-Selamat membaca-
🍁🍁🍁
Akina memaksakan diri untuk hadir di sekolah hari ini.
Ia bosan terus-terusan dirumah.
Walau, mual dan pening yang ia rasakan———semakin menjadi.
Akina rasa, memang benar ia ini masuk angin.
Tapi, salah makan apa ya?
Perasaan, Akina tak sembarangan beli jajan.
Akina mengendarai Robert pelan. Matanya berkunang-kunang.
Jangan sampai ia kecelakaan lagi. Nanti orang tua nya, marah.
Akina sampai di gerbang gonzaga.
Ia langsung memarkir kan motornya dan duduk di lantai halaman parkiran.
Membuat, semua atensi beralih kepadanya.
Akina memijit pelipis nya.
Pening sekali.
Tiba-tiba, ada sebuah tangan terulur untuk membantu.
Akina mendongak, lalu mendengus kasar.
Itu Savaro.
"Sini gue bantu. Lo pening kan?"
Akina bangkit tanpa bantuan Savaro.
Savaro menarik tangan nya kembali.
"Cih. Jadi cewe sombong amat. Beda sama Asana."
Akina menatap nya geram, "Iya. Kita beda. Gue pintar, dia bodoh!"
Akina berlalu setelahnya.
"Apa-apaan lo ngomong gitu! Waaah naik pangkat?!" seru Savaro.
Akina memilih abai.
Percuma meladeni orang gila.
Yang waras, mengalah saja.Akina berjalan tanpa peduli Savaro yang mencak-mencak kesal di belakangnya.
A
kina mengangkat tangan nya, tanda ingin permisi.
Tidak bisa. Mual nya menjadi-jadi.
"Ya, Akina? Ada apa?"
"Saya mau ke uks bu. Pening banget,"
Guru tadi mengangguk, "Iya. Ke uks, istirahat ya."
Akina mengangguk dan berlari keluar dari kelas.
Tak lama, Asana izin untuk mengikuti kembaran nya itu.
Akina berlari ke kamar mandi.
Memuntahkan yang di tahan nya.
Namun, tak ada yang keluar.
Asana memijit tengkuk Akina, "Aduh Kin, kalo gak sehat, ngapain di paksa sekolah?"
Akina hanya menggeleng, kemudian mencuci mulut nya.
"Gue kenapa sih San?" geram nya.
"Ntah, mungkin hamil?" celetuk Asana asal.
Akina menjitak kepala kembarannya, "Congor lo itu San! Pedas banget,"
Asana terkekeh, "Udah ayo, ke uks, nanti lo pingsan gue yang repot,"
—————apakah ini gejala hamil?
Tidak-tidak! Tidak mungkin.
Akina tak mau menjadi aib.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty {✔}
Teen FictionAmazing cover by @Minauriga . . Singkat saja, Itu anak-ku. Ingin sekali rasanya bertanggung jawab. Dan tidak sepengecut ini. Tapi, apa boleh buat kala takdir tak mengizin kan itu? Aku bisa apa jika 'dia' melarang ku dengan alasan mencintai ku. D...