[ATHANASIUS #2] [Ayo! Di baca! Sebelum di apus]
He now returned with all the power in his hands. Darkness follows him. Devil in him. He is unstoppable until he gets what he wants. He will assured, he will get it. And that is revenge.
*⋆»♠︎«⋆*
(Seque...
Guess who decided to update in the middle of hiatus💩Meh, baybeh!
~*~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~*~
Adelia POV
Aku menghembuskan nafasku perlahan saat tidurku terusik oleh sinar matahari yang masuk melalui balkon kamar.
Begitu aku membuka mataku dan segera tertuju pada arah balkon, tepatnya mataku menatap punggung tegap dan atletis milik Sade yang berdiri di dekat pembatas balkon.
Aku menyibak selimut yang membungkus diriku. Aku berjalan menghampirinya serasa mengucek satu mataku. Begitu aku sudah ada didekat Sade, aku memeluknya dari belakang, meletakkan kedua tanganku di dadanya, dan menyenderkan kepalaku di punggungnya.
"Good morning, baby." Ucap Sade. Kedua tangannya menggenggam kedua tanganku yang berada di dadanya.
"Good morning, honey." Aku memberikan kecupan pada punggung Sade sebelum kembali menyenderkan kepalaku disana.
"Tidur nyenyak?" Tanyanya.
Aku berdehem, "kalo kamu?"
"Tentu saja. Kemu yang membuat tidurku nyenyak." Jawab Sade. Sade mencium salah satu tanganku.
Untuk sejenak, kami masih dalam keadaan yang sama dengan aku yang memeluk Sade dari belakang. Aku tersenyum merasakan kehangatan dari tubuh Sade, masuk dan menjalar di relung hatiku.
Aku yakin, Sade dapat mendengar detak jantungku dengan posisi kami saat ini. Aku melarikan tanganku mengusap dada bidang dan perut Sade. Aku sangat tau, bahwa aku memberikan efek yang besar di diri Sade dan aku sangat senang memanfaatkannya.
Aku tersenyum saat merasakan Sade merinding dibawah sentuhanku, nafasnya mulai tidak beraturan, dan tubuhnya menegang.
"Baby, jangan menggodaku."
Oh, yeah. Aku memang sedang menggodamu, batinku.
"Aku tidak menggodamu." Jawabku polos.
"Berhenti sekarang juga sebelum terlambat." Ucapnya dengan nada memperingati.
"Aku tidak bisa berhenti, honey." Aku memberikan beberapa kecupan di punggung tegapnya.
"Jangan memancingku, baby. Jika aku sudah hilang kendali, aku tidak bisa menahannya lagi." Ucap Sade tertahan.
Aku menjinjitkan kakiku dan berbisik dengan nada merayu, "But, i like to touch you, my love."
