3. Trophy Balap Pt 2

5.3K 663 74
                                    

Akhirnya Xiao Zhan bernapas lega, bendera terangkat saat nomor 85 itu melintas, menyatakan finish. Setelah menerima banyak ucapan selamat, seorang bodyguard yang tadi membawanya, mengangkatnya kembali dan menyerahkan kepada sang juara.

Xiao Zhan berakhir dibawa pulang oleh Wang Yibo. Doanya terkabul, Wang Yibo yang memenangkan balap liar itu. Setelah berpikir sangat lama akhirnya Xiao Zhan mengerti, kenapa seluruh gadis itu berpakaian sangat minim dan berdandan secantik mungkin, itu mereka lakukan karena mereka berharap jika nanti merekalah yang akan terpilih berkencan dengan pemenang balap. Namun, itu juga jika dipilih sebagai hadiah seperti dirinya saat ini. Untuk para wanita jelas itu suatu kebanggaan karena bisa berkencan dengan pemenang, lalu bagaimana dengan dirinya?

Tiba-tiba saja Xiao Zhan teringat wanita bernama Carrol itu, entah harus marah atau berterima kasih karena telah me- makeover nya sampai terpilih menjadi hadiah balapan.

Zhan masih berpikir keras sepanjang jalan, sampai akhirnya dia telah berada di depan pintu gerbang sebuah rumah mewah, di kawasan elit.

Krekk ...

Pintu kayu ukiran naga itu terbuka, rumah lelaki itu bergaya klasik dengan hampir semua hiasan di rumah mewah itu terlihat sangat mahal. Beberapa saat yang lalu Xiao Zhan sempat bingung, mengapa lelaki itu mengajaknya ke rumahnya, bukan ke hotel yang biasa anak muda lakukan untuk merayakan kemenangan. Tetapi saat Xiao Zhan sampai, sepertinya dia sedikit banyak mengerti jika sebenarnya lelaki yang dipanggil Yibo itu kurang suka keramaian.

"Kau naik duluan ke atas, kamar paling ujung!" Perintah lelaki dengan suara berat itu, umurnya jelas lebih muda darinya, tetapi aura dominan sangat ketara di dirinya, seolah-olah tidak ada yang bisa menolak perintahnya.

"Di sini saja, buat apa kita ke kamar?" jawab Xiao Zhan tegas. Walau bagaimanapun dia adalah polisi terbaik tahun ini, jelas mentalnya tidak akan langsung ciut hanya karena mendapatkan perintah langsung itu.

Mendapat jawaban seperti itu, Yibo langsung berbalik ke arah Xiao Zhan. Dia mulai mendekat dengan tatapan mata tajamnya langsung tertuju ke bibir Xiao Zhan yang masih terbuka. Tanpa sadar Xiao Zhan mundur selangkah demi selangkah dengan perlahan. Saat ini dia merasa seperti seekor kelinci yang sedang berada di bawah ancaman seekor harimau. Salah bergerak sedikit, jelas dia akan segera diterkam.

"Oke ... oke ... aku naik ke atas ok!" jawab Xiao Zhan panik, Saat jarak Yibo semakin mendekat.

"Baiklah, jika kau mengerti, buatku tidak jadi masalah jika kau ingin aku menelanjangimu di sini atau di kamar!" jawab Yibo Sambil berbalik dan pergi menjauh. Sesaat Zhan membuang napas kasar. Saat ini tangan kanan Xiao Zhan sudah siaga di belakang tubuhnya, mencoba menarik pistol dari balik bajunya---jika keadaan tadi tidak dapat terkendali.

Xiao Zhan mencoba mengikuti alur permainan bocah ini, dan naik ke kamar yang tadi diperintahkan, bukan Xiao Zhan jika dia tidak memeriksa bagian di kamar itu, seluruh bagian dia cek untuk mencari tahu identitas lelaki ini sebenarnya. Sebuah boneka kelinci yang sudah berdebu dan sedikit usang mencuri perhatiannya, belum sempat dia mengambilnya, pintu kamar itu terbuka sesosok lelaki yang beberapa saat lalu tampak sombong dengan pakaian balapnya dan jaket kulit, kini sangat berbeda dengan pakaian santainya.

"Jangan kau sentuh boneka itu!" katanya berat.

" Hmm, jadi seorang tuan muda kaya, seorang pembalap hebat, ternyata terobsesi dengan hal yang berbau kelinci?" ejek Xiao Zhan, saat dia mengetahui jika hampir seluruh kamar itu terdapat banyak hal yang berbau dengan kelinci, lihat saja, saat ini tuan muda itu sedang menggunakan sandal rumah dengan kepala kelinci besar sebagai aksesorisnya.

"Pengamatanmu sangat tepat sekali," jawab Yibo yang membuat Xiao Zhan kesal, jelas tujuannya untuk mengejek Yibo, tapi dia malah mengakuinya. "Membosankan."

"Dan satu lagi yang harus kau tahu, aku juga suka berburu kelinci manis sepertimu," dengan Yibo sudah mendekat ke arah Zhan yang membuat Zhan spontan berlari menjauh dari Yibo.

"Sudah cukup main-mainnya! Kembalikan kartuku!" Zhan langsung ke inti masalahnya. "Aku tidak akan menghukummu jika kau kembalikan kartuku dengan cara baik-baik," tawar Zhan yang malah membuat Yibo tertawa.

"Jadi ini tujuanmu mencariku? Dengan Yibo mengeluarkan kartu Zhan dari kantongnya, dan mengangkatnya di antara jarinya. "Dan sengaja berpakaian seperti itu untuk menggodaku?"

"Kembalikan kartuku!! Tidak ada yang menggodamu!" bantah Zhan.

"Jadi siapa yang datang ke depan motorku? menunduk memperlihatkan dadanya dan menggoyang-goyangkan ekornya?" Zhan menganga, bagaimana orang bodoh itu bisa mengartikan seperti itu.

"Lihatlah sekarang, bukannya kau juga sedang menggodaku dengan berpakaian seperti itu?" Sambil Yibo menunjuk ke dada Zhan, dan dia baru sadar jika belahan kaosnya yang berbentuk V itu sangatlah rendah, dan hampir memperlihatkan sebagian dada putihnya, memang biasanya Zhan hanya menggunakan kaos itu sebagai dalaman baju saja, tidak pernah menjadi luaran seperti saat ini. Spontan dia mengancingkan kembali kemejanya membuat Yibo tersenyum.

"Buat apa kau kancingkan? Aku sudah melihat semua, lagian sebentar lagi aku juga akan membukanya kembali!" jawab santai Yibo yang membuat tangan Zhan yang sedang mengancingi kemejanya itu berhenti. Kejadian semalam saat dia pingsan terlintas dan baju tidur yang sudah berganti di pagi harinya sudah mendapatkan jawaban.

Untuk kali ini Xiao Zhan yang biasa tenang menjadi emosi, orang ini sudah benar-benar melanggar batas privasinya. Dengan reflek dia menyerang Yibo, jelas tujuannya adalah mengambil kartu anggotanya. Saat ini mereka saling menyerang memperebutkan kartu di tangan Yibo.

Keributan di dalam kamar itu tidak bisa dihindari lagi berbagai hiasan dan bantal sudah berterbangan menjadi alat tempur mereka untuk menyerang satu dengan yang lain.

Entah kenapa hati mereka menjadi hangat, kenangan masa-masa kecil seolah-olah kembali, Yibo tampak tertawa bahagia mempermainkan orang yang lebih tua darinya itu, pinggang ramping itu sudah berkali-kali dia tarik dan jatuh di lantai beralas karpet bulu itu. Mereka saling menyerang sampai akhirnya boneka kelinci dekil itu berada di tangan Xiao Zhan, setelah berkali-kali terlempar.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah menginjak 50 tahun.

"Wangyi, apa yang sedang terjadi?" tanya wanita itu. Bersamaan dengan bunyi pelatuk pistol yang telah terkokang tepat di belakang kepala Wang Yibo itu.

Wanita itu diam tidak bisa berkata-kata saat dia melihat sosok Xiao Zhan di belakang tubuh Wangyi dengan pistol yang siap menghancurkan kepala Yibo.

"Serahkan kartuku, dan aku akan pergi dari sini secepatnya, aku tidak ada urusan denganmu". Zhan kembali ke mode seorang polisi.

Yibo tak bergerak, fokusnya ke arah wanita tersebut yang sepertinya mengenali Zhan. Airmata tidak dapat terbendung lagi. Dengan lemah wanita itu berkata.

"Xiao Zhan, apa itu benar kamu? Ini ibu, Nak." Zhan menatap pekat wanita itu, hingga air wajah Xiao Zhan menghitam, dia tidak ingin lagi mengingat tentang wanita itu, wanita yang dia yakini telah tewas bersama dengan ayah dan kakak perempuannya ternyata masih hidup dan sedang berdiri di hadapannya.

"Maaf nyonya, ibuku sudah lama meninggal, kau pasti salah orang!" jawab dingin Xiao Zhan. Sambil merapatkan pistol itu ke kepala Wangyi.

"Dia adikmu! Lepaskan dia Xiao Zhan!! Sekarang ibunya menjerit seperti orang yang kurang waras, wajah cantiknya berubah menjadi menyeramkan saat rambut panjang hitam itu sudah dia tarik, dan dia acak-acak sendiri, airmata menghapus riasan makeup sempurnanya itu, menampakkan sosok wanita yang lemah tak berdaya.

"Tenang Ibu, Gege sudah di sini,aku tidak berbohong!" saat ini Yibo sudah beranjak pergi ke arah ibunya mencoba merayu wanita yang kembali seperti anak kecil itu. Zhan yang menyaksikan itu jatuh terduduk lemas bersama boneka kelinci kumal yang sangat dia kenal di tangan kirinya dan pistol di tangan kanannya. Dia sama sekali tidak menyangka jika perburuanya selama berpuluh-puluh tahun akan berakhir seperti ini.

Bersambung.

My Lovely Devil (Final Destiny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang