Vier

327 34 10
                                    

"Hahh..."

Jemari panjang terulur memungut mainan yang berserakan di lantai. Ia bergerak cepat merapikan dan memasukkannya ke dalam box yang kemudian ia tata rapi di depan kamar anak-anak.

Pinggangnya terasa sakit karena terlalu lama berjongkok. Mungkin efek usia. Ia berdiri, melangkah menuju dapur.

"Teh atau kopi, ya?" monolognya.

Ia kemudian duduk dengan secangkir kopi dalam genggaman. Matanya sudah sangat berat, tapi ia harus tetap terjaga.

Tatapannya tak lepas dari pintu rumah. Menanti dengan sabar kapan pintu itu akan terbuka dan menampilkan sosok yang ditunggu.

Cklek

"Lho? Yoon?"

Akhirnya. Senyum lega kini terpatri manis di bibir Yoongi. Kakinya cepat-cepat menghampiri pria yang berdiri ruang tengah dengan tas di tangan.

"Kenapa baru pulang?"

"Aku ada rapat mendadak."

"Kemarin-kemarin juga rapat mendadak?"

"Hah?" Taehyung tergagap, "Y-ya iya, aku ada lemburan."

"Ooh...capek ya?"

"Lumayan."

"Kamu mau apa? Kopi? Teh? Cokelat panas?"

"Mau peluk," tubuh Yoongi ditarik mendekat sampai kepalanya tenggelam di dada sang suami.

Apa ini?

Yoongi menarik diri. Hidungnya dikerutkan sebelum kemudian bergerak mendorong suaminya ke kamar.

"Lho? Lho? Apa-apaan?"

"Mandi. Kamu bau. Habis itu langsung tidur, aku akan mencuci piring dulu. Tutup saja pintunya, nanti aku menyusul."

Taehyung merengut. Berjalan malas-malasan ke kamar kemudian menutup pintu rapat-rapat. Meninggalkan Yoongi sendiri.

Wanita itu mematung. Ada aroma aneh yang menguar dari tubuh suaminya. Bukan aroma ocean yang biasanya tercium. Aroma bunga mawar yang sangat pekat.

🎶Triiing Triing🎶

"Halo?"

"Yoongi-ah!"

"Eh? Eomma? Tumben menelepon?"

"Eomma merindukanmu tentu saja! Appa-mu bahkan sudah merengek seperti anak kecil karena merindukan cucu-cucunya."

"Ooh..."

"YAK MIN HEECHUL! SIAPA YANG MERENGEK SEPERTI ANAK KECIL, HAH?"

Yoongi tertawa mendengar teriakan protes Appa-nya.

"Siapa lagi kalau bukan kamu, Kyunghoon-ah? Utututu...menangis ya?"

Kan, benar-benar. Kelakuan kedua orangtuanya itu benar-benar seperti anak kecil.

"Eomma, Appa, jangan bertengkar...kalian ini masih saja begitu."

"Hehehe...Sayang, suaramu serak. Kamu menangis?"

"Hah? Tidak, kok," Yoongi buru-buru mengusap sudut matanya yang berair, "Aku cuma kelelahan."

"Benar?"

"Iya, Eomma. Astaga, masa Eomma tidak percaya padaku?"

"Ya sudah. Bagimana kalau besok anak-anak dititipkan ke Eomma dan Appa saja?"

"Hah? Jangan, Eomma! Mere—"

"Tidak masalah, Sayang. Eomma dulu bisa mengurus kamu dan adik-adikmu dengan baik, kok. Lagipula kamu butuh istirahat."

WreckageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang