(11)

63 12 4
                                    

Author POV

Setelah sampai di rumah sakit, Ben tidak berhenti mondar mandi

Kenapa? Kenapa kau selalu mendapat hal hal yang tak terduga?. Batin Ben

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya sang dokter pun keluar
"Dok, bagaimana keadaan calon istri saya" ujar Ben sangat khawatir
"Jadi anda tunangannya?" tanya sang dokter dan dengan segeran Ben mengangguk

"Mari ikut saya, nanti kita bicarakan di ruangan saya saja" ujar sang dokter dan di angguki oleh Ben. Setelah sampai di ruangan sang dokter Ben pun segera duduk
"Jadi bagaimana keadaannya dok?" tanya Ben
"Saudari Kania tidak memiliki luka yang parah, namun sepertinya ia akan kehilanhan sebagian ingatannya, jadi saya memberi saran kepada anda agar membantunya mengingat dengan cara mengulang kembali hal hal yang kalian pernah lalui" jelas sang dokter panjang lebar
"Baiklah dok terima kasih" ujar Ben dan segera meninggalkan Ruangan tersebut.

Ben berjalan menuju ruangan yang kania tempati, ia duduk di sisi tempat tidur yang kania tempati. Ben menunggu Kania hingga tak terasa dirinya Sudah tertidur di sisi ranjang.

Beberapa jam kemudian, Ben terbagun. Ia melihat Kania masih tertidur
"Ku harap kamu tidak apa apa" ujar Ben. Tak lama kemudian, Kania tersadar
"Kania!" Ujar Ben senang
"Ughh"keluh Kania sembari memegang kepalanya
"Ka.. kamu kenapa? Apa yang sakit, mau ku panggilkan dokter?" Ujar Ben
"Saya tidak apa apa" ujar Kania
"Baiklah" ujar Ben lalu kembali duduk di sisi ranjang

"Mohon maaf, tapi anda siapa?" Ucapan Kania membuat Ben tersentak kaget
"Eh... Aku.. aku tunangan mu Kania" ujar Ben lembut
"Tunangan? Aku tak punya tunangan" Ben yang mendengar perkataan kania hanya bisa diam

Ah... Aku baru ingat, dokter bilang ia akan kehilangan ingatannya. Batin Ben

"Emm, lupakan saja itu. Apakah kau lapar?" Tanya Ben mengalihkan pembicaraan
Kania hanya diam Dan enggan menjawab. Namun tak lama kemudian ia menggelengkan kepalanya pelan

Ben hanya mengelai nafas
"Baiklah, jika kau lapar, kau bisa panggil aku" ujar Ben Dan Kania hanya menjawab dengan anggukan.

Selama beberapa saat, kecanggungan menyelimuti keduanya, Ben sudah beberapa Kali berusaha untuk mengajak Kania mengobrol. Namun Kania masih saja enggan untuk menjawab setiap ucapan Ben

Hari ini, Kania sudah di perbolehkan pulang Dan mau atau Tidak mau, dia harus tetap pulang bersama Ben, karena pihak rumah sakit mengatakan bahwa Benlah yang bertanggung jawab atas segala biayanya

"Ughhhh" keluh Kania sambil memegang kepalanya
"Kamu kenapa? Apa yang sakit? Sini ku Bantu berjalan" ujar Ben lalu memegang kedua pundak Kania Dan membantunya berjalan

Akhirnya mereka berdua pulang menggunakan angkutan umum yang ada.

Setelah beberapa lama di jalan akhirnya mereka sampai di rumah Kania.

"Ini rumah mu, di sini adalah tempat pertama Kali kita bertemu" jelas Ben dengan senyumnya. Sedangkan kania tak me perduli kan ga Dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah

Aku akan setia Kania... Aku akan setia. Batin Ben

"Kau boleh istirahat, aku akan pulang sebentar lalu kembali ke sini" ujar Ben yang lagi lagi di acuhkan oleh kania

Akhirnya Ben berjalan keluar dari rumah itu lalu berjalan menuju rumah ayahnya.

Saat Ben keluar dari pintu, Kania sempat menoleh sebentar
"Apakah dia benar benar tunangan ku? Tapi aku tak mengingatnya sama sekali" gumam Kania

Tbc

Hai readers... Gak kanhen nih sama aku?
Maaf aku lama banget baru up lagi soalnya aku udh kls 9 jdi agak susah buat nulis
Maaf klu parti ini pendek banget  oke

~maaf jika ada kesalahan kata/kalimat
~Jangan lupa vote

~Terima kasih sudah membaca~

Sad Love [COMPLATED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang