Dengan perasaan marah yang luar biasa, Mubaek menemui Tanya di Kuil Agung. Ia baru saja pulang dari luar kota dan mendengarkan eksekusi konyol yang Tanya sampaikan tadi pagi. Besok eksekusi mati itu akan dilaksanakan. Yangcha akan digantung di depan gerbang istana.
"Apa maksud semua ini, Tanya-nim? Mengapa kau ingin membunuh Yangcha?"
Tanya tak menjawab, ia hanya memandang api kuil yang tak pernah padam dengan tatapan nanar.
"Tanya-nim!" Seru Mubaek tak sabar.
"Selamatkan dia..." gumam Tanya pelan.
"Hah?"
Tanya menoleh, "selamatkan Yangcha. Malam ini lepaskan dia dari penjara dan suruh ia kabur sejauh mungkin. Kemudian, tolong bebaskan Suku Wahan dari penjara bawah tanah. Kumohon padamu, Mubaek."
Mubaek mengernyit, mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan-lahan akhirnya ia pun mengerti.
"Tagon Niruha? Ini perbuatannya?"
Tanya mengangguk pelan.
"Anda juga harus pergi dari sini. Jika ia tahu Yangcha dan Suku Wahan kabur, anda pasti akan dibunuh."
"Tidak, dia mencintaiku. Dia tidak akan membunuhku."
"Anda masih belum mengenal Tagon? Secinta apapun, dia akan tetap membunuh siapapun yang ia anggap sebagai ancaman. Menurutmu mengapa rumor perselingkuhan ini sampai muncul? Pasti ia yang melakukannya. Kalau ia benar-benar mencintaimu, ia tinggal langsung membunuh Yangcha, buat apa ia menyebarkan aib istrinya?"
"Pertama-tama, selamatkan dulu Yangcha dan sukuku. Selanjutnya, akan kita pikirkan nanti. Pergilah."
Mubaek ingin membantah, tapi akhirnya ia diam saja dan pergi dari sana. Mereka tidak tahu, tadi Tagon telah mendengar segalanya. Ia kembali ke ruangannya, lalu membuka sebuah pintu rahasia. Di sana sedang duduk seorang pria berbaju serba putih. Pria itu menyeringai sambil menjilati bibirnya, dan lidahnya berwarna hitam.
~~~Di penjara bawah tanah, Mungtae berdiri di depan sebuah ruangan yang tertutup. Di dalam sana orang-orang yang sesuku dengannya sedang terikat dan terkurung sejak semalam.
Setelah gagal membunuh Yangcha, ia sempat dikurung di penjara ini juga dan dipukuli sampai babak belur. Kemudian kemarin Tagon datang membebaskannya dengan syarat ia harus menangkap semua orang Suku Wahan dan juga keluarga Harim.
Tadi pagi ia sempat bertemu dengan Tanya saat Tanya hendak naik ke podium.
"Mungtae? Kau baik-baik saja? Bagaimana keluarga kita yang lain? Apakah Tagon sudah membebaskan kalian?"
"Belum, setelah Yangcha mati baru mereka akan dilepaskan."
"Lalu mengapa kau ada di sini? Kau... jangan-jangan..." Tanya tersadar akan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Idn-AC FF] Unspoken Love ✔
FanficRaja Tagon yang lalim memerintah Negeri Arth, menjajah berbagai wilayah termasuk desa suku Wahan. Tanya, anak kepala suku Wahan, berusaha untuk menyelamatkan sukunya dari perbudakan. Ia mengalami berbagai kesulitan hingga ia menyadari misi dan ambis...