipukul dua kali oleh wanita yang sama, wajahnya terkaku beku mencerna apa yang terjadi dan berusaha meyakinkan bahwa ini tidak nyata. Zian berdiri dan menatap Hera yang sudah jauh dan dia mengingat wajah wanita yang merusak gelarnya dan di permalukan dihadapan teman-temannya, dan Daffa yang pingsan di bawa ke Rs.Medika untuk mengobati tulang pipinya yang retak, namun Zian gengsi mendapatkan pengobatan dan terus berkata " cuman luka kecil.. Santai ajah" namun Zian dibalik wajahnya dia menahan sakit kepala dan pukulan yang di sebabkan Hera.

Farhan mendapatkan informasi mengenai Hera yang bersekolah di sekolah pacar Farhan, bahwa Hera seorang Atlet beladiri yang berdarah dingin dan tidak pernah menatap seseorang kecuali dia sedang ada masalah dengan orang itu, bahkan dia mendapat gelar siswa terbaik di sekolahnya. Zian yang tidak terkagum namun sangat membenci wanita hanya memperdulikan bagaimana cara agar membalas atas apa yang dia tanggung saat ini.. Yaitu rasa malu dikalahkan seorang wanita.


ZEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang