Dream

14 3 2
                                    

   Aku seperti kehilangan beberapa persen tenaga, pergelangan kakiku juga terasa sedikit nyeri, tapi tidak membuatku begitu kesakitan. Ini pertama kalinya aku terbangun dalam kondisi seperti ini.


     Presetan dengan rasa nyeri di bagian kaki.

     Aku haus!

     Lalu melangkah kedapur, meneguk beberapa air di lemari pendingin.

     Terasa lega.

     Tenggorokanku lebih nyaman setelah menghabiskan setengah botol air mineral.

     Benar-benar seperti babi kehausan.

                           ***

     Aku mendaratkan bokong di sofa ruang tamu.

     Mencoba mengingat kembali.

    Barangkali aku bermimpi buruk.

    Maksudku, aku mungkin baru saja bangun dari mimpi buruk.

     Mungkin.

    
     5 detik kemudian. Aku ingat, aku memang baru saja mengalami mimpi mengerikan.

     Aku bermimpi dikejar oleh dua orang pria berbadan besar, mereka tampak berpakaian serba hitam, wajahnya tidak begitu jelas.

    Yang jelas, kejaran mereka sangat menyiksaku. Tubuhku yang mungil dengan langkah pendek tentu tak mampu lari dari kejaran kedua pria itu.

Aku menyerah dan putus asa, aku membiarkan salah satu dari pria tersebut membawa tubuhku ke suatu tempat yang tidak pernah aku lewati sebelumnya.

   Jalannya juga sangat aneh.

Tidak ada pemukiman warga yang dibangun ditempat itu.

    Merasa sudah sampai, mereka kemudian mendorong paksa tubuhku masuk kesebuah ruangan yang cukup besar, dimana, tepat di depanku berdiri seorang wanita bersurai panjang dengan tubuh memar dibagian wajah dan sedikit biru di mata bagian kanan, seperti habis kebentur benda keras. Namun itu tidak menutup fakta bahwa wanita didepanku adalah wanita yang cantik. Terlihat dari rahangnya yang tertata sempurna. Tubuhnya juga ramping seperti model di majalah yang sering aku lihat di ruangan kerja ayahku.

     Wanita itu sempat menatapku beberapa detik, kemudian menghilang secepat kilat.

     Berakhir dengan aku yang juga bangun dari tidur, spontan aku memegangi dada karna merasakan sesak dan juga nyeri luar biasa.

      Dadaku sesak, seperti ditusuk kuat oleh benda tajam, sesaknya seperti saat aku ingin menangis.

     Dan haus luar biasa.

     Sialan! padahal  cuma mimpi.

     Hausnya jadi nyata.

Oke, lupakan. Aku jadi membahas mimpi konyolku.




                               ***
 
     Ngomong-ngomong, namaku Eumji, lebih tepatnya Han Eunji.

    Aku sudah menikah, mungkin sudah lima bulan.

Pernikahan ini tidak begitu aku harapkan, ini hanya pernikahan atas dasar

     Tapi, jika kalian bertanya tentang keturunan. Kami sudah sepakat untuk tidak memiliki keturunan jika pernikahan kami belum memasuki tiga tahun, sebelum tiga tahun itu datang, aku masih punya waktu untuk mempelajari beberapa buku yang Jimin beli khusus untukku baca. Salah satu buku berjudul "Cara terbaik menjadi istri dan ibu"

    Oh ya, Jimin adalah nama suamiku, aku dan Jimin terpaut usia cukup jauh. Umurku 21 tahun  dan Jimin, 28 tahun.

Aku seperti menikahi om-om, ya?

Iya, Om yanh tampan dan seksi sekali.

     Berbicara soal Jimin...kalian juga bisa menebak bahwa Jimin adalah pria yang cukup dewasa untukku. Dari segi usia saja Jimin jelas tujuh tahun lebih tua, lagi pula Jimin anak tunggal. Kata ayah, anak tunggal kadang  dituntut untuk selalu dewasa. Jimin adalah contoh anak tunggal yang cukup mandiri, selain mandiri, Jimin juga tidak suka menunjukkan sisi lemahnya. Padahal Jimin itu cukup manja padaku, selain manja Jimin juga cukup keras dan posesif.

"Mandi lah, ibu akan












My Husband Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang