Keesokannya, Hana dan Vina sudah bersiap sedari jam 3 pagi. Mereka terlihat begitu bersemangat. Setelah sarapan, tak lama kemudian Mas Ian dan Kak Deni datang. Mereka sedikit terlambat.
"Bulek titip Hana yang Den."
"Iya, Bulek tenang aja. Deni pasti jagain Hana."
"Hana pamit ya Bu."
"Hati-hati ya nak dijalan."
Setelah berpamitan merekapun berangkat menuju stasiun lebak bulus untuk selanjutnya naik bus, disambung naik mobel elf, dan terakhir menggunakan ojek menuju basecamp gunung Sumbing. Gunung Sumbing sendiri tingginya kurang lebih 3371 Mdpl. Jadi diperkirakan selambat-lambatnya jam 9 atau 10 pagi mereka sudah memulai start perjalanan.
Tenyata medan yang ditempung gunung sumbing ini cukup sulit. Tapi itu tidak membuat semangat Hana yang sudah lama memimpikan naik gunung luntur. Beda dengan Hana, Vina sudah mulai terlihat kelelahan. Sampai-sampai Mas Ian harus mengurangi beban carier yang dibawa Vina. Dan agar perjalanan bisa sampai tepat waktu, mereka hanya diperbolehkan istirahat sambil berdiri. Karena kalau istirahatnya kebanyakan duduk akan memakan waktu yang cukup lama. Sementara target mereka, sebelum malam mereka sudah dekat dengan puncak dan membuka tenda agar bisa segera beristirahat
Perjalanan itu dilalui dengan Mas Ian paling depan, selanjutnya Vina, Hana dan Kak Deni. Mas Ian cukup hafal jalur gunung Sumbing karena ia pernah beberapa kali ke gunung tersebut.
Karena jalur gunung sumbing cukup curam, beberapa kali Hana hampir terpeleset. Kesalahan Hana kala itu adalah ia memakai sepatu kets biasa.
Untungnya di belakang Hana ada Deni yang selalu mengingatkan Hana untuk berhati-hati.
Meskipun beberapa kali sempat hampir terpeleset, kali ini Hana tak dapat menghindar lagi. Ia terpeleset. Untungnya, Deni dengan sigap menangkap tubuh Hana.
Hana Kaget. Lebih kaget lagi karena Deni menangkap tubuhnya. Tangan Deni dengan erat memegang pinggang Hana. Hana bisa mendengar suara nafas Deni karena jarak mereka yang cukup dekat. "Hati-hati Han", bisik Deni pada Hana masih terlihat syok. Hana yang mendengar suara Deni tersadar dan langsung melanjutkan penjalanan.
"Han, kamu nggak papa?" Tanya Vani yang sudah lebih dulu berada di atas.
"Hana kenapa Vin?" Tanya Mas Ian.
"Kayanya kepeleset Mas." Jelas Vina pada Ian.
"Aku nggak papa kok." Jawab Hana. Wajahnya terlihat memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Hana
Short StorySebelum bintang-bintang datang selalu ada senja yang indah menyertainya.