Beberapa hari setelah itu kejadian itu, Pak De akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya. Kesedihan meliputi seluruh keluarga Pak De. Pak De dikenal sangat baik dan ramah. Sebagai mantan anggota TNI dia adalah sosok yang sangat dikenal dekat oleh para tetangga dan masyarakat setempat.
Kesedihan itu juga menyelimuti Deni. Hal itu tergambarkan melalui sikap Deni yang berubah menjadi sangat pendiam dari biasanya.
"Gimana keadaan kak Deni Han? "Tanya Vina pada Hana
Hana hanya menggeleng.
"Kamu sudah coba hubungi dia?"
"Sudah, tapi nggak pernah ada jawaban"
Seminggu kemudian
"Kak, apa kabar?" Pesan itu dikirim Hana pada Deni
"Aku ada di Dermaga. Kamu bisa kesini?"
Bergegas Hana menuju dermaga dengan mengendarai sepeda motor miliknya. Dalam pikirnya ia berharap Deni sudah kembali seperti dulu. Jika tidak bisa sepenuhnya setidaknya setengah saja.
"Kak.."
"Hai Han," sapa Deni dengan seyuman manisnya.
Hana tersenyum melihat Deni yang sepertinya sudah bisa tersenyum. Ia berlari menuju Deni dan memeluknya. Begitu juga dengan Deni, ia juga terlihat sangat merindukan Hana.
"Han, ada yang mau aku sampaikan ke kamu. Senja sore ini akan menjadi saksi saat aku menyatakan perasaanku."
"Aku sangat menyayangimu. Bukan sekedar sebagai saudara atau sebagai sahabat. Tapi lebih dari itu Han. Kamu harus tahu itu."
"Aku juga Kak,"
"Setidaknya kejadian itu, membuka jalan untuk kita."
Deni memberikan sebuah kotak yang terbungkus kertas berwarna coklat muda.
"Besok kamu aku tunggu kamu disini, di jam yang sama. Kita akan membuka kota ini sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Hana
Short StorySebelum bintang-bintang datang selalu ada senja yang indah menyertainya.