Dengan susah payah Soobin ngangkat Yeji keatas, dibantu sama Wonyoung yang ngulurin tanganya biar bisa ngegapai Soobin bantu narik.
"Ji, bangun Ji! " panggil Soobin nampar pipi kanan Yeji pelan, enggak ada jawaban.
Mata Yeji ketutup rapet, banyak yang menyaksikan prihatin dan ada juga yang sibuk mencari seseorang untuk disalahkan.
Soobin menekan dada Yeji berharap Yeji bisa membuka matanya, siapa tahu ada air yang masuk.
"Ji, bangun Ji. Jangan tinggalin gue! " kata Soobin dengan badan yang menggigil.
Dengan terpaksa Soobin memberikan Yeji nafas buatan, lalu mengecek nafas Yeji dan nadinya.
Untuk kedua kalinya Soobin memberikan Yeji nafas buatan namun masih tidak ada jawaban.
"Sama gue aja sini, " ujar Guanlin yang berada disamping Soobin, melihat dengan jelas apa yang Soobin lakukan.
"Enggak usah, gue bisa. " tungkas Soobin dan kembali memberikan nafas buatan untuk yang ketiga kalinya.
Hingga saatnya Yeji mengeluarkan air dari mulutnya sembari terbatuk-batuk, matanya berkedip berkali kali menyadari apa yang sudah menimpanya.
"Soobin, " ucap lirih Yeji dan mengubah posisi menjadi duduk.
"Ayo kita pulang, jangan disini bahaya. " dengus Soobin menarik Yeji mengikutinya.
Wonyoung tidak tahu harus berbuat apa dan memilih diam, terlihat jika Soobin emosi dan ingin cepat membawa Yeji pergi.
Yeji melangkah terseret-seret menenteng sebelah high heels nya yang masih terpasang, Yeji menarik paksa tanganya hingga berhenti dihalaman depan rumah Wonyoung.
"Jangan cepet-cepet Bin, " kata Yeji membuat Soobin berhenti dan menatap Yeji datar.
Yeji membuang sepatunya, masa bodoh. Dan memeluk dirinya sendiri, rasa dingin mulai menyeruak ketika angin melewati nya.
"Dingin? " tanya Soobin menatap badan Yeji yang gemetaran.
Yeji menggeleng dan melangkah menuju Soobin.
"Enggak biasa aja, "
Soobin tersenyum paksa dan menarik Yeji, memeluk gadis itu dengan lembut sembari mengusap rambutnya yang basah.
"Bilang, siapa yang ngelakuin ini. " bisik Soobin tapi Yeji menggelengkan kepalanya, bisa Soobin rasakan.
Soobin menghela nafas dan mengangkat Yeji menaruh gadis itu diatas jok motor miliknya.
"Pegangan, " tegas Soobin pada Yeji.
Sesampainya dirumah Yeji tidak bisa bergerak, ia hanya diam diatas jok motor Soobin. Rasanya seperti sudah membeku.
Soobin mengulurkan tanganya tapi Yeji menggeleng dengan wajah pucat pasi, dan kaki yang ia gerakan mencari kehangatan.
Akhirnya Soobin menggendong Yeji, membawa gadis itu keruang tengah menaruhnya diatas sofa.
"Jangan pergi, " ucap Yeji gemetar dan Soobin yang awalnya mau membawakan selimut tidak jadi dan terduduk disamping Yeji.
"Iya, mau bawa selimut. Takutnya kamu makin kedinginan, " kata Soobin tapi Yeji keukeuh tidak mau ditinggalkan.
Yeji meraih tangan Soobin, menggenggam nya menautkan jemari nya pada jemari lelaki itu.
"Biarin kayak gini dulu, " kata Yeji dengan mata yang sudah ingin mengatup.
Soobin mengusap kepala Yeji, dan turun mengusap pipi gadis itu menggesekkan kulitnya diatas kulit gadis itu.
Menyalurkan energi kehangatan yang mungkin tercipta dari sebuah gesekkan.
"Maaf, ga bisa jagain lo. " kata Soobin.
Soobin menaruh kepalanya didekat Yeji menatap gadis itu yang sudah tertidur, tertidur dengan kondisi seperti ini.
Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin Soobin yang menggantikan Yeji baju.
Bisa diamuk Soobin jika Yeji sudah bangun nanti, ingat Yeji sabuk hitam taekwondo. Bisa remuk dibuatnya.
"Tidur besok sekula, " ucap Soobin lalu terkekeh entah kenapa, sembari memainkan pipi Yeji.
"Jangan begadang, " lanjut Soobin seolah menasehati Yeji yang padahal tidak mendengarkannya.
"Jangan galak-galak, "
"Bisa lemah juga kan lu, " kata Soobin terus ketawa garing dan ikut terlelap disamping Yeji, dengan tangan mereka yang masih saling menggenggam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Choi vs Dekel Hwang「Byuntae Namja」
FanfictionEND [ Suatu kejadian membuat mereka menjadi pasutri ] "Lo enggak hamil kan? " ☑nonbaku ☑up kadang ☑banyak typo start: end: