PART 24

676 57 4
                                    

"itu apa ?" tanya selfi

"oh, itu gula kapas. kamu belum pernah makan itu ?" ~rara

"belum" kata selfi "enak ga ?"

"rasanya manis, mau ?" tanya rara. selfi mengangguk. rara menyuruh selfi untuk menunggunya di bangku bawah pohon. "kamu tunggu disana aja ya, istirahat dulu. aku mau antri beli"

selfi melihat rara yang sedang antri. lalu dia mengeluarkan perangko biru yang ada di tasnya dan mulai menulis sesuatu. ~rara, temanku yang paling baik...~

tak berapa lama kemudian, rara menghampiri selfi sambil membawa gula kapas berwarna pink

"nih, coba" kata rara

selfi mengambil sebagian gula kapas itu. "enak ! manis !"

"sekarang kita main apa lagi ya ?" tanya rara "naik kincir angin aja ya?"

selfi tertawa melihat ekspresi rara. lalu mereka naik kincir angin

"kamu seneng ga menikmati kehidupan normal malam ini ?" tanya rara

"ya !" ~ selfi

"kalu gitu rencanaku berhasil !" kata rara. rara membawa selfi berkeliling taman rekreasi. ketika satu jam berlalu, mereka menuju pintu keluar. sebelum kembali ke mobil, rara berkata dengan serius.

"sel, aku mau bilang sesuatu" kata rara

"apa ?" ~selfi

rara menggenggam tangan selfi. "saat kamu dioperasi nanti, aku ga mau kamu takut apapun. kamu ga usah takut kehilangan aku, selfi. aku akan nemenin kamu. aku janji ga akan kenapa-napa kalau kamu ga berhasil dioperasi ! mungkin aku sedih, tapi aku yakin aku bisa ngelewatinnya. jadi ga usah khawatir dan kamu harus tenang"

selfi tersenyum "aku tau"

selfi melepaskan pegangan tangan rara "aku juga ga mau kamu takut kehilangan aku, ra. apapun yang akan terjadi aku akan ada di samping kamu"

selfi menunjuk ke dada rara "aku akan selalu ada di sana"

"aku tau !" kata rara dengan mata berkaca-kaca

"makasih untuk hari ini !" kata selfi sungguh-sungguh. "ayo, kita kerumah sakit sekarang !"

rara mengangguk

**********

sepanjang perjalanan ke rumah sakit, mereka tertawa lepas. selfi tertawa mendengar lelucon rara. lalu tiba-tiba dia merasa sesak nafas.

rara sangat panik

"sel, kamu kenapa ?" tanya panik

"rara..." kata selfi lemah

"jangan bicara, selfi !" kata rara

selfi menggeleng "aku ingin kamu tau, hari ini aku benar-benar sangat bahagia"

melihat muka selfi yang pucat, rara benar-benar ketakutan. "sel, jangan bicara lagi !" kata rara "bentar lagi kita sampai di rumah sakit. tahan ya !"

selfi menggenggam tangan rara "ra, waktuku telah tiba. jangan seddih, aku yakin kamu akan baik-baik aja. kamu satu-satunya teman terbaikku"

setelah itu selfi tidak sadarkan diri "selfi !!!" rara menjerit keras "pak, cepat ke rumah sakit !!!" teriak rara ke pak budi

sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah sakit dan selfi langsung dibawa ke ruang operasi. orangtua selfi sudah menunggu disana. setelah satu jam, dokter keluar dari ruangan tersebut. melihat ekspresi dokter, rara tahu bahwa selfi telah pergi. mama selfi menjerit sambil menangis, sementara papa selfi memeluk istrinya dan ikut menangis.

rara tidak percaya selfi sudah tiada. satu jam yang lalu mereka berdua masih tertawa. sekarang rara tidak bisa mendengar tawa selfi lagi. para suster membawa selfi keluar dari ruang operasi, rara langsung menghampirinya. selfi terlihat seperti sedang tidur.

rara memegang tangan selfi dan menangis keras-keras

**********

keesokan harinya rara menghadiri pemakaman selfi. dia mengecat rambutnya kembali kewarna aslinya dan membersihkan kukunya. sebelum pemakaman dimulai, papa selfi menghampirinya.

"ada sesuatu untuk kamu" papa selfi memberikan kertas biru yang sudah ada perangko biru kepada rara. rara mengambil dan membacanya

rara, temanku yang paling baik...

sekarang aku sedang mengingat pertemuan kita di ruang musik. saat kamu masuk dengan rambut merahmu itu, aku tau kalau hidupku ga akan sama lagi. banyak sekali hal yang aku lakukan sama kamu. nemenin kamu menjalani hukuman, taruhan sama kamu, dance pertama yang payah di hari ulang tahunku dan saat jadi bahan tertawaan orang-orang waktu aku pakai jaket sobek-sobekmu itu. aku suka setiap detiknya.

dan aku juga sadar satu hal lagi. bukan saat di taman rekreasi yang membuat hidupku normal, tapi kamulah yang buat aku jadi normal. aku bisa tertawa sama kamu setiap waktu. makasih, rara.. karena uda jadi teman yang selalu ada buat aku. aku ga akan melupakannya seumur hidupku. janji ya kamu akan selalu kuat meski aku ga ada di samping kamu lagi. sekarang aku minta kamu percaya sama aku kalau apapun yang terjadi, aku akan selalu ada disampingmu.

aku sayang kamu, rara...

~selfi~

setelah membaca surat itu, air mata rara jatuh tak tertahankan. tiba-tiba bahunya disentuh oleh seseorang. rara melihat mamanya berdiri disampingnya. "mama kesini ?"

DETIK TERAKHIRWhere stories live. Discover now