Grey Area (1)

587 14 3
                                    

Tanganku mengenggam erat Nokia 3310 kesayanganku. Sementara tangan kiri ku memegang secarik kertas yang terlipat 4 kali. Di kertas itu tertulis nomor telp seseorang yang aku kenal 2 tahun lalu. Sejak mendapatkan nomornya, tak pernah sekalipun aku menghubunginya. Kertas itu selalu tersimpan rapi dalam dompetku. Tiba-tiba saja ada dorongan besar dari dalam diriku untuk menghubunginya. Setelah kubuka, kuletakan kertas itu diatas meja. Jantungku berdebar kencang ketakutan. Sejujurnya aku tak yakin sungguh ingin menghubunginya.

Mataku terus memandangi deretan 12 digit angka yang tertera di sana. Hatiku sangat gelisah, aku sama sekali tak tahu apa yang terjadi pada diriku. "Ya Tuhan, maafkan aku, aku tak tahu apa yang harus kuperbuat," kataku dalam hati.

Kini mataku tertuju pada layar hpku. Perlahan aku membuka kunci tombol hp. Satu-persatu aku menyalin nomor telepon yang tertulis ke hpku, untuk memasukannya kedalam kontak. Satu langkah telah selesai, aku kembali terdiam sejenak. Kupejamkan mataku, lalu kutarik napas panjang. Aku sudah tak tahan lagi, apapun resikonya akan kuhadapi itu. Kataku membulatkan tekad.

Dengan lincah tanganku mengetik pesan singkat untuknya. "Met mlm Harry" begitu ucapku untuk membuka percakapan. Setelah pesan itu terkirim hatiku berdebar lebih kencang. Aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Bisa saja setelah dua tahun orang itu sudah berganti nomor.

Selang beberapa menit HPku bergetar, satu pesan masuk. Balasan darinya. "Malam. Maaf sp ya? Dpt noku drmana?" Balasnya dengan memberiku serentetan pertanyaan

"Ak Rean, dulu km ksh no mu waktu kita chat di mirc. Fs ku rean saputra."

Dia tak segera membalas pesanku. Aku rasa dia sudah lupa denganku. Aku berkenalan dengan Harry melalu aplikasi chating MIRC. Aku menyapanya karena nicknya yang unik. Co_bayaran18. Sejak SMA aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan diriku. Aku merasa lebih tertarik pada sosok laki-laki. Aku selalu merasa sendirian karena tak ada yang bisa aku ajak bercerita, ketika melihat nick namenya aku merasa menemukan kawan yang senasib. Awalnya aku cuma iseng menyapa dan bertanya tarifnya. Setelah tahu aku seumuran dengannya dan bertukar akun fs dia setuju memberiku "service" gratis. Dia lalu memberiku no HPnya. Beberapa kali aku ingin menghubunginya tetapi merasa takut.

"Ah iya, udah lama bangt. Kmana aja bru muncul?" balasnya lagi.

"HPku rusak baru ada HP lagi. Mau ketmu ga?"

"Kapan dmn?" Kali ini aku tak perlu mnunggu lama.

"Bsk jam 3 bisa? Ketemu dmn aku nurut."

"Bisa. Ketemu di toko M daerah G ya."

Ok. Jawabku mengakhiri percakapan kami.

Aku kemudian meletakan hpku dan berrbaring di tempat tidurku. Sebuah salib tergantung persis tepat di hadapanku. Kembali kuraih hpku, ada pikiran untuk membatalkannya. Mataku terus memandang salib. Dalam hati aku bertanya apa aku punya pilihan? "Tuhan, apa Engkau mengerti apa yang aku rasakan? Aku akan menemui Harry, jika Engkau marah, marah saja, aku tak peduli lagi," kataku kemudian meletakan HP


Kisah Sunyi Dunia PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang