Karya : Adriel
Libur akhir semester telah tiba. Bara dan Banyu, kedua pemuda itu sedang menghabiskan waktunya untuk menikmati keindahan Alam Semesta diatas pegunungan. Saat matahari kembali keperaduannya, sejenak suasana menjadi hening. Keduanya tampak sibuk meneliti setiap pergerakannya dan merekam semua keindahannya. Namun, setelah itu, langit diatas sana menjadi kelabu, dingin yang semakin menusuk tak membuat mereka beranjak pulang. Syukurlah, Bara dan Banyu memakai hoodie, sehingga terasa sedikit lebih hangat.
"Tuhan yang maha kuasa, menciptakan alam semesta beserta isinya, dengan segala kesempurnaan. Namun, mengapa sebagian besar, hamba-Nya tak pernah merasakan kepuasan? Dasar manusia tidak tahu diri" Setelah beberapa menit sunyi, Banyu memulai pembicaraan sembari menatap angkasa dengan kelabunya itu.
"Benar, manusia tidak tahu diri. Mereka hanya menginginkan kekuasaan, namun tak pernah merasakan kepuasan. Akupun seperti itu." Sosok lelaki disamping Banyu-pun mengangguk dan menambahkan pendapatnya
"Manusia-manusia itu, mengeluh hanya karna penderitaannya yang begitu menyakitkan. Padahal, ada orang yang kehidupannya jauh lebih menyedihkan." Kali ini, Bara tak menyetujui perkataan Banyu. Bara sangat membenci pendapat seperti itu.
"Jaga bicaramu. Setiap manusia, memiliki ketabahan dan kerapuhannya masing-masing. Jadi, jangan pernah merendahkan mereka. Dan akan ada saatnya, kau mengalami penderitaan yang serupa." Banyu menoleh ke arah Bara, Memandang pekatnya iris lelaki itu. Dan, disana, terlihat, sebuah kehidupan yang menyedihkan. Kemudian, Banyu kembali mengarahkan pandangannya ke atas langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerikil Kata || CERPEN
NouvellesAku tidak pandai merangkum. Kau coba baca saja sendiri. Aku menyimpan kenangan tentang seseorang dalam setiap bab di buku ini. Ku perbolehkan kau menyukainya💓 @Kuningan @Bandung