Feel me

16.6K 3K 242
                                    

Suasana makan malam dengan menu spaghetti itu terasa canggung bagi Taufik, sedangkan terasa seperti biasanya bagi Jose.

Taufik kebingungan sendiri, apa ciuman tadi itu tidak berarti apa-apa bagi Jose? Ingin Taufik tanyakan tapi takut menganggu lahapnya Jose sekarang.

"Jos?" Panggilan Taufik membuat Jose berbalik seketika.

"Hem?"

"Belepotan," Baru Taufik akan mendekat dan menghapus sisa saus itu dengan ibu jarinya, Jose sudah terlebih dahulu mengambil tissue dan menyekanya.

"From tissue, Taufik I'm joke to you huh?" Ucap Jose sembari menggoyangkan selembar tissue seolah mendubing tissue itu dan tertawa setelahnya.

"Enak gak?"

"Yang di dapur apa yang sekarang?" Taufik berdehem canggung karena pertanyaan ambigu Jose.

"Maksud gue spagettinya, soalnya rasanya beda. Ini over cook kayaknya Fik." Jose memanyunkan bibirnya tidak puas, namun piring penuh spagettinya bersih juga.

"Sama aja perasaan." Cicit Taufik tanpa didengar Jose yang sudah berjalan ke dapur membawa piring kotornya.

Jose sudah menggulung lengan kemejanya berniat mencuci beberapa piring dan panci kotor Taufik.

"Gita tadi chat gue, katanya mau liburan sendiri, beberapa hari. Gila Fik gue ditinggal sendiri," Curhat Jose.

"Gita juga bilang sih pas pulang acaranya Januar mau me time, kemana dia? Singapur? KL?" Taufik masih setia menghabiskan spagettinya, dibanding Jose Taufik memang tidak terlalu lapar jadi butuh usah mengabiskan spaghetti itu karena Jose tidak suka orang menyisakan makanannya.

"Dihhh boro-boro, di Jakarta doang di hotel raffles."

Taufik hampir tersedat mendengar pengakuan Jose. "Bukannya semalam di sana bisa 4-5 juta? Berapa malam Gita?"

Taufik menggeleng tidak habis pikir. Bagaimana bisa orang menghabiskan berjuta-juta demi tempat tidur doang?

Ah, terserah wanita karir sih.

"Gak tau berapa malam. Gue juga udah bilang, dia kalau me time di apartemen aja, gue bakal angkat kaki beberapa hari, terus duitnya kasi gue. Eh, gue malah hampir di lempar sendok."

Jose asik bermain dengan busa berbau lemon di tempat bak cucian piring Taufik.

"Kalau elo takut di apartemen sendiri, nginep sini aja Jos. Gue bisa tidur di sofa," Tawar Taufik sebelum berdehem canggung.

Ia menunggu respon Jose tapi gadis itu melanjutkan kegiatannya seolah tidak mendengar tawaran Taufik tadi.

"Lo marah Jos?" Pertanyaan itulah yang membuat Jose berbalik dengan alis tertaut.

"Marah kenapa Fik?" Polosnya.

"Ci...ciuman tadi. Harusnya elo bilang kalau gak nyaman atau gimana Jos, gue mencoba sama yang kayak elo bilang bikin elo jatuh cinta, gak bakal nginjek rem gue sekarang. I'll show you my love, but If you feel uncomfortable... elo bisa bilang ke gue." Jose masih mengedip-ngedipkan matanya tak paham.

"Sorry, but I don't feel anything bout that kiss. Bukannya tadi elo cuma bershin saus ya di bibir gue?"

"Hah? Pakai bibir Jos?" Kini Taufik yang mengambil selembar tissue dan mendubbingnya. "I'm a joke to you?"

Jawaban Jose membuat retak tak terlihat dan terdengar di dada Taufik.

Benarkan ciuman itu hanya berarti baginya saja? Tidak bagi Jose.

I DON'T WANNA GET MARRIED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang