Sabtu, 5 Oktober 2019

8 1 0
                                    

  Disana sangat gelap,...

  Aku di sekap oleh para prajurit yang entah dari mana asalnya, sesuatu yang ku ingat di kehidupan luar adalah aku baru saja melewati sebuah gerbang yang mempunyai dua penjaga memakai topi berwarna biru seperti seorang polisi, tidak lama setelah itu aku tidak sadarkan diri.

  Pelan aku buka mataku, aku mulai tersadar dari semua pikiran itu, disini sangat gelap, aku seperti berada didalam ruangan yang lembab, di dalam sini begitu basah, air yang jatuh dari langit langit, dan ruangan yang begitu dingin seperti berada didalam goa, atau mungkin ini memang benar-benar sebuah goa.

  Disana aku mulai berjalan, berjalan untuk menemukan sebuah tujuan, bukan sebuah jalan keluar. Aku mulai menyusuri setiap goa, aku menemukan sebuah bambu yang ditumpuk seperti rakit, aku tidak tau siapa yang membuat rakit ini dan untuk apa semua ini dibuat, Aku berhenti sejenak, aku bingung harus melakukan apa selanjutnya, aku merebahkan diriku dan aku tertidur.

  Tetesan air dari langit langit goa membangunkanku, tangan dan kakiku terikat, ku buka mataku,  kulihat begitu banyak orang disekitarku, mungkin sekitar 100 orang yang ada disana dan terikat bersamaku.

  Tidak lama setelah kami tersadar, ikatan kami meloggar dan cukup mudah untuk dilepas, aku membuka ikatanku dengan cepat, begitupun dengan mereka yang telah terikat bersamaku. Salah seorang pria berdiri dan bertanya, “dimana kita?”, belum sempat ada yang menjawab seorang pria yang berdiri tersebut telah mati terkena sebuah anak panah yang menembus dadanya. Ini sangat mengagetkan, seseorang mati didepan mataku dengan anak panah yang menembus dadanya.

  Orang orang yang ada disana terlihat sangat panik, tidak ada waktu untuk berdiskusi, tidak ada waktu untuk berbicara, mereka berhamburan berlari tanpa tujuan. Begitupun aku, aku ikut berlari sambil menghindari anak panah yang terus menghujani kami, satu persatu orang orang disana mati, anak panah itu begitu sulit untuk dihindari, disana sangat gelap dan hampir tidak bisa melihat apa yang ada didepan.

  Dari arah belakang aku melihat sebuah cahaya, cahaya dari sekumpulan orang, ya,  orang orang yang begitu banyak, dengan pakaian yang masih bisa dibilang terkebelakang, semacam sebuah suku-suku primitif yang entah dari mana asalnya. Mereka lah yang menghujani kami dengan anak panah, kami berlari dengan sekuat tenaga, kami tidak tau harus berjalan kemana, karna disana, didepan jalan sana hanya kegelapan yang bisa kami lihat, kami terus berlari menuju kegelapan itu, karena jika kami menyerah dan berlari kearah Cahaya atau kearah sebaliknya kami akan mati oleh anak panah yang terus menghujani kami.

  Kami terus berlari hingga sampai pada titik dimana disana ada tebing yang begitu dalam yang telah menghadang kami dan mungkin kami diharuskan untuk menyebrang, disana hanya ada seutas tali yang terlihat begitu rapuh yang diatasnya terikat oleh beberapa kayu yang menempel di langit-langit goa.
anak panah mulai tidak bisa menjangkau tempat kami, karena ketinggian yang terbatas oleh langit-langit goa, anak panah hampir tidak bisa menyentuh kami lagi.

  Kami pun merasa sudah selamat, kami mencoba menggapai tali yang terikat dikayu itu, mungkin kami bisa menyebrangi tebing ini dengan tali itu, akan tetapi tidak ada yang berani untuk berayun melewati tebing dengan tali itu, dan kami tertahan di tempat itu.
Kini anak panah tidak lagi menghujani kami, benar saja anak panah itu sekarang berganti menjadi senjata api, orang-orang primitif itu kini juga berubah menjadi seorang tentara dengan senjata lengkapnya.
Kami yang tersisa sekitar 60 orang masih tertahan didekat tebing, para tentara itu menembaki kami dari jauh, mereka tidak mengejar kami tapi hanya diam ditempat dan terus menghujani timah-timah panas itu kepada kami, korban-korban kembali berjatuhan, satu demi satu dari kami mati, beberapa dari kami bunuh diri dengan terjun kebawah tebing karena tidak kuat dengan keadaan seperti ini dan ada juga yang mencoba ingin berbicara baik-baik, percuma, ia pun ikut mati dengan peluru yang bersarang dikepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang