EMPAT

6.2K 446 13
                                    

"Andra mau melamar seseorang, Pa." ucap Andra. Ia terpaksa mengingkari janji dengan Gisel untuk mengantar jalan-jalan ke Dufan karena harus berbicara serius dengan Ayahnya.

Laki-laki berusia 64 itu terbatuk mendengar kalimat dari putra sulungnya. "Kamu bilang apa, Ndra?" tanya Lukman-Ayah Andra.

"Andra mau menikah lagi sama temen Andra." jelas Andra lagi.

Lukman menatap Andra tanpa berkedip. Ia tak pernah tahu kalau Andra memiliki seorang kekasih atau sedang dekat dengan seorang wanita. Bahkan di acara keluarga minggu lalu, Tomi yang kebetulan ikut masih menggoda Andra untuk mencari istri lagi.

"Kamu serius? Siapa teman wanita yang mau Kamu nikahi?" tanya Lukman masih tidak percaya.

"Namanya Jeana Nasution, Dia adik tingkat Aku waktu di Melbourne. Andra harap Papa mau memberikan restu untuk Kami."

Lukman terdiam mencerna rentetan kalimat Andra. "Sudah pernah ketemu sama Gisel? Mama juga tahu Kamu mau menikah lagi?"

"Gisel belum pernah ketemu Jeana dan Mama belum tahu." suara Andra terdengar sedikit menurun.

Lukman menangkap sebuah keanehan. Andra meminta izin dengan suara tenang dan tegas, tapi suaranya menurun saat membawa Gisel sebagai pertimbangan.

"Kenapa?"

Andra tampak semakin ragu untuk melanjutkan kalimatnya. "Andra.. tidak sengaja meniduri.. Jeana."

Plak!

Pipi bekas pukulan Julian bertambah kebas akibat tamparan dari Ayahnya. "Sebenarnya siapa wanita yang mau Kamu nikahi ini, Ndra? Kamu sudah pernah gagal dan ditinggalkan oleh wanita tidak baik. Seharusnya Kamu lebih selektif lagi dalam memilih."

"Jeana wanita baik-baik, Pa. Andra yang salah disini karena kehilangan kesadaran saat menolongnya." jelas Andra cepat. Ia tak mau nama Jeana tampak buruk di mata Ayahnya.

Kerah Dewa ditarik oleh Ayahnya. Nafas Lukman tampak berderu keras. "Kamu yakin Dia tidak menjebakmu?"

"Andra yakin, Pa. Andra kenal Jeana dan keluarganya. Kami satu kampus di Melbourne."

Lukman menghempas Andra kembali pada sofa. Nafasnya masih menderu. "Kamu tau, Ndra. Sekali lagi Papa katakan, Kamu pernah gagal dalam menjalin pernikahan." Tatapan mata Lukman menerawang. "Yang ingin Ayah sampaikan disini, cobalah serius dengan komitmen yang akan Kamu bangun. Kamu pernah gagal dan seharusnya tidak gegabah untuk mengambil keputusan dalam hal besar seperti pernikahan."

"Andra akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga pernikahan kedua Andra."

"Ajak wanita itu kemari. Kenalkan pada keluarga Kita. Dekatkan juga Dia kepada Gisel."

¤¤¤

Disebrang sambungan teleponya, Valerie masih terbahak selesai mendengar cerita Jeana. Dia butuh membagi beban pikiranya. Menjaga kewarasanya yang semakin menipis saat sadar Ia telah menerima ajakan menikah Andra lewat Julian.

"Finally, gue akhirnya bisa ngerasain jadi bridesmaid." goda Val lagi.

Jeana menghela nafas. Sepertinya Ia salah bercerita dengan seseorang yang tidak pernah memiliki kata lelah mencarikanya jodoh. Val memang tidak seumuran denganya, mereka dekat di ekstrakurikuler renang di SMA dulu. Sejak itu mereka dekat.

"Gue telpon Lo buat minta saran, onta. Malah ketawa lo." judesnya. "Lagian siapa juga yang mau nikah?"

Valerie berusaha meredakan tawanya. Dia berdehem sebentar. "Menurut gue ini memang jalan jodoh lo, Je." sahut Val selanjutnya.

I Take YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang